Shana 85 || Rest In Love 2 (Spesial Part)

2.2K 213 527
                                    

Hallo LUKA Lovers, ketemu lagi sama Shy. Bosen nggak sih? Pasti bosen kan, Shy emang bosenin makanya sering dighosting eh

Seperti biasa jangan lupa putar playlistnya ya 🎶🎶

Terus suport LUKA
Voth, komen, share, and Follow. Jangan lupa juga
Yang sider juga ayo mulai absennya

Spam Spam spam!

⚠️ Part panjang
Siapkan tisu dan kripik buat nemenin kebosanan kalian baca part ini

Happy Reading ❤️
Luka Lovers 💔

Pada akhirnya semesta dan waktu kembali bersekongkol untuk memaksa kita selesai di tengah-tengah cerita yang bahkan baru saja dimulai.
***

~Tega - Rossa 🎧

"Sumpah! Kak Mello nggak ngerti lagi," ujar Mello kesal sambil menggeleng pelan, Kedua tangannya sibuk merapikan rambut Shana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sumpah! Kak Mello nggak ngerti lagi," ujar Mello kesal sambil menggeleng pelan, Kedua tangannya sibuk merapikan rambut Shana. Sementara Shana yang duduk di depan meja rias hanya diam sembari menatap pantulan dirinya di cermin, tidak menanggapi Mello yang sejak beberapa menit yang lalu terus menggerutu kesal.

"Selesai. Lihat!" Mello menunjuk cermin di depannya dengan gemas. "Kamu bahkan lebih cantik dari artis-artis yang sering nongol di TV. Sialan! Berani-beraninya cowok itu nyakitin adik kesayangan Kak Mello ini. Lihat aja, suatu hari nanti si Galon-Galon itu pasti bakal nyesel dan ngemis-ngemis minta balikan sama kamu. Kak Mello penasaran, secantik apa sih tunangannya sampe-sampe si Galon itu berpaling dari kamu. Kakak sumpahin dia Impoten seumur hidup kalau nggak ketemu penyihir terus dikutuk jadi katak buruk rupa."

Shana yang mendengar itu tertawa pelan. Sejak mulai merias wajahnya hingga selesai Kak Mello terus menggerutu kesal, sumpah-sarapah, dan terus mengutuk Galen. "Nggak boleh gitu Kak, Galen itu baik, dia—"

"Kalau dia baik dia nggak mungkin ninggalin kamu, Shana." potong Mello cepat.

Shana terdiam, tersenyum kecut. Benar, kalau Galen baik cowok itu tidak mungkin meninggalkannya demi wanita lain.

"Kepergian seseorang nggak bisa kita definisikan dengan baik nggaknya orang itu Kak. Ada beberapa waktu yang emang nggak bisa kita kendalikan. Nggak papa, Shana cuma butuh terbiasa. Dia baik dan Galen akan selalu baik buat ... Shana." kata terakhir terdengar lirih.

Shana tersenyum masam sementara Mello menghela napas, tidak lagi membalas perkataan Shana. Dia cukup mengerti apa yang tengah dirasakan gadis itu. Ketika mencintai seseorang, mencintai hingga berada dititik tertinggi hingga rela disakiti berkali-kali dan memaklumi kesalahannya adalah hal paling bodoh yang pernah dia lakukan seumur hidupnya. Yah ... Cinta memang buta, tapi dia cukup bersyukur karena Shana bisa menyikapi semua keadaan dengan dewasa tidak seperti dirinya di masa lalu.

LUKA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang