Ujian kelulusan terakhir yang ditutup dengan mata pelajaran terhoror kini sudah terlewati. Nila berhasil mencetak rekor sebagai salah satu siswi yang menyelesaikan ujiannya hanya dalam kurun waktu setengah jam saja. Hebat bukan anak ajaib itu?
"Eh gimana Nil? Aku heran tau sama kamu cepet banget jawab ujiannya. Bukannya kamu paling go to the blok banget ya kalau di MATEmatika."
Shit! Akwowkwkdkk!
Nila mengumpat dalam hatinya, ia menatap sebal temannya itu karena selalu saja memperjelas jika ia sangat oon di mata pelajaran matematika.
"Heh ITAW! Gak bisa apa gak usah bahas itu? Aku ini pintar, cuma soal matematika nya aja yang terlalu mempersulit hidup aku!"
"WATI! W-A-T-I bukan ITAW! Sembarangan bolak balik nama orang!"
"Nyenyenye."
Wati, merupakan salah satu teman terdekat Nila sejak pertama masuk sekolah menengah pertamanya. Dari banyaknya siswa-siswi yang berada di sana, hanya Wati lah yang sukses membuat Nila merasa nyaman dan sefrekuensi dengannya meskipun terkadang dirinya juga sering membuat Wati darah tinggi. Tidak! Keduanya sama-sama suka membuat darah tinggi siapapun. Nila dengan mulut ceplas-ceplosnya dan Wati dengan tingkat lolanya yang sangat luar biasa.
"Pesen ojek mau kemana? Ayah ganteng gak jemput, kah?"tanya Wati
Ayah ganteng, yang di maksud Wati adalah Cakra. Teman Nila itu sangat tergila-gila dengan ketampanan Cakra, bahkan ia secara terang-terangan bermimpi ingin menjadi ibu tiri bagi Nila.
"Dih! Mau ketemu pacar dong!"
"Pacar? Yang sering nganterin kamu itu? Yang tua itu kan? Yang seumuran sama bapak aku?"
Plak!
Nila menepuk belakang kepala Wati hingga temannya itu sedikit meringis kesakitan.
"Enak aja kamu bilang tua! Kamu gak tau aja sih kalau pacarnya aku itu super bohay, tampan, sumber duit berjalan buat aku, ha? Aahhhh tuh kan jadi pengen cepet kesana, pengen peluk...."
Wati bergidik ngeri, merinding melihat Nila yang tersenyum sendiri sembari memeluk dirinya sendiri. Memang ia menyadari jika lelaki yang di klaim sebagai pacar Nila itu sangat tampan dan gagah apalagi jika memakai kemeja dengan lengan baju yang dilipat sampai ke siku tangannya.
Meskipun begitu, tetap Cakralah yang menjadi idola Wati.
Setelah lama menunggu akhirnya ojek yang dipesan Nila datang juga, ia langsung pergi ke perusahaan opa Jeffry di mana pacar dan ayahnya juga bekerja di sana. Aa senang rasanya melihat ayah dan pacarnya itu sangat dekat, jadi hal itu akan memudahkan untuk mendapatkan restu dari sang ayah.
Tidak ada yang tahu jika mereka menjalin hubungan, Haris sudah menyatakan perasaannya ketika Nila berusia tiga belas tahun atau saat Nila sudah duduk di bangku SMP. Bagaimana dengan Cakra dan Nisa? Mereka tidak kepikiran sampai kesana, yang mereka tahu memang dari dulu Nila dan Haris memang sangat dekat seperti ayah dan anak, jadi mereka tak mencurigai kedekatan keduanya.
Sesampainya di sana, Nila langsung merapikan rambutnya dan memakai sedikit lipstik tipis yang sempat diam-diam ia curi dari kamar sang ibu. Dia memang benar-benar anak yang tak mau modal, jika ada punya Nisa dan Sakra kenapa dia harus beli?
"Udah cantik! Haaaaahhhhhhhh!"
Nila mencoba mengecek bau nafasnya terlebih dahulu sebelum benar-benar bertemu dengan Haris, perfect! Ia ingin selalu terlihat perfect di mata Haris.
Ia mulai memasuki perusahaan opanya, ia juga sesekali menyapa beberapa karyawan di sana baik yang dikenal maupun tidak, bagi mereka yang sudah tahu siapa Nila mereka tak akan heran dengan kehadiran anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
QueeNila (End)
RomanceTIDAK PLAGIAT DAN JANGAN PLAGIAT!!! "Cinta itu lucu ya bisa berlabuh kemana aja tanpa kita dugong."-Nila Diam-diam menjalin hubungan dengan teman ayahnya namun kemudian dipertemukan dengan anak dari mantan masa lalu sang ayah. Apakah Nila akan olen...