32. Maaf

8.4K 1.2K 584
                                    

"Vie punya batas kesabaran! Vie emang ngebebasin kamu berteman sama siapa aja tapi gak kayak gini caranya. Jangan kira kalau Vie gak bisa buat nyawa orang melayang ya Nil! Lepasin tangan kamu sekarang juga, LEPASIN!!"sambungnya.

Glek!


Nila menelan air liurnya dengan susah payah ketika melihat kilat kemarahan dari sorot mata Haris, ia sebenarnya takut, detak jantung nya berpacu dengan kencang. Bola mata coklatnya tak sengaja saling bertemu dengan bola mata yang penuh dengan kebencian.

"MASIH GAK MAU LEPAS?!"

Nila menggeleng lemah, kepalanya terangkat untuk melihat Daffa yang berada satu langkah di depannya berdiri dengan tenang sembari menatap Haris dengan wajah datarnya, bahkan Nila tak menyangka jika tak ada raut ketakutan sedikitpun.

"Jangan takut, aku akan lindungi kamu."ucapnya pelan.

Nila mengangguk pelan, ia semakin mempererat tangannya yang bergelayut di lengan Daffa, ia percaya jika Daffa bisa melindunginya dari kemarahan Haris.

"Hah.."Haris menengadahkan kepalanya keatas sembari menghirup udara sebanyak-banyaknya lalu kembali mengalihkan matanya menatap tangan Nila. Tanpa basa-basi lelaki itu secara paksa menarik tangan Nila hingga membuat sang pemilik tangan meringis kesakitan.

"Sa-sakit Vie...."

Daffa tak tahan! Ia menghempaskan tangan Haris secara kasar lalu mendorong tubuh lelaki itu agar segera menjauh dari Nila. Daffa sempat terkejut ketika tak sengaja melihat kulit Nila yang melepuh, ia menjadi sangat marah dibuatnya.

"Bisa gak usah kasar sama Nila, hah?!!"

Wajah datar, dingin, tak banyak bicara kini mulai berteriak kencang tepat di depan Haris. Kali pertamanya Nila juga melihat Daffa yang terkenal diam dan tenang kini mulai menunjukkan kemarahan nya.

Mendapatkan perlakuan itu membuat Haris tak terima, ia mengarahkan tangannya untuk menarik kerah seragam yang di gunakan oleh Daffa. Mereka saling menatap penuh kebencian satu sama lain, mereka sama-sama terbakar oleh emosi. Haris emosi melihat kedekatan kekasih nya dengan lelaki lain, sedangkan Daffa sendiri emosi karena melihat begitu kasarnya Haris dengan Nila. Bahkan begitu bodohnya lelaki itu tak sadar jika Nila sedang tak baik-baik saja.

"Tau apa kamu tentang saya?! Dia kekasih saya, calon isteri saya, saya berhak atas dia!"

Daffa mendesis sinis, ia melepaskan dengan kasar tangan Haris dari kerahnya."Melihat anda yang seperti ini memperlakukan Nila membuat saya semakin ingin merebut Nila dari anda."

Bugh!

Satu bogeman berhasil mendarat di pipi mulus Daffa hingga menyebabkan wajahnya memaling kesamping, badannya sedikit oleng tapi tak membuat Daffa melepaskan tangannya dari genggaman Nila. Lantas bagaimana dengan Nila yang melihat kekasaran Haris? Tentu saja ia benar-benar sangat terkejut, sungguh kali pertamanya ia melihat Haris menyakiti orang lain. Nila bahkan tak bisa percaya apakah lelaki yang baru saja melayangkan pukulannya itu adalah kekasihnya atau bukan.

Daffa menyeringai, ia melepaskan tangannya dari genggaman itu dan..

Bugh!

Daffa membalasnya, bahkan lebih keras dari pukulan Haris.

"Itu balasan karena anda telah menyakiti Nila!!"

Nila menutup mulutnya tak percaya, kedua lelaki itu bertengkar karena nya. Matanya langsung berkaca-kaca melihat sudut bibir Daffa dan Haris yang sedikit mengeluarkan darah

QueeNila (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang