07. Kesal!

8.4K 1.1K 137
                                    

MySugarDaddy ❤️ :

13.20: "Vie? Kenapa gak ngubungin aku sih kalau gak jadi balik ke perusahaan? Vie tau gak kalau aku sampai ketiduran nungguin Vie... :("

14.25: "Vie sibuk banget ya? Biasanya cuma berjarak satu detik kalau bales chat Nila.."

15.45: "Vie? Gimana urusannya lancar kan? Vie baik-baik aja kan? Jangan lupa makan ya. I love u❤️"

15.46:"P"

15.47:"P"

15.48:"P"

15.49:"Tc"

15.50: "Tc"

16.40:"Ping!"

18.55:"Fu*k!"

Panggilan tak terjawab 100x

Nila melirik sebal ponselnya ketika tak menemukan jawaban apapun dari sekian banyaknya pesan yang ia kirim pada Haris, banyaknya panggilan dari dirinya juga tak kunjung Haris balas.

"Hah.. dasar kunyuk, babi, kuda, banteng, tikus, skskskskeksbjdtkk!"kesal Nila.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, Nila berjalan keluar dari kamar untuk mencari udara segar karena terlalu suntuk berada didalam kamar meskipun pendingin ruangan dikamarnya menyala.

"Hulla epribadiii, yuhuuuuu...... pakeett!"teriak Nila.

Sepi amat ini rumah ngalah-ngalahin sepinya hatiku tanpa dirinya.

Gak asik ah gak ada ayah, gak ada yang bisa dijadiin kambing hitam.

"Udah malam gini kemana ayah kok belum pulang? Jangan-jangan rapat beneran sama betina di luar sana?"

Nila mulai berjalan menuju kamar orang tuanya, ia bukan tipe orang yang betah jika menyendiri, mulutnya sangat gatal jika tak berbicara.

"Bu Nisa? Apakah anda ada di dalam kamar ini?"Nila mengintip, ia hanya menampakkan kepalanya saja dibalik pintu untuk melihat isi kamar orang tuanya.

"Lah bunda malah tidur macam anak gadis aja tidur jam segini."

Nila kembali menutup pintu itu dengan pelan supaya tak mengganggu tidur Nisa yang tampak seperti kelelahan setelah membersihkan rumah sebesar itu.

"Ngapain ya enaknya? Astaga gabut bener ini diri. Ke kamar Sakra juga percuma gak bakal nyahut kalau di ajak ngomong selain minta duit.."

Nila mendudukkan dirinya di depan teras rumah, ia mendongak menatap langit yang cerah dengan banyaknya bintang yang berkerlip di atas sana.

"Bosen.... Mana ayahkuuuu?!!"

Nila mengepalkan tangannya ke udara, anak itu sudah sangat merindukan sosok sang ayah yang selama ini selalu menjadi bahan bulinya. Mereka memang selalu bertengkar tapi akan sangat merindukan satu sama lain jika sedang berjauhan. Nila memang anak itu lebih lengket dengan ayahnya dibandingkan Sakra yang lebih lengket ke ibunya.

Hampir setengah jam berlalu akhirnya mobil hitam milik Cakra mulai memasuki area rumahnya, ia memarkirkan mobilnya di teras rumah dan mulai turun dari mobil itu.

Ia menghentikan langkah kakinya tak jauh dari Nila, ia berdecak, menggeleng tak paham dengan kelakuan Nila. "Astaga punya anak selalu kesurupan!"

"Jangan-jangan iri, jangan iri dengki, jangan-jangan iri jangan iri dengki ayo kita goyang dua jari... Asek-asek tarik sis...ahahahaa papaleee"

QueeNila (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang