Shana 59 || Yang Selalu Membaikkan (Revisi ✓)

5K 443 14
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak
Coment yang banyak biar semangat nulisnya :v

Ayo dong yang sider pada muncul, nggak coment nggak papa tapi setidaknya Voth

Setel Playlistnya biar tambah greget🎶🎶

Semua cerita yang aku tulis hanya di publikasikan di Wattpad dengan nama akun ShytaDA . Apabila kalian menemukan cerita yang sama di akun lain, atau aplikasi lain, blog, dan sejenisnya tolong hubungi aku dan segera laporkan karena itu jelas PLAGIARISME.

Happy Reading ❤️
Luka Lovers 💔

Jika kendaraan rusak saja harus diperbaiki agar bisa kembali berjalan. Maka hati yang retak juga harus disembuhkan dengan perlahan agar bisa tetap bertahan.
***

~Garis Terdepan - Fiersa Besari🎧

Rumah pohonnya tidak terlalu tinggi membuat mereka lebih mudah sampai di atas. Galen melepaskan tangan Shana dan berjalan ke sisi rumah pohon, duduk beralas kayu dan membiarkan kakinya tergantung tanpa pijakan. Shana duduk di sebelahnya, mereka sama-sama diam menatap danau yang terbentang luas di hadapan mereka.

"Rumah pohon ini dulunya milik sepasang suami istri, suaminya meninggal karena kecelakaan sementara sang istri depresi dan akhirnya bunuh diri. Sekarang rumah pohon ini kosong. Sebenarnya kayunya udah banyak yang rapuh tapi aku perbaiki. Dari aku Smp, tempat ini selalu jadi tempat favorit aku sama Rico buat sembunyi. Seperti yang kamu tau aku cowok badung, dulu aku sering sembunyi di sini kalau Bunda mau hukum aku gara-gara sering bolos sekolah. Jangan pikir aku nakal karena broken home atau punya masalah yang buat aku nakal seperti di novel-novel. Aku nakal pure nakal karena menurut aku terlalu monoton, terlalu biasa kalau masa-masa sekolah hanya digunakan untuk belajar." Galen tertawa kecil sambil menatap Shana sekilas. "Dan nggak tau kenapa aku pengin ajak kamu ke sini." lanjutnya.

Shana tidak mendengar dengan jelas apa yang Galen katakan. Dia tidak bisa fokus, tiba-tiba kepalanya pening seperti ada sesuatu yang berlomba-lomba memasuki pikirannya. Gadis itu meringis, tatapannya kosong menatap lurus, sementara kedua tangannya mengepal erat. Tubuh gadis itu bergetar dan isak tangis mulai keluar dari bibir mungilnya membuat Galen menoleh seketika.

"Lho .. lho .. kok nangis? Princess kenapa? Princess hey Princess," ujar Galen panik.

"Sssttt ... sakit," gumam Shana, gadis itu menunduk seraya memegang kepalanya.

"Princess," ucap Galen pelan. Saat hendak memegang bahu Shana, gadis itu menjauhkan tubuhnya sehingga dia menghentikan gerakan tangannya.

"Bu-bukan ..."

"Bukan aku ..."

"Ak-aku bukