“Kusut banget tuh muka kayak bunda kalau uang belanjaannya dari ayah kurang..”ejek Cakra
Nisa mengerucutkan bibirnya melirik Cakra sekilas yang sedang asyik menyantap roti selai kacangnya kemudian beralih menatap Nila yang datang dengan langkah lesunya menghampiri mereka di meja makan.
“Kenapa gak semangat gitu nak?”
“Makin gede makin jelek juga ternyata anak ayah..”ejek Cakra lagi.
Nila sebal, ia menatap tajam sang ayah yang sudah dua kali ini mengejeknya.”Gak usah sok buli Nila deh, nanti nangis kalau Nila bales...”
Nisa dan Cakra sama-sama terkekeh, memang benar jika Cakra akan selalu kalah jika beradu mulut dengan Nila namun pagi ini ketika melihat muka kusut Nila membuat Cakra dengan semangatnya menggoda sang anak, ia tahu jika anaknya sedang tidak mood untuk berbicara maka dari itu Cakra menggunakan momen ini untuk membalas Nila.
“Mau masuk SMA harusnya semangat, jangan galau gitu. Ada apa? Berantem sama Sakra?”
“Apa? Aku gak ngapa-ngapin anak ini!”sahut Sakra yang baru saja bergabung dengan keluarganya di meja makan.
Nisa tersenyum, ia mengusap rambut anak lelakinya dan memberikan segelas susu untuk Sakra.
“Gak usah sekolah boleh gak yah? Nila maunya nikah aja..”pinta Nila
Nisa dan Cakra langsung menoleh, mereka tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya dari mulut sang anak. Menikah? Yang benar saja! Apalagi Nila masih merupakan anak di bawah umur.
Seharian tak mendapat kabar dari lelaki kesayangannya membuat Nila frustasi, ia tak mau seperti ini. Tak adanya kabar dari Haris membuat Nila semakin mantap untuk ingin menikahinya. Mungkin apa yang diungkapkan Nila dianggap hanya lelucon bagi mereka yang mendengarnya tapi pada kenyataannya tidak.
“Nila boleh menikah tapi kalau udah siap dalam segalanya ya.. menikah itu gak mudah, menikah bukan hanya sekedar seneng-seneng doang tapi juga bakal ada masa-masa sulitnya Nila.. apa lagi kalau kamu memutuskan menikah muda. Bagi bunda itu akan susah, jadi sekarang jangan mikirin hal itu dulu, sekolahmu juga belum selesai loh..”
Nisa mencoba memberi pengertian pada sang anak, sebagai seorang ibu ia paham betul dengan anak perempuannya itu, ia merasa apa yang diucapkan Nila itu adalah sebuah kenyataan apalagi anak itu mengatakan keinginannya menikah bukan hanya sekali tapi sudah beberapa kali ini tapi Nisa tetap berusaha untuk menepisnya.
“Ka—kamu udah ngomong kayak gitu berapa kali loh Nil, ayah gak suka sama keinginan kamu kayak gitu. Fokus dulu sama sekolahnya. Lagian siapa yang mau menikah sama anak dibawah umur kayak gitu?”
Cakra sebenarnya merasa tersentil dengan ucapan Nisa yang mengatakan susahnya menikah diusia muda, ia kembali diingatkan dengan kejadian waktu itu. Apakah sampai saat ini Nisa masih belum bisa melupakan masa lalu buruknya?
“Nila ingin menikah sama ayah Haris sebelum orang lain mengambilnya..”cicitnya pelan yang tentu saja masih bisa terdengar oleh mereka yang berada disana.
Ting! Cakra meletakkan sendoknya yang baru saja ia gunakan untuk mengaduk tehnya dengan kasar ketika mendegarkan ucapan Nila.”A-apa? Coba ulangi?”
“Mereka ada hubungan yah.. mereka pacaran, kalian aja yang gak tau..”
Cakra dan Nisa langsung menatap curiga Nila, setelah mendengar perkataan Sakra baru saja. Apakah itu sebuah fakta?
“Bu—bukan gitu yah.. ja-ngan dengerin Sakra. Maksud Nila, Nila mau punya suami kayak ayah Haris, dia tampan, sukses dan baik juga...”
Nisa dan Cakra menghela nafasnya dengan lega setelah mendengar penjelasan Nila. Mereka masih mengira jika yang dimaksud Nila adalah tipe lelaki yang Nila inginkan adalah seperti Haris dan itu tidak masalah. Apalagi keduanya tahu bagaimana Haris dan lelaki itu juga sangat berjasa dalam keutuhan rumah tangga mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
QueeNila (End)
RomanceTIDAK PLAGIAT DAN JANGAN PLAGIAT!!! "Cinta itu lucu ya bisa berlabuh kemana aja tanpa kita dugong."-Nila Diam-diam menjalin hubungan dengan teman ayahnya namun kemudian dipertemukan dengan anak dari mantan masa lalu sang ayah. Apakah Nila akan olen...