12. Cemburu Lagi!

9.4K 1.1K 321
                                    

Di Mobil

"Kamu ngapain nyodorin ponsel ke laki-laki tadi, ha?!"

Haris bersusah-payah untuk menahan emosi yang ingin meledak begitu saja ketika mengingat kembali kejadian di pusat toko tadi.

"Masalah buat om?"

"Om lagi om lagi! Udah Vie tegasin berkali-kali jangan panggil om. Kamu tuh kalau marah suka ngelakuin apa yang gak Vie suka ya Nil?! Kamu kira bagus kayak gitu?"

Nila menggerutu sebal sebab dirinya sekarang menjadi sasaran kemarahan Haris padahal sedari tadi ialah yang harusnya marah karena mendapati Haris bersama Dilla di rumahnya tadi.

"Bisa dijawab gak kalau Vie lagi ngomong? Bisa hargai sedikit gak?"

Nila masih tetap diam, anak itu malas sekali untuk meladeni Haris. Apa salahnya dengan yang ia lakukan tadi? Lagian ia memang secara spontan menyodorkan ponselnya begitu saja pada lelaki jelmaan dewa yang sempat ia temui tadi.

"Oh gitu? Gak mau ngomong sama sekali yaudah! Kamu pikir Vie juga gak bisa diemin kamu?"

Nila masih diam sampai sekarang hingga membuat Haris benar-benar frustasi.

"Oke Vie diemin kamu mulai sekarang!"

Satu menit berlalu.

Tiga menit berlalu.

Lima menit berlalu.

Stop! Haris tak bisa! Ia mengurungkan niatnya untuk ikut mendiami Nila. Ia sangat tak bisa.

"Cukup! Vie gak kuat kalau kita saling diam kayak gini!"

Nila memutar malas bola matanya, ingin tertawa tapi ia gengsi sebab jika ia sudah tertawa pasti masalah yang dihadapinya akan langsung lenyap begitu saja dan itu tak akan ia biarkan atau tidak Haris akan mengulangi lagi kesalahannya.

Haris melirik Nila sekilas lalu kemudian sebelah tangannya mengambil ponsel dari dalam saku jaket kulit yang dipakainya.

Ia mengotak-atik ponselnya dengan lincah sekalipun ia mengemudi. Setelah selesai mengotak-atik ponselnya ia kembali memasukannya kedalam jaket.

"Coba cek, udah Vie kirim 10 juta tadi ke rekening kamu."

Nila menoleh, secepat mungkin ia langsung mengambil ponselnya dan mengecek apa yang dimaksud oleh Haris.

Mulut Nila terbuka lebar, ia tak menyangka jika Haris benar-benar memberikanya uang sebesar 10juta ke dalam rekeningnya.

"A--apa ini?! Se-sepuluh juta buat apa Vie?! Ini kurang banyak astaga harusnya lebih dari ini...."

Haris terkekeh, ia mengusap perlahan rambut Nila kemudian mencubit gemas pipi bulat kekasihnya itu.

"Uang segitu gak ada apa-apanya yang penting kamu gak marah lagi."

Nila memasukan ponselnya kedalam tas lalu beralih menoleh kearah Haris."Oke karena ada uang masuk jadi sekarang Nila memutuskan untuk membicarakan permasalahan kita secara baik-baik."

Haris mengangguk, ia mengecup sekilas punggung tangan Nila. "Oke setuju! Kita cari tempat makan dulu sambil selesaiin masalah disana."

"Setuju!"

Mereka saling menautkan jari kelingkingnya, Nila diam-diam menahan tawanya sungguh benar sangat makmur sekali bisa menjalin hubungan dengan orang super kaya seperti Haris. Asupan dana dari orangbtuanya masih mengalir ditambah lagi dengan asupan dana dari sang kekasih. Bisa jadi Nila akan menjadi pengangguran sukses jika terus seperti itu.

Mereka sudah sampai ke restoran langganan mereka. Haris terus menggandeng tangan Nila sampai ke meja yang sudah ia pesan sebelumnya.

"Pilih apa aja yang Vie mau, kali ini biar aku yang traktir. Abis bayaran soalnya, hehe.."

QueeNila (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang