58. Rencana dibalik Rencana

1K 114 23
                                    

Haris telah mengumumkan akan bertunangan secara tiba-tiba dengan Dilla yang membuat syokk Nila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haris telah mengumumkan akan bertunangan secara tiba-tiba dengan Dilla yang membuat syokk Nila.

Daffa yang datang sebagai pahlawan, dan menenangkan Nila dengan janjinya yang akan menemani Nila untuk datang di hari pertunangan Haris.

Daffa juga telah menyatakan perasaannya, dan menunggu Nila untuk memberikan sebuah jawaban.

*****

Menjengkelkan!

"Dia akan menikah, besok dia akan bertunangan dengan tante Dilla..."

Srrooottt!

"Vie akan menikahi wanita lain. Lalu, janji belasan tahun itu buat apa?"

Nila terdiam, merenung di balkon kamarnya. Dia jarang keluar, menghabiskan sisa masa libur sekolahnya hanya untuk merenung. Sedikit penyesalan mengapa waktu itu ia dengan mudahnya mengucap kata pisah untuk hubungan mereka yang sudah terjalin bertahun-tahun lamanya.

Dengan Daffa, ia mungkin sedikit baper waktu itu. Ia sering menghubungi Daffa untuk mencari teman mengobrol tapi entahlah tidak ada balasan sama sekali. Apa mungkin janji Daffa untuk menemaninya datang ke acara pertunangan Haris juga hanyalah kebohongan saja? Buktinya setelah pulang dari rumahnya, Daffa sudah tidak memberinya kabar bahkan terasa menghilang bak ditelan bumi.

Sama halnya dengan Wati, ada apa dengan mereka semua? Huhu, Nila benci kesepian!

"Sialan, kebaya sialan! Kenapa coba tanpa malunya kasih kebaya ini buat aku?! Mau apa Vie, mau pamer gitu?!"

"Huaaaa, aku masih sayang sama Vie! Aku sumpahin cerai, cerai, cerai, kalian cerai nantinya!"

"Siapa yang kamu sumpahin seperti itu?"

Nila terdiam seketika, ia menutup mulutnya rapat-rapat. Berpikir, sepertinya ia mengenal suara itu. Suara serak serak berserakan yang sudah lama ia rindukan.

"Yang aku sumpahin ya kamu lah!"ketusnya tanpa menengok, sebab ia malu tak pernah merawat wajahnya lagi yang penuh dengan panu.

Bukannya membalas, justru Haris yang datang dan berdiri di belakang Nila hanya tersenyum tipis. Lelaki berdasi polkadot itu mulai mengayunkan tangannya untuk mengusap rambut Nila yang kusut dan lepek.

"Ihh apaan, gausah deh sentuh aku lagi! Gak ingat besok mau tunangan, ha?!"

Haris gemas, ia mencubit tipis pipi Nila yang memerah. Tidak lagi marah, justru Nila malah ingin menangis. Ia tidak bisa lagi membayangkan bagaimana besok Haris dengan bahagianya menggandeng tangan Dilla. "Huaaaaa!"

Nila membalikkan badannya, tanpa aba-aba memeluk tubuh Haris dengan erat. "Gak mau!"

"Terus aku gimana?! Vie udah janji mau nikahin aku, kenapa sekarang tiba-tiba mau nikah sama tante Dilla, ha?"

QueeNila (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang