Hati Haris berdebar, jantungnya berpacu dengan kencang, seluruh wajahnya terasa memanas, tangannya mencengkram knop pintu itu dengan kuat. Tentu saja Haris kembali terbakar cemburu, pemandangan di pagi hari ini sungguh merusak hatinya.
Nila sendiri juga dibuat terkejut dengan kedatangan Haris yang secara tiba-tiba pasalnya lelaki itu sudah mengatakan bahwa ia akan langsung pergi ke perusahaan, Nila sempat melirik Haris dan Daffa secara bergantian namun kemudian sudut bibirnya mulai terangkat, satu ide muncul begitu saja di otak nya yang super cerdas, kemungkinan ia memang merupakan jelmaan kancil.
Hmm,, bukankah ini waktu yang tepat untuk membalasnya ferguso? Dia harus mengganti setiap tetesan berlian yang keluar dari mataku, hahaa papale! Emang gak bisa di bantah lagi kalau QueeNila ini emang wanita cerdas sejagat maya.
"Ekhem, Daf bisa suapin lagi gak? Aku masih laper, rotinya enak!"
Daffa mengangguk, tentu saja dengan senang hati ia menyodorkan rotinya ke depan mulut Nila. Ia juga menghiraukan kedatangan Haris, ia tahu hanya saja ia memilih untuk pura-pura tak tahu. Lagian untuk apa dia peduli? Daffa sudah memutuskan untuk bersaing secara sehat. Sejak kejadian itu Daffa sudah mematok ayam, eh engga maksudnya mematok hatinya untuk merebut Nila dengan cara baik-baik.
Daffa tidak jahat, Daffa mengaku hanya Nila yang bisa membuatnya tenang dari berbagai kesedihan yang ia alami. Ia tak suka melihat perlakuan Haris yang terlalu mudah terpancing emosi.
Cakra tersenyum tipis melihat interaksi Nila dan temannya itu, di otaknya muncul teka-teki mengenai hubungan keduanya, ia melihat Nila yang begitu senang ketika Daffa menyuapinya sampai melupakan kedatangan Haris. Tak seperti biasanya.
Sedangkan Haris hareudang, semakin panas lelaki itu rasakan, ia sempat melirik tas kresek bermerk indoagustus berisi roti dan susu kotak rasa strawberry yang sama persis dengan yang dibawa oleh Daffa, ia tersenyum kecut. Kakinya mulai melangkah untuk masuk kemudian ia melemparkan kresek itu tepat ke wajah Cakra hingga si pemilik wajah meringis kenikmatan.
"Woaduh! Sailan! Gak sopan banget lo jadi couwo! Dan siapa yang nyuruh lo kesini? Kan gue gak kerja, lo harus cepat datang ke perusahaan karena ada rapat penting sama pak Mansur."
Haris melirik Cakra. "Gak mau, gue berubah pikiran, lo aja yang kerja, gue mau di sini."
"Lah... Ngadi-ngadi nih bulak, lo yang pinter ngomong jadi lo yang lebih pantes ngadepin aki-aki tukang pantun yang gak jelas kayak pak Mansur loh Har!"
"Apa itu bulak?"tanya Haris.
"Bujang lapuk!"
Pffttt... Nila menahan tawanya, hampir saja ia menyemburkan roti yang sedang ia kunyah di dalam mulut, beruntung Daffa dengan sigap memberikannya sekotak susu itu hingga akhirnya Nila mengurungkan niatnya tadi.
Haris berdecak, ia mengalihkan kembali matanya menatap dua orang yang sedang berasik ria tak memperdulikan kehadirannya, bahkan Nila juga tak menyambutnya malah semakin dekat dengan Daffa.
Gue bisa gila kalau lihat Nila sedekat itu sama Daffa! Ini gak bisa dibayarin, pokoknya gue harus awasin mereka!
Gue berubah pikiran, gue gak lagi ngebebasin dia temenan sama lawan jenis, apalagi teman jantannya kayak di Dafuck ini!
Puk!
Tepukan setengah keras Cakra layangkan ke pipi Haris, ia frustasi karena lelaki itu terus melamun menatap anaknya padahal sebentar lagi rapat penting akan segera di mulai, jika salah satu dari mereka tak ada yang datang maka pak Mansur akan ngambek dan menarik seluruh sahamnya di perusahaan Jeffry.
KAMU SEDANG MEMBACA
QueeNila (End)
RomanceTIDAK PLAGIAT DAN JANGAN PLAGIAT!!! "Cinta itu lucu ya bisa berlabuh kemana aja tanpa kita dugong."-Nila Diam-diam menjalin hubungan dengan teman ayahnya namun kemudian dipertemukan dengan anak dari mantan masa lalu sang ayah. Apakah Nila akan olen...