10. Peduli?

8.4K 1K 160
                                    

"Jelasin! Mau ngapain kakak tadi sama Haris?!"

Mereka kini berada didalam kamar Nila, melihat begitu dekatnya Nila dengan Haris membuat Sakra langsung menarik tangan sang kakak dan menyeretnya menuju kamar, tak lupa ia juga mengunci pintu utama tanpa memberi Haris kesempatan untuk berpamitan.

"A-apa? Gak ngapa-ngapain gitu kok!"

Sakra berdecak kesal, ia melipatkan kedua tangannya didepan dada sembari menatap tajam sang kakak.

"Hah! Sakra ini anak Indihome bisa tau semua yang ada dipikiran kakak! Sekarang mau jujur atau Sakra aduin ke bunda-Ayah?!"

Haha apa katanya tadi?? Indihome? Canda Indihome...

"Jelasin kenapa bibir kakak monyong-monyong tadi di mobil sama Haris?!"

Nila mengusap tengkuknya yang tak gatal, ia sekarang sangat merasa terintimidasi oleh adiknya, segitu posesifnya kah Sakra dengannya?

"Monyong-monyong gimana? Salah lihat kamu tuh.. oh ya mana ayah sama bisa bunda?"

Bugh! Sakra menendang kaki Nila dengan kesal.

"Gak usah ngalihin pembicaraan ya kak! Kakak beruntung karena ayah sama bunda sampai sekarang gak percaya kalau kalian itu pacaran, tapi kakak ingat kalau Sakra disini tau! Kalau kakak berani macem-macem Sakra yang akan maju lebih depan untuk memotong leher kakak!"

Glek! Nila menelan ludahnya dengan kasar ketika berhadapan dengan wajah Sakra yang begitu galak dan serius, beda dengan Sakra sebelumnya. Meskipun anak itu masih duduk disekolah dasar namun gaya bicara dan pola pikirnya sungguh lebih dewasa daripada Nila. Sakra benci sebenarnya melihat sang kakak yang tak tahu batas jika berdekatan dengan Haris.

Sakra langsung pergi begitu saja dari kamar Nila dengan menutup kasar pintu itu hingga membuat Nila terjingit kaget dan mengelus dadanya perlahan.

"Astaga, gila sih ini bisa punya adek kayak gitu. Heran aku sama Sakra, kadang diem, kadang ngomongnya panjang, kadang nyebelin dan sekarang bisa galak juga dia."

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, kini kedua anak Cakra sedang menunggu kedatangan orangtuanya yang entah kemana di ruang keluarga. Sakra sibuk memainkan game diponselnya sedangkan Nila sibuk membersihkan kotoran dihidungnya. Ia sangat menikmati ketika jari telunjuknya berputar kesana kemari mencari harta karun didalam lubang hidung nya sembari memejamkan matanya.

"Ahhhh mantap.... Seger betul... Gila sih banyak banget upilnya."

Sakra yang melihat itu langsung mulai menggeser tubuhnya untuk lebih jauh dari sang kakak, kebiasaan yang tak pernah bisa sang kakak hilangkan membuat nya sangat jijik.

Nila membersihkan jemarinya dengan tissue basah yang berada di meja didepannya. Ia sekarang bingung harus berbuat apa, sesekali ia mengecek ponselnya sudah banyaknya pesan yang ia kirim pada orangtuanya tak kunjung dibalas sama halnya seperti Haris, lelaki itu juga tak memberikan kabar apapun pada Nila namun Nila membiarkannya ia berpikiran kalau Haris memang masih sibuk seperti sebelumnya.

"Huuhh... Bosen! Pengen makan! Mana ayah sama bunda sih?! Ingat gak sih mereka sama kita?! Atau jangan-jangan kita ditelantarin dek?"

"Berisik! Sebentar lagi mungkin pulang!"Sakra melirik Nila sekilas kemudian mengalihkan lagi matanya pada ponsel yang ia mainkan.

"Keluar dari tadi dek? Kamu tau gak kemana mereka?"

"G!"

"Tapi pamitan sama kamu kan tadi?"

"Y!"

Nila berdecak sebal ketika mendengar jawaban super singkat Sakra yang membuatnya sangat tak puas.

QueeNila (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang