AGILIA PART 49

2.9K 191 2
                                    

"Udah semua kan?" Tanya Agil.

"Iya udah" jawab Lia sambil memeriksa lagi barang-barangnya dan Agil barangkali ada yg ketinggalan.

"Nggak ada yg ketinggalan?" Tanya Agil lagi sambil ikut berjongkok bersama Lia setelah selesai mengemasi tendanya.

Pagi ini mereka semua mengemasi semua barang-barang dan tenda mereka untuk kembali kerumah setelah acara penutupan tadi malam.

"Ka Agil, Lia mau ke Afika sama Ica dulu" ucap Lia setelah selesai memeriksa semua barang-barangnya dan Agil.

"Hm, hati-hati" jawab Agil.

Lia terkekeh sambil menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari suaminya tersebut dan kemudian berjalan santai menuju tenda Afika dan Ica yg nampaknya masih berdiri tegak tanpa adanya tanda-tanda mau dibongkar oleh sang pemilik.

"Kenapa belum dibongkar tendanya, Fik?" Tanya Lia setelah sampai didepan tenda Afika dan Ica.

"Tuh" jawab Afika sambil melirik sinis Ica.

"Kata Ica, sayang kalo dibongkar tendanya. Biarin aja tendanya berdiri tegak didepan sini katanya" ucap Afika berapi-api.

Lia tertawa kecil saat mendengar ucapan Afika dan melihat wajah kesal dari Ica.

"Yaudah, daripada nggak beres-beres lebih baik ikuti aja maunya Ica. Benar juga kok kata dia, tendanya bagus banget sayang kalo mau dibongkar" usul Lia yg mendapat pelototan tajam dari Afika.

"Tuhkan, benar apa kata gue" sambung Ica senang.

"Heh? Apa-apaan mau ninggalin tendanya disini? Pokoknya gue nggak mau!" Sanggah Afika.

"Kan bisa beli lagi" balas Lia yg diangguki semangat oleh Ica.

"Masalahnya, ini tuh tenda milik bokap gue. Kalo milik bokapnya Ica sih yah gue ikhlas lahir batin ninggalinnya" jawab Afika sewot.

"Lagian yah, emang lo tega biarin tendanya berdiri sendirian disini? Nggak ada temannya lagi, lo mau? Lo tega?" Sambung Afika dengan mengajukan pertanyaan beruntun pada Ica.

'Lah, kok jadi drama kegini sih Ya Allah' ucap Lia dalam hati.
----

Semua orang kini berkumpul melingkar dengan posisi berdiri setelah membereskan perlengkapan kemah mereka semua.

"Hm, sebelum kita pulang kembali kerumah dan habitat masing-masing, marilah kita memanjatkan doa dulu beberapa menit agar perjalanan pulang kita insyaAllah selamat sampai tujuan tanpa ada hambatan apapun" ucap Bima membuka suara ketika semua orang sudah terlihat berkumpul ditempat yg sama.

"Sean, pimpin doa!" Suruh Bima dengan tiba-tiba membuat Sean memberenggut kesal.

Sean menarik nafas panjang sebelum memimpin doa. "Mari kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa dimulai!"

Setelah mengatakan kalimat itu, semua orang yg mendengarnya lantas segera menundukkan kepalanya guna berdoa menurut agama dan kepercayaan mereka masing-masing.

Mereka mendongak bersama-bersama setelah selesai membaca doa dalam hati masing-masing. Mereka semua mulai perlahan-lahan membongkar barisan sebelum suara Agil menyuruh mereka semua agar kembali lagi ketempat semula.

"Sebelumnya maaf udah buat kalian putar arah lagi" ucap Agil sambil terkekeh ringan diikuti yg lainnya.

"Lagian, kalian sih? Belum disuruh pulang udah main pergi aja" sambung Sean ikut memberikan wejangan😆.

"Mau ngapain Gil?" Tanya Alfin yg tadi sudah ikut rombongan orang-orang yg sudah bubar dari barisan.

"Kita buat dulu yg kegini itu" jawab Agil sambil menaruh telapak tangannya diatas angin sebatas pusatnya.

"Yah yg kegini gimana, Gil?" Tanya Bima yg gemas melihat kelakuan ketuanya itu.

"Yah yg kegini itu. Masa kalian nggak tau? Nanti kita teriak 'Karena solidaritas tidak mengenal nama! Salam damai!' Bareng-bareng gitu nanti teriaknya. Bisa kan?" Sambung Agil yg mana langsung diangguki mereka semua.

Mereka menyatukan semua tangan mereka dengan saling menyusun dan berteriak secara kompak.

"KARENA SOLIDARITAS TIDAK MENGENAL NAMA! SALAM DAMAI!"

Ica bertepuk tangan heboh setelah para anak cowok tersebut berteriak nyaring. Lia, Ica dan Afika memang tidak ikut meletakkan tangan mereka diantara para tangan kekar para anak geng motor itu dikarenakan larangan keras dari Agil dan juga Dika. Dan juga alasan Agil dan Dika yg memang sangat-sangat masuk akal.

'Bukan mahrom!'  Itu kata mereka yg memang benar adanya.

Setelah saling bertos dan berpelukan ala lelaki, mereka semua membubarkan diri dari barisan dan mulai berjalan pergi ketempat mereka memakirkan motor dan mobil masing-masing.

Tempat parkiran mereka semua sudah Agil tugaskan satu satpam dari rumahnya untuk menjaganya, jadi mereka bisa tidur dengan nyenyak selama diperkemahan tanpa memikirkan keselamatan kendaraan mereka.

"BWABWAY SEMUA YG ADA DIDALAM HUTAN INI! ICA PAMIT PULANG YAH, SEE YOU NEXT TIME!"

Lia dan Afika langsung menutup wajahnya malu setelah Ica selesai berteriak, dikarenanakan semua cowok yg sedang berjalan didepan merekapun langsung membalikkan badannya dan menatap aneh mereka bertiga.

"Aish, Ica lo bikin malu banget sumpah" ucap Afika menahan kesal.

Dika memutar bola malas dan mengapit Ica dengan lengan besarnya.

"Aaaaaah bang Dika KDRT" teriak Ica yg hanya dianggap angin lalu oleh Dika.

Dika membawa Ica masuk ke dalam mobilnya. Setelah ia duduk dikursi kemudi, dia membunyikan klakson dua kali tanda pamit duluan pada teman-temannya yg masih melongo ditempat karena ulahnya dan Ica.

"DADAAAAAAAH SEMUAAAAAA! BWABWAY HUTAAAAAAAAN!"

"Masih sempat juga teriak tuh anak yah" celetuk Bima tak habis pikir dengan kelakuan adik dari sahabatnya itu.

"Semuanya, gue sama teman-teman pamit duluan juga yah" ucap Zidan, ketua dari geng motor Malvori.

Agil mengangguk sambil tersenyum. "Makasih udah nyempatin hadir"

Perlahan, hutan tempat mereka kini sudah mulai sepi. Tersisa anak-anak dari Black Panther saja sebagai penanggung jawab acara.

"Kamu mau naik mobil atau motor?" Tanya Agil pada Lia yg sedari tadi setia berdiri disebelahnya.

"Hm, kalau Ka Agil mau naik apa?" Tanya balik Lia.

"Tergantung kamunya sih" jawab Agil.

"Tapi, kamu kan bawa motor. Kalau misalnya aku mau naik mobil sama kamu, terus motornya kamu gimana?" Balas Lia membuat Agil terkekeh.

"Yah itumah gampang, Li. Nanti aku tinggal suruh anak-anak atau nggak suruh pak satpamnya yg nganterin kerumah"

Lia menganggukkan kepalanya sambil berfikir. "Yaudah berarti kita naik motor aja, supaya nggak ngerepotin teman-teman kamu terutama pak satpamnya. Kasian mereka"

"Yah kalo gitu mending nggak usah mikir daritadi, bu bos" celetuk Bima yg langsung dihadiahi tatapan tajam dari Agil.

Agil menganggukkan kepalanya pada Lia dan kemudian menolehkan kepalanya pada anak-anak Black Panther.

"Kalian boleh pulang, makasih udah nyempatin waktu buat datang dan berpartisipasi dalam acara ini. Hadiahnya nanti kita makan-makan" ujar Agil membuat mereka menatapnya dengan mata berbinar senang.

"Untuk waktunya, nanti gue kabarin di chat" lanjutnya.

___________

Maaf yah udah lama nggak update🙏😊.
Jangan lupa vote dan komen🥰.
See you :)
Bwabway👋👋.





























AGILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang