AGILIA PART 07

9.3K 481 2
                                    

"Kok gue merinding yah?" Lia berkata sambil menggosok-gosok kedua lengannya saat merasa bulu-bulu nyawanya merinding.

"Iya gue juga. Ica lo udah hubungin Bang Dika kan?" Tanya Afika.

"Iya udah. Tadi Bang Dika bilang share lock supaya dia bisa langsung kesini" jawab Ica sambil mendekatkan diri pada Afika dan Lia yg duduk didepan dalam mobil.

Setelah mereka bertiga shopping yg menghabiskan beberapa jam sampai sore, mereka memutuskan untuk menonton bioskop genre horor sampai malam.

Dan dengan tragisnya, saat memutuskan untuk pulang mereka harus meratapi nasib bahwa ban mobil Afika bocor saat mereka dalam perjalanan pulang. Afika tidak membawa ban cadangan karena tidak pernah mengira bahwa mereka akan mengalami nasib sial seperti ini.

Dan kalian tahu? Yg lebih sial lagi, ban mobil Afika bocor dipinggir tempat pemakaman umum (TPU). Akhirnya, mereka memutuskan untuk berdiam diri saja dalam mobil sambil menunggu Dika menjemput mereka.

"Icaaa kok lama banget sih Bang Dikanya, kan gue jadi keinget lagi setan yg tadi ada difilmnya" ucap Lia sambil menoleh ke luar mobil dengan takut-takut.

"Lo udah share lock kan?" Tanya Afika, takutnya Ica lupa.

"Oh iya, gue lupa share lock. Pantasan lama banget" ica menepuk kepalanya. Afika dan Lia sontak memutar bola malas mendengar jawaban dari Ica.

"Eh eh, hp gue lowbat guys" ucap Ica sambil mengetuk-ngetuk layar ponselnya dengan keras berharap agar ponselnya hidup kembali.

"Aelah Icaaaa, kenapa bisa lupa share lock sih? Itu hp lo kenapa bisa sampe lowbat gitu? Mana hp gue juga lowbat lagi" teriak Afika frustasi pada Ica.

"Banyak-banyakin istighfar deh kalian berdua. Pantasan hp gue daritadi penuh notifikasi dari Tante Imeh sama Tante Ria. Dicariin nih kalian, untung gue udah bilang sama mama gue kalo kita keluar mungkin sampe malam." Ucap Lia sambil menunjukkan hp nya pada Afika dan Ica.

"Yaudah lo aja yg hubungin Bang Dika. Nggak usah share lock lama, langsung bilang aja ditelpon" suruh Ica pada Lia yg diangguki Afika.

"Iya cepetan Li, gue nggak betah lama-lama disini. Aura-auranya kaya menyeramkan gitu" sambung Afika yg langsung di iyakan oleh Lia.

Lia pun memutuskan untuk segera menghubungi Dika. Karena hawa-hawa tempat ini semakin lama semakin menyeramkan.

"Assalamu'alaikum Bang Dika, ini Lia temannya Ica" panggil Ica pada Dika saat telepon tersambung.

"Wa'alaikumussalam, ini bukan Dika. Dika-nya lagi siap-siap jemput Ica, kenapa?" Jawab orang diseberang sana.

"Ini Lia mau bilang, hp nya Ica tadi lowbat sebelum share lock ke Bang Dika. Kita bertiga ban mobilnya bocor di pinggir jalan TPU *** di dekat mall *** " ucap Lia memberitahu alamat mereka.

"Oh oke, kita otw sekarang" jawab cowok yg Lia ketahui adalah salah satu teman Dika.

"Iya makasih Ka" ucap Lia.

"Assalamu'alaikum" sambung cowok tersebut, membuat Lia terdiam seketika. 'Kok kaya pernah dengar suara ini ya?' Ucap Lia dalam hati.

"Wa'alaikumussalam" balas Lia yg kemudian memutuskan sambungan.

"Udah" ucap Lia pada dua sahabatnya yg dibalas senyuman puas serta senang.

"Yg tadi angkat telpon lo siapa? Kok kaya bukan suara Bang Dika?" Tanya Ica yg mengenal betul suara Abang satu-satunya itu.

"Nggak tau siapa, kayanya temannya deh. Tapi yg intinya bukan Alfin sama Aldi apalagi Bima" jawab Lia yg juga mengenal suara dari teman-temannya Dika.

"Oh mungkin teman lamanya Bang Dika yg tadi pagi katanya mau disamperin sama mereka berempat ke apartemennya. Gue lupa namanya siapa" Ica mencoba mengingat-ingat lagi semua nama teman-teman dari Dika yg ia kenal.

AGILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang