Agil dan Lia kembali sekolah hari ini. Setelah kemarin pindah kerumah baru mereka. Mereka pergi kesekolah pagi sekali agar menghindari tatapan bertanya-tanya milik temannya yg tidak tau status mereka.
"Lia" panggil Agil didepan kelas Lia. Sudah ada beberapa orang yg datang, membuat mereka menatap Lia dengan tatapan yg tidak dapat diartikan.
Seorang Adelia Devanessa Argantara, perempuan dikelas mereka yg jauh dari berita-berita dekat apalagi berpacaran dengan seorang pria.
Lia menatap mereka yg melihat kearahnya dengan canggung dan berlari menuju Agil yg berada didepan pintu dengan wajah datarnya.
Agil sengaja kekelas Lia setelah mengantarkan tas kekelasnya karena mengingat mereka tadi pagi belum sarapan apapun. Lagipula, keempat temannya juga belum datang membuatnya bosan berada didalam kelas.
"Ka Agil ngapain?" Tanya Lia ketika sudah berhadapan dengan Agil.
"Ayo sarapan dikantin, tadi pagi kan kita nggak sarapan dirumah" ajak Agil.
Lia mengangguk semangat karena memang nyatanya dari rumah ia sudah buru-buru kesekolah sampai tidak membuatkan mereka sarapan.
Agil menarik lembut tangan istrinya dan menggenggamnya membuat jantung Lia berdetak tak karuan.
Koridor masih sepi, hanya satu dua orang yg berlalu lalang disana. Agil menggenggam erat tangan Lia dengan tangan kanannya dan tangan kirinya ia masukkan kedalam saku celana.
Sampai dikantin, Agil pergi memesan nasi goreng untuk mereka berdua dan Lia yg duduk menunggu Agil sambil memainkan ponselnya.
"Nih makan" ujar Agil yg entah kapan berada didepan. Agil menaruh sepiring nasi goreng dan satu gelas air mineral didepan Lia.
"Makasih" ucap Lia sambil tersenyum manis untuk suaminya.
Mereka menyantap makanan mereka dengan lahap. Agil memesan sama dengan Lia juga, nasi goreng juga air mineral.
----"Afika, ini gimana ngerjainnya?"
"Eh, kok hasil yg gue dapat beda sama hasil yg lo dapat?"
"Rumusnya pake yg mana ini Fik?"
"Ha? Kok beda sama jawaban lo?"
"Nomor 4 pake rumus yg ini atau itu?"
Afika mendadak menjadi pusing mendengar berbagai pertanyaan yg dilontarkan teman-temannya padanya.
Jam pelajaran pertama kelas mereka adalah Matematika. Dan yg membuat mereka tambah kesal adalah Bu Bela yg memberikan tugas 10 nomor kepada mereka tanpa penjelasan terlebih dahulu.
Sebenarnya, Bu Bela juga mau menjelaskan materi tersebut. Tapi, gara-gara teman laki-laki mereka yg malah bermain game dibangku belakang mengharuskan mereka sekelas mendapat imbasnya.
Sekarang, mereka semua berada dimeja Afika dan Lia. Afika yg jago dalam hal yg berbau hitung menghitung itupun hanya pasrah saat berada dikeadaan seperti ini. Tenang saja, Bu Bela sudah tidak berada dikelas karena sedang ada urusan. Tapi, Bu Bela keluar kelas dengan persyaratan tugas yg ia kasih harus WAJIB dikumpulkan saat jam pertama istirahat.
Afika menarik nafas panjang dan menjelaskan tentang cara mengerjakan tugas tersebut pada teman-temannya dengan sabar.
"Kok gue nggak ngerti sih" gerutu Ica sambil mencoret-coret bukunya asal.
"Iya sama, gue juga nggak paham" balas Lia sambil menidurkan kepalanya diatas bukunya.
Afika menggelengkan kepalanya mendengar Lia dan Ica mengatakan itu. Teman-teman mereka yg lain sudah kembali ketempat duduk mereka masing-masih setelah sedikit paham dengan apa yg Afika jelaskan pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGILIA
RandomMenikah dengan sepupu sendiri? Ingat, sepupu itu udah bukan mahrom yah! Yang penasaran yuk langsung baca >> Jangan lupa votenya kawand :) Note: Tulisannya masih acak-acakan dan banyak juga yg typo! Kalo ada waktu nanti pasti bakal direvisi.