05. Anak Luknut!

10.8K 1.2K 386
                                    

"NILAAAAAAA...."teriak Cakra.

Hari ini adalah hari kelulusan bagi Nila, namun ada satu hal yang membuat Cakra ingin sekali membuang Nila ke panti asuhan yaitu ketika melihat nilai ujian akhir yang tertera pada selembar kertas yang bertuliskan hasil ujian akhir sementara atas nama QueeNila yang sempat ia remas dengan tangannya. Ia ingin mengubur dirinya hidup-hidup ketika berada di aula sekolah Nila tadi.

Nisa datang dengan raut khawatir setelah mendengar suaminya berteriak. "Kenapa kak? Kenapa teriak-teriak?"

Cakra menguraikan dasinya, ia melemparkan jasnya begitu saja ke sembarang tempat. "Lihat ini Nis!" Ia memberikan selembar kertas itu pada Nisa.

Nisa membukanya. Awalnya tak ada yang salah dari isi di dalamnya namun seketika matanya membulat melihat satu hal yang benar-benar membuat Nisa ingin sekali mengelus dadanya. Ingin marah tapi bagaimana lagi ia tak tega melakukan itu dengan Nila.

"NILA! TURUN!"

"Ada apa yah?"tanya Sakra yang baru saja akan mengembalikan ponsel ke bundanya.

Cakra tak menggubris pertanyaan Sakra, ia terus berteriak memanggil anak gadisnya, Nila agar segara menghadap dirinya.

"NILAAAAAAA!!!"

"Jangan teriak-teriak kak, biarin aku yang manggil Nila."

Cakra mengibaskan tangannya, ia membiarkan Nisa untuk memanggil Nila.

"Ada gak sih yang mau nampung Nila? Bisa-bisa gue gila lagi kalau gini caranya."gumam Cakra dengan memijat pelan pelipisnya. Sedangkan Sakra ia terus diam karena tak tahu apa yang sedang dipermasalahkan oleh ayahnya itu.

Sesampainya di kamar Nisa langsung memasuki kamar Nila, ia sempat mengernyit kebingungan karena tak menemukan keberadaan Nila di sana.

"Jangan... Jangan sampai bunda tau aku di sini.. tuhan selamatkan diriku dari kemarahan kedua orang tuaku, tuhan.. aku belum menikah.."gumam Nila.

Lemari, Nila bersembunyi di dalam lemari. Ia tahu apa yang akan diributkan oleh ayahnya. Karena saking takutnya mendengar teriakan sang ayah-Nila langsung meloncat dan bersembunyi. Awalnya ia ingin bersembunyi di bawah kolong kasur tapi tak jadi karena di bawah sana Nila melihat dua tikus yang sedang berkencan jadi dirinya tak ingin menganggu tikus itu.

"Nila?"

Astaga di mana anak itu, pasti sembunyi..

"Nila jangan sembunyi. Bunda tau kamu ada di kamar, ayo keluar."

"Nila keluar sebelum bunda marah."

Berkali-kali Nisa memanggil anaknya, tapi tetap saja anak gadis itu tak mau keluar dari persembunyiannya.

"Mau keluar atau bunda gak ngasih kamu izin keluar dari rumah ini?!"

"Astaga ancaman bunda gak main-main, kalau aku gak dibolehin keluar rumah itu berarti tandanya aku gak bisa keluar sama ayang Haris dong? Aihh gak! Ini gak boleh terjadi."gumam Nila

Clek!

Nila membuka perlahan pintu lemari, terlihat sangat banyak sekali keringat yang mengucur di pelipisnya. Ia menyengir memperlihatkan deretan giginya pada sang bunda.

"Hulla ibu? Maaf ya Nila ketiduran di lemari. Awalnya Nila mua tidur di kasur bun tapi gak jadi soalnya tikus di bawah kolong kasur Nila sedang berduaan jadi Nila gak mau deh jadi penggangu mereka."

Ibu dua anak itu langsung menggelengkan kepalanya menatap tak percaya dengan kelakuan Nila. Ia heran tingkah Nila yang pintar sekali untuk mencari alasan."Ditunggu ayah di ruang keluarga."

QueeNila (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang