Hari Senin merupakan hari sakral bagi Nila karena tepat hari ini adalah hari dimana semua siswa mulai menjalankan kembali aktivitas belajarnya termasuk Nila. Seragam putih birunya dulu sekarang berubah menjadi putih abu.
Didepan cermin sekarang Nila berdiri memperhatikan penampilannya yang tampak jauh lebih dewasa setelah menggunakan seragam barunya.
"Tampil beda kayak gini jauh lebih ekstrim kali ya hihihi..."
Nila kembali merapikan kuncirnya agar lebih rapat, kemudian ia juga mengambil kaca mata yang sempat ia beli secara online diskon 75% sekaligus gratis ongkir plus Cod untuk di pakainya hari ini.
"Udah cakep banget! Asli no kaleng-kaleng ini mah.."
Ia memutuskan untuk langsung keluar dari kamarnya dan menyusul semua keluarga yang sudah berkumpul di meja makan.
"Hulla eplibadih, good molning All!!"
Byur!!
Uhuk-uhuk!!
Cakra menyemburkan minumannya ketika melihat kedatangan Nila, tak hanya Cakra tapi Nisa dan Sakra juga tercengang melihatnya. Mereka terdiam tak mampu berkata-kata sekarang.
"Kamu ngapain Nilaaa, astagaaaaaaa!!!"
Nila menyengir, bayangkan saja saat ini Nila sedang berpenampilan culun. Dengan rambut kepang kuncir dua, gigi depan yang bewarna hitam, kaca mata tebal dan bulat hitam besar dipipi sebelah kanan pipinya yang biasa disebut dengan tomfel yang ia gambar sendiri dengan spidol yang ia curi di kamar Sakra.
"Hehe, jadi gini lo guys... Hari ini konsepnya Nila mau menyamar jadi anak culun biar bisa dibuli sama temen-temen terus abis itu tiba-tiba ada pangeran dateng nyelamatin Nila dan abis itu kita jatuh cinta.. aaaaaa...... So sweet banget gak sih???!!!!!!!!!"
Nila membayangkan sebuah kisah cinta yang pernah ia lihat di serial televisi ikan terbang dimana si tampan jatuh cinta pada si culun.
Mereka saling berpandangan, mereka geli mendengar cerita Nila, mereka geli dengan tingkat kehaluan Nila yang sangat tak masuk akal.
"Ini nih kalau kamu kebanyakan nonton sinetron azab! Ganti penampilan kamu sekarang juga! Pusing ayah ya tuhaaaann!!!"
"Cinta apa cinta? Matematikanya kamu perbaiki dulu baru ngomong cinta."ucap Cakra lagi.
Nila mengerucutkan bibirnya, ia sebal karena sudah mempersiapkan penampilannya jauh-jauh hari tapi malah sang ayah menyuruhnya untuk mengganti penampilan nya begitu saja.
"Gak mau yah... Biar gini aja kenapa----"
"Nila jangan aneh-aneh, dengerin kata ayah."sela Nisa.
Nila menaruh gelasnya dengan kasar di meja, ia pergi meninggalkan mereka begitu saja dengan perasaan kesalnya.
"Udah capek-capek dandan ala Cinderbolong kayak gini juga ah.. bukannya di puji atau gimana kek.."
Nila mulai membersihkan wajahnya, giginya dan juga melepaskan ikat rambutnya. Ia terus menggumpat tak jelas entah siapa yang menjadi bahan umpatanya saat ini.
"Kalau gini caranya bisa terlambat, udah jam setengah tujuh juga ih!"
Nila mengambil ponselnya mencoba untuk menghubungi Haris namun tak ada respon sama sekali. Anak itu memutuskan untuk mengirim sebuah pesan berharap pesannya akan dibaca oleh Haris.
Kemana lagi itu perjaka ku satu.. masak iya lupa sama janjinya?
Lima belas menit kemudian ia sudah kembali rapi dengan penampilannya yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Kali ini rambut terurai dan sedikit lipbalm dibibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
QueeNila (End)
RomantizmTIDAK PLAGIAT DAN JANGAN PLAGIAT!!! "Cinta itu lucu ya bisa berlabuh kemana aja tanpa kita dugong."-Nila Diam-diam menjalin hubungan dengan teman ayahnya namun kemudian dipertemukan dengan anak dari mantan masa lalu sang ayah. Apakah Nila akan olen...