"Kenapa kamu suka kedua saus itu di aduk Nil?"
"Em enak tau gak Vie.."
"Ah masak?"
Nila mengangguk. "Ini cobain.. aaaa.."
Nila menyodorkan daging ayam yang sudah ia potong dan diberi saus kepada Haris.
"Aw.. kenapa jari aku juga digigit ih! Gimana nanti kalau aku jadi drakula?"
Haris terkekeh, lelaki itu mencubit gemas hidung Nila hingga bewarna sedikit kemerahan."Kamu kira Vie ini jelmaan drakula ha?"
Nila mengangguk lagi."Ya kan siapa tau hehe.."
"Emang kamu mau punya suami jelmaan drakula?"
"Mau, asal drakulanya itu Vie.."
Mereka berdua sontak langsung tertawa. Sebucin itulah Nila hingga semuanya ia setujui asalkan dia bersama Haris. Lelaki tercintanya.
Haris menggeleng, ia tersenyum tipis ketika mengingat itu. Ia kembali mengarahkan matanya pada Nila yang sedari tadi diam menunduk menyantap makanannya yang sedari tadi masih tersisa banyak.
"Daging ayamnya gak enak Nil? Biasanya juga kamu banyak makannya.."
Nila diam. Telinganya memang mendengar tapi mulutnya tak mau untuk berbicara.
Haris menghembuskan nafasnya pelan. Ia menepuk puncak kepala Nila perlahan. "Bentar ya om ke kamar mandi dulu."
Nila melirik Haris sekilas yang mulai berjalan meninggalkan mereka. Nila tersenyum getir lalu beralih mengambil ponselnya untuk menghubungi Cakra.
"Hallo ayah? Mobil nya masih lama?"
"Iya sayang maaf. Ayah udah minta tolong sama Haris buat jemput kamu tadi. Udah di jemput kan?"
"Hm."
Tut! Nila mematikan sambungan telponnya. Ia ingin pulang bersama Cakra karena tak tahan dengan adanya Haris dan Dilla tapi apa daya mobil Cakra belum juga selesai untuk di perbaiki.
Nila bangkit, menenteng kembali tas punggungnya.
"Mau kemana?"
"Pulang!"
"Tunggu om Hari-----"
"Bac*t!"
Dilla terdiam membisu ketika kembali menerima umpatan kata kasar dari anak temannya itu. Ia tak menyangka jika sifat Nila akan sangat berbeda dengan Nisa yang ia kenal sebagai wanita yang lemah lembut.
Kenapa ya selalu kelihatan gak suka sama gue? Emang gue salah apa sama Nila?
Nila terus melangkahkan kakinya keluar dari rumah makan itu dengan mata yang berair. "Benci! Aku benci! Setan kalian!"
Sedangkan di dalam sana Dilla masih saja diam, namun tak lama kemudian Haris datang. Lelaki itu langsung kebingungan dengan tak adanya Nila dikursinya.
"Dimana Nila?"
Dilla mendongak. "Pulang katanya.."
"Sama siapa?!"
"Sendirian. Paling naik Taxi.."
Haris geram, ia mengepalkan tangannya ketika melihat Dilla yang tak mau menahan Nila untuk pulang sendiri. "Kok lo biarin sih?! Bodoh!"
Haris lari keluar dari rumah makan itu, matanya langsung tertuju pada Nila yang akan memasuki Taxi yang sudah dipesan.
Ia berlari dengan cepat dan langsung menahan pintu mobil itu."Keluar."
KAMU SEDANG MEMBACA
QueeNila (End)
RomanceTIDAK PLAGIAT DAN JANGAN PLAGIAT!!! "Cinta itu lucu ya bisa berlabuh kemana aja tanpa kita dugong."-Nila Diam-diam menjalin hubungan dengan teman ayahnya namun kemudian dipertemukan dengan anak dari mantan masa lalu sang ayah. Apakah Nila akan olen...