"SAYA NIKAHKAN ENGKAU ANANDA AGIL ANGGARA ADITYA BIN AGUS WIJAYA ADITYA DENGAN PUTRI SAYA, ADELIA DEVANESSA ARGANTARA BINTI ANWAR DARMAWAN ARGANTARA DENGAN MAS KAWIN SEPERANGKAT ALAT SHOLAT DIBAYAR TUNAI"
"SAYA TERIMA NIKAHNYA, ADELIA DEVANESSA ARGANTARA BINTI ANWAR DARMAWAN ARGANTARA DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DIBAYAR TUNAI"
"Bagaimana para saksi? SAH?"
"SAH!"
"Alhamdulillah"
Agil tersenyum lega lalu menoleh kesampingnya, melihat kearah seorang gadis yg kini telah sah menurut hukum dan agama menjadi istinya. Lia membalas senyuman yg diberikan untuknya dari suaminya.
Setelah acara menukar cincin dan Lia mencium punggung tangan Agil, kini giliran Agil yg memegang puncak kepala Lia yg dibaluti jilbab putih dengan tangannya untuk memberi doa.
Setelah itu, barulah Agil dan Lia disuruh berdiri untuk menyambut dan menjabat tangan dengan para tamu undangan yg hadiri diacara pernikahan mereka.
Agil dan Lia tersenyum senang menyambut kedatangan gerombolan sahabat mereka yg sedang berjalan menuju kearah mereka. Dengan Ica yg memimpin didepan diikuti Afika dibelakangnya, Dika, Alfin, Bima, dan Aldi yg berbanjar dibelakang Afika.
Agil dan Lia memang hanya mengundang sahabat-sahabat terdekat mereka karena pernikahan mereka juga masih ingin dirahasiakan mereka dari teman-teman mereka yg lain. Tamu undangan yg diundang pun, rata-rata hanya rekan kerja dan teman dekat orang tua mereka.
"Selamat menempuh hidup baru Ka Agil bersama istri. Semoga menjadi keluarga yg sakinah,mawaddah,warohmah." Agil dan Lia tertawa geli mendengar ucapan selamat dari Ica.
Ica beralih pada Lia lagi setelah menelungkupkan tangan pada Agil yg bukan mahromnya. Kini, giliran Afika yg mengucapkan selamat pada Agil setelah Ica maju beberapa langkah menuju tempat berdiri Lia.
"Ah selamat sayangnya akoh, baik-baik sama Ka Agil yah. Sekarang, lo udah sah jadi istri orang, waktu kita buat main bertiga jadi terbatas. Tapi apalah itu yg terpenting lo bahagia nggak boleh sedih-sedih. Gue sama Afika selalu ada buat lo, apalagi sekarang lo juga udah punya Ka Agil" ujar Ica panjang lebar dengan mata berkaca-kaca. Lia kemudian membawa sahabatnya itu kedalam pelukannya.
"Happy wedding Ka. Samawa yah. Gue hanya mau bilang, jagain sepupu gue. Oh iya, buat jaga-jaga nih yah. Lia tuh takut sama darah, takut sama gelap, sama ketinggian juga" Afika mengucap dengan suara pelan pada Agil. Agil tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada sepupu sekaligus sahabat istrinya itu.
Afika menelungkupkan tangan seperti Ica dan kemudian beralih pada Lia yg masih asik berpelukan dengan Ica. "Udah dong Ca, gantian" Afika mencebikkan bibir kesal karena lama menunggu.
Ica dan Lia pun tertawa dan melepas pelukan mereka. Ica maju disamping Lia untuk menunggu Afika yg ingin mengucapkan selamat pada Lia.
"Selamat sepupu plus sahabat terbaik gue. Ah nggak kerasa banget yah, padahal dulu masih main masak-masak pasir sama rumput bareng gue, hanya pake celana dalam lagi. Hahahaha, jangan sedih-sedih bahagia terus pokoknya. Samawa dan aah nggak tau lagi pokoknya" ucap Afika langsung menghambur memeluk erat sahabatnya itu.
Ica kembali menitikkan air matanya, saat melihat Afika dan Lia yg berpelukan sambil menangis. Melepaskan pelukannya pada Lia, Afika kemudian menyeka kasar air matanya yg juga diikuti Lia.
"Kok jadi sedih gini sih. Kan baru nikah kaya mau perpisahan aja" ucap Ica sambil menyeka air matanya. Afika dan Lia hanya tertawa mendengar itu.
"Kita makan dulu yah Li, udah lapar. Tuh kado lo udah kita taro situ sama kadonya mereka" ucap Afika sambil menunjuk para sahabat Agil yg masih bergantian berpelukan ala laki-laki dengan sang pengantin pria.
