25. Dewasanya Haris.

7.8K 943 213
                                    

"Kamu pikir bagus Nil kayak gitu ketawa-ketawa sama lelaki lain?"

"Kamu gak mikir ya perasaan Vie kayak gimana lihat kamu seperti itu? Dosa kamu Nil buat Vie cemburu. Dosa besar! Kamu bisa masuk ke dalam empang yang paling dalam untuk menebus dosamu itu!

"Vie udah rela menerjang kemacetan demi kamu, bahkan sampai lampu hijau Vie trabaspun juga demi kamu!"

"Kok bisa ya kamu malah enak-enakan ketawa-ketawa sama dia? Siapa dia? Kok bisa kamu akrab sama dia?!"

"Udah gak cinta sama Vie lagi ya kamu?! Jangan bilang kalau kamu suka sama dia?! Omooo!"

Nila jengah, ia memutar malas bola matanya karena sedari tadi Haris terus mengoceh tanpa memberikan ia celah sedikitpun untuk berbicara.

"Udah belum ngomelnya?"

Haris mengangguk. "Iya, udah!"

"Ini minum dulu biar gak kepanasan lagi."

Nila menyodorkan sebotol air mineral kepada Haris, ia pula membantu Haris untuk meminumnya dengan mengarahkan sedotan itu kearah lubang hidung Haris, eh engga! Kearah mulut maksudnya.

"Makasih."

"Sekarang gantian aku ya yang ngomong.."

Haris lagi-lagi menganggukkan kepalanya namun sorot matanya masih terfokus dengan jalanan didepan.

"Dia Daffa Vie, teman Nila..."

"Terus?"

"Terus apaan? Yaudah itu doang yang mau Nila jelasin ke Vie."

"Loh enak aja cuma segitu penjelasannya. Kamu gak denger tadi Vie ngoceh panjang kali lebar kayak rumus jajar genjang dan kamu cuma bales dengan secuil biji nanas? Apaan Nila.. harusnya kamu juga panjang lebar dong jelasinnya biar adil!"

Nila menghembuskan nafasnya perlahan, ia menolehkan matanya kearah Haris. Ia merasa jika hari ini kekasihnya itu sangat cerewet melebihi cerewetnya Cakra. Namun Nila tersenyum, ia sangat gemas melihat tingkah Haris ketika cemburu. Nila Lebih suka Haris mengomel panjang lebar dari pada harus membentaknya seperti waktu itu.

"Emang siapa yang nyuruh Vie ngomel panjang lebar? Nila nyuruh gak tadi?"

Haris menggeleng. "Engga."

"Yauda berarti salah siapa dong?"

"Salah Vie."

"Nah itu tau, pinter banget sih sugar daddy nya aku ini.."

Haris tersenyum, ia bangga mendengar pujian Nila. Ia langsung membenarkan kerah bajunya, menata rambutnya dan sedikit berkaca untuk mengolesi bibirnya dengan lipbalm milik Nila yang ia minta. Perfect! Itulah yang diucapkan Haris setelah melihat wajah nya yang super mengkeceh dikaca.

"Jangan lupa, selain pintar..Vie juga cakep! Vie juga kaya, Vie baik dan gak sombong. Jadi kalau kamu mau muji Vie jangan lupa yang barusan Vie sebutin juga harus diikut sertakan."

"Iya sayang siap.."Nila mengacungkan jari jempolnya. Ia tak menyangka satu fakta lain yang ia temui pada diri Haris adalah Haris bisa menjadi lelaki polos yang seperti mudah untuk dikibulin jika sedang cemburu.

"Cium dulu."

Haris mengarahkan pipinya pada Nila meskipun dalam keadaan menyetir. Nila yang paham langsung mengecup pipi Haris dengan gemas dan memberikan gigitan kecil disana.

"Ih kok digigit? Udah sikat gigi belum?"

"Dih sembarangan, udah dong pakek sikat wc malah lebih gede lebih bersih jadinya."

QueeNila (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang