41. Berdamai

5.9K 792 228
                                    

Hai i'm come back!

Jangan lupa vote sama komen yang sebanyak-banyaknya ya, supaya aku juga semangat updatenya.

Happy reading!

****

Diam, hening, dan tenang itulah beberapa kata yang menggambar situasi di dalam mobil saat ini. Sudah beberapa kali Nila mencoba melirik Haris yang terus saja tak berbicara, bahkan untuk sekedar bertanya Nila juga merasa tak enak hati.

Aura Haris sungguh berbeda, ia semakin terlihat seperti lelaki jantan yang sesungguhnya. Wajahnya yang galak dengan kening yang selalu mengkerut menambah kesan ketampanannya.

"Turun!"

Nila sontak menggeleng, ia masih menundukkan kepalanya dengan jemari yang terus melilit ujung dasi yang ia kenakan. Ia merasa cemas sekarang.

"Ja-jangan turunin aku di pinggir jalan Vie."

Suara decakan Haris terdengar, lelaki itu tak mau menoleh kearah Nila karena kekesalannya. Jemarinya terangkat untuk memijat pelan pelipisnya, ia sangat lelah di tambah lagi dengan tubuhnya yang sedikit bergetar karena belum mengisi perut sejak dari tadi pagi.

"Turun!"

Untuk kedua kalinya Nila menggeleng pelan, dirinya tak mau turun sesuai dengan perintah Haris, dia tetap kekeh untuk berada di dalam mobil. Ia sangat takut untuk diturunkan di pinggir jalan.

"Jangan turunin aku di pinggir jalan Vie, gimana nanti kalau ada penculik? Vie tega nurunin aku gitu aja? Aku tau kok kalau Nila udah gak sengaja lukain hati------"

"Ssstttwkdbakakj! Lihat ke samping, jangan nunduk terus! Angkat kepalamu dan lihat di samping kirimu Nila!"

"Lagian siapa yang mau turunin kamu di pinggir jalan? Kamu pikir Vie setega itu? maaf aja Vie ini orang yang bertanggung jawab."sambungnya.

Nila mengangkat kepalanya setelah mendengar perkataan Haris, dia mulai memutar kepala ke samping kiri sesuai perintahnya melihat sebuah rumah makan yang dulu pernah ia singgahi bersama sang kekasih. Ternyata yang ada dipikirannya itu tidak benar, Haris tak menurunkannya begitu saja melainkan mengajaknya untuk singgah sejenak.

"Ramutu House?"

Haris hanya melirik Nila sekilas, ia bisa melihat raut wajah Nila yang sedikit kebingungan. "Vie mau makan, Vie udah gak ada kekuatan buat nyetir. Kamu mau ikut turun atau gak ya terserah."

Haris segera turun dari mobil, ia membanting pintu mobil itu dengan kencang hingga membuat tubuh Nila tersentak kaget. Karena juga di selimuti oleh rasa lapar akhirnya Nila memutuskan untuk menyusul sang kekasih.

Sedikit informasi jika Ramutu House merupakan rumah makan yang sangat unik, ia di kenal karena menyediakan menu yang sangat langka buatan tangan sendiri dan hanya Ramutu House sajalah yang bisa menyediakan itu.

"Turun juga ternyata."

Nila hanya menyengir memperlihatkan deretan giginya yang rapi, untuk urusan makan memang dia selalu berdiri paling depan, ia bisa mendepak siapa saja yang menghalanginya apalagi rumah makan itu sudah lama tak mereka kunjungi membuat Nila rindu akan cita rasa kelezatannya.

Kring..kring...

Haris menekan bel yang berada di atas meja sebagai tanda untuk memerintahkan salah satu pelayan untuk menghampirinya dan mencatat pesanannya.

"Selamat siang pak, dek, selamat datang di Ramutu House. Ini daftar menunya silahkan di pilih mana yang akan dipesan biar saya catat."

"Y."

QueeNila (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang