Agil menghembuskan nafas kasar saat melihat Lia yg seharian ini mengacuhkannya. Bukan mengacuhkan sebenarnya, tapi Lia seperti menjadi pendiam dan bukan seperti Lia yg Agil kenal.
Semua ini terjadi setelah pulang dari rumah Bundanya. Agil menyugar rambutnya kasar dan mengarahkan perhatiannya sepenuhnya pada Lia yg sedang mengerjakan tugas dimeja belajar yg memang tersedia dalam kamar mereka.
Lia yg merasa diperhatikan itupun menghentikan kegiatannya yg sedang menulis dan membalas tatapan mata Agil dengan sinis.
"Jangan liat-liat!" ujar Lia ganas.
"Kamu cantik kalo lagi serius" balas Agil tersenyum manis membuat Lia hampir pingsan dibuatnya.
Lia berdehem untuk menetralkan jantungnya yg berdetak tak karuan dan kembali fokus mengerjakan tugas Biologinya.
Agil terkekeh gemas melihat raut wajah Lia yg sangat menggemaskan itu. Kalau saja Lia ada didekatnya mungkin dia akan menghujani wajah gemasnya itu dengan ciuman atau cubitan.
"Udah dong Li marahnya. Kamu nggak kasian sama aku? Aku kangen peluk kamu tau" ucap Agil memelas.
Lia yg sedang menulis itupun menahan senyumnya ketika merasakan seperti ada banyak kupu-kupu yg beterbangan didalam perutnya.
Tapi Lia tetap dalam pertahanannya dan tidak menolehkan kepalanya barang sejenakpun untuk melihat Agil. Kalau dia menoleh, mungkin saja pertahanannya akan runtuh dan akan berlari memeluk suaminya itu.
Selesai mengerjakan tugasnya, Lia mengemasi barang-barang sekolahnya dan menghembuskan nafas lega.
"Alhamdulillah" ujarnya lalu kemudian berbalik dan terkekeh ketika melihat Agil yg sudah tertidur pulas diatas kasur.
Lia berjalan mendekat kearah kasur dan membenarkan sedikit letak posisi Agil dan tak lupa juga menyelimuti laki-laki yg sekarang sangat ia sayangi setelah papanya.
Lia naik keatas kasur mengambil posisi disebelah Agil dan menatap wajah damai Agil ketika tidur.
"Maafin Lia" ucapnya sambil membelai rambut hitam legam suaminya.
Lia terus menatap wajah Agil sambil tersenyum manis. "Layla sebenarnya siapa sih Ka? Seistimewa itu dia dihatinya Ka Agil?" Tanya Lia sendu.
Lia menghela nafas dan mencium pipi Agil lalu kemudian ikut berbaring disamping Agil.
----Selesai sarapan pagi, Agil dan Lia kini berada dalam mobil siap untuk berangkat kesekolah.
Masih dengan Lia yg tidak berbicara sedikitpun pada Agil kalau tidak ada hal yg penting, membuat Agil harus bisa menahan kesabarannya.
Agil mendekat kearah Lia untuk memasang sealtbealt punya Lia sebelum terhenti karena ucapan Lia.
"Lia bisa sendiri" ujar Lia yg kemudian langsung memasang sealbealt.
Agil mengerutkan kening saat melihat betapa lihainya Lia dalam memasang sabuk pengaman tersebut.
"Bukannya dulu kamu bilang nggak bisa yah?" Tanya Agil bingung.
"Bukan nggak bisa tapi susah aja" jawab Lia sedikit ketus.
Agil menganggukkan kepalanya mengerti dan kemudian menjalankan mobilnya menuju sekolah.
Dalam hati Lia berteriak menahan malu. 'Sebenarnya dari dulu emang bisa pasang sealbelt sendiri, tapi entah kenapa semenjak nikah sama kamu lebih suka kalau kamu yg pasangin' batin Lia berbicara.
Hanya hampir 15 menit perjalanan, mereka kini sudah berada diparkiran sekolah. Lia turun dari mobil tanpa berpamitan pada Agil membuat Agil menghela nafas kasar dan bergegas mengejar Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGILIA
RandomMenikah dengan sepupu sendiri? Ingat, sepupu itu udah bukan mahrom yah! Yang penasaran yuk langsung baca >> Jangan lupa votenya kawand :) Note: Tulisannya masih acak-acakan dan banyak juga yg typo! Kalo ada waktu nanti pasti bakal direvisi.