Lia mengangguk sebagai jawaban. Afika dan Ica pun meninggalkan pelaminan tempat Agil dan Lia berdiri sekarang, menuju berbagai makanan yg sudah dihidangkan diatas meja.
----Setelah acara jabat tangan selesai, Agil dan Lia menghela nafas lelah lalu duduk dikursi yg sudah disediakan untuk pengantin diatas pelaminan.
"Lo capek?" Tanya Agil membuka suara.
"Iya, capek banget. Capek berdiri" balas Lia sambil merosotkan bahunya dan bersandar dikursi yg ia duduki.
"Kata Mama sama Papa nggak banyak yg diundang, tapi tadi tuh banyak banget" Lia mencebikkan bibir kesal. Agil hanya tersenyum geli menatap raut muka Lia yg menurutnya sangat imut itu.
Sadar diperhatikan, Lia pun berhenti untuk mencebikkan bibirnya dan menutup wajahnya malu. "Ka Agil jangan liatin Lia. Maluuu" ucap Lia sambil memukul pelan lengan Agil. Agil tertawa sambil menggelengkan kepalanya lalu mengelus puncak kepala istri sekaligus adik sepupunya itu.
'Aduh kenapa pake dielus lagi Ya Allah. Masyaallah pake ketawa lagi. Nggak tau apa? Kalo jantung gue udah mau keluar' ucap Lia dalam hati.
"Kesitu yuk" ajak Agil sambil menunjuk kearah keluarganya dan keluarga Lia yg sedang duduk sambil berbincang sesekali tertawa bersama. Ada kakek dan nenek Lia juga dari Papa.
Lia mengangguk dan membalas uluran tangan suaminya padanya. Mereka berjalan meninggalkan pelaminan menuju kearah tempat duduk khusus keluarga mereka.
"Aduh pengantin baru nih, sini" Panggil Lina pada kedua anaknya itu.
"Bunda" ucap Lia sambil berlutut mencium punggung tangan tantenya yg sekarang juga menjadi mama mantunya itu. Lina memegang kepala keponakan plus anak mantunya itu.
Setelah itu, Lia beranjak ke arah Ayah mertuanya. Sedangkan Agil, masih berlutut mencium punggung Bunda tercintanya.
"Mamaaa" Lia berhambur kedalam pelukan Mamanya sambil menangis. Setelah dari Ayah mertuanya, Lia beranjak ke orang tua kandungnya.
"Papaa" Papanya menarik putri semata wayangnya itu kedalam pelukannya. Lia menumpahkan air matanya lebih banyak lagi saat berada dalam pelukan sang Papa.
Setelah menyalimi dan berpelukan dengan orang tua mereka, mereka beranjak ke keluarga lainnya juga termasuk Kakek dan Nenek Lia orang tua dari Papanya.
"Liaaa, Agiiil ayo kita foto sama-sama" teriak Bima tanpa malu. Teman-temannya pun hanya pasrah saat ditatap dengan berbagai tatapan oleh para tamu undangan.
Agil dan Lia bergabung pada sahabat-sahabat mereka yg sudah berada di atas pelaminan. Dengan perempuan disamping Lia dan yg laki-laki disamping Agil.
Mereka semua bergaya didepan kamera yg dipegang oleh kameramen yg sudah ditugaskan untuk membidik setiap momen berharga dipesta pernikahan Agil dan Lia.
Setelah sesi foto dengan para sahabat mereka, para keluargapun tak tinggal diam. Mereka juga ikut bergantian berfoto bersama pengantin muda tersebut. Banyak juga dari para tamu undangan yg ikut berfoto setelah menghabiskan makanan mereka.
_________________
HAPPY WEDDING AGIL DAN LIA. SEMOGA MENJADI KELUARGA SAMAWA DAN DIBERKATI ALLAH. SALING BELAJAR MEMAHAMI SATU SAMA LAIN DAN BELAJAR MENJADI SUAMI DAN ISTRI YG DAPAT MEMBAWA MASING-MASING PASANGANNYA KE JANNAHNYA ALLAH INSYAALLAH. AAMIIN🤲🤲
__________________
Maaf kalau part ini sedikit pendek, karena jujur aku kehabisa ide😁. Tapi aku tetap usahain supaya kalian nggak bosan bacanya.
Kalau nggak bisa komen setidaknya beri votenya yah teman-teman🥰
See you :)
KAMU SEDANG MEMBACA
AGILIA
RandomMenikah dengan sepupu sendiri? Ingat, sepupu itu udah bukan mahrom yah! Yang penasaran yuk langsung baca >> Jangan lupa votenya kawand :) Note: Tulisannya masih acak-acakan dan banyak juga yg typo! Kalo ada waktu nanti pasti bakal direvisi.