51. Membicarakan Wati

3.3K 345 84
                                    

Hallo, selamat datang dan membaca kembali di cerita "QueeNila."

Terima kasih untuk kalian yang masih setia untuk menunggu kelanjutan cerita ini.

Jangan lupa vote dan komennya ya 💜

Happy Reading!

*****

Hari ini adalah hari terakhir semua murid melaksanakan Classmeet sebelum hari Sabtu pengambilan Raport yang bersamaan dengan hari ulangtahun Nila serta perayaan tiga tahun hubungan Nila dengan Haris.

Suara Nila terasa habis, tenggorokannya terasa kering setelah berteriak dengan keras menyoraki kelasnya yang sudah berkali-kali menang dalam pertandingan. Termasuk menyoraki Daffa yang ikut andil dalam kemenangan kelas mereka di pertandingan basket. Keringat Daffa yang berjatuhan sangat terlihat sexy di mata Nila yang jelalatan.

Pertandingan itu telah benar-benar selesai, Daffa yang sudah kebanjiran keringat lantas menghampiri kedua wanita yang sudah menunggunya di bawah pohon yang rindang dengan bangku kayu panjang di bawahnya. Daffa tersenyum kepada mereka, ia mengambil posisi duduk di tengah-tengah kedua wanita itu.

QueeNila mengerti betapa hausnya Daffa, ia dengan segera memberikan air mineral yang sudah ia siapkan dari rumah namun disaat yang bersamaan Wati juga ikut menyodorkan air. Membuat Daffa terdiam, ia melirik kedua wanita itu secara bergantian dan botol siapa yang Daffa pilih? Tentu botol mineral dari Nila, meneguknya hingga tandas tak tersisa mengabaikan Wati yang masih terdiam dengan posisi yang sama.

Sebelah kanan tangan Daffa diam-diam bergerak untuk menurunkan tangan Wati supaya tak menyodorkan air kepadanya dengan tatapan yang masih tertuju pada Nila. Melihat Nila yang terus tersenyum kepada layar ponselnya sendiri membuat ingin sekali mengetahui alasan di balik senyuman itu.

Sekilas ia mencoba menengok kearah Wati yang hanya bisa terdiam. Daffa mengikuti arah pandang Wati yang tengah memperhatikan murid lain, wajahnya menjadi datar, ia mencoba melirik kearah Wati dan murid lelaki itu secara bergantian untuk memastikan dan ternyata memang benar Wati tengah memperhatikannya.

Daffa lantas merebut botol mineral Wati secara kasar, meneguknya kembali hingga tandas meskipun sebenarnya perutnya sudah terasa penuh atas air mineral dari Nila yang sudah lebih dulu ia habiskan.

"Kamu kenapa Daf? Haus banget ya sampai habis dua botol kayak gitu?"tanya Nila yang keheranan dengan tingkah Daffa, seperti ada sesuatu yang membuat Daffa kesal, apalagi terlihat dari wajahnya yang memerah. Kemungkinan efek dari serangan matahari yang dengan langsung menusuk kulitnya yang putih.

"Panas, mau ganti baju."Daffa berpamitan, namun sebelum itu ia menyempatkan diri untuk mengacak-acak rambut Nila dengan gemas hingga membuat Nila berteriak kesal.

Daffa terus berjalan kearah lapangan, entah karena ia terburu-buru hingga tak sengaja menabrak bahu lelaki yang sempat ia perhatikan tadi. Tanpa meminta maaf ataupun menoleh sedikitpun, Daffa terus berjalan menghiraukan umpatan kekesalan yang ia dengar di telinganya.

"Ada yang aneh dari Daffa gak sih?"

Wati menggelengkan kepalanya, ia terlihat tak acuh dengan pertanyaan Nila. Karena sedari tadi ia juga berpikiran yang sama, sama-sama melihat keanehan perilaku Daffa. Ia sempat tersenyum sekilas sebelum akhirnya mengambil botol kosong itu untuk ia simpan lagi ke dalam tasnya.

"Wati, kamu gak lupa kan kalau bakalan ada hari spesial?"

"Hari spesial? Menurut aku semua hari itu sama.  Sama-sama membosankan."

QueeNila (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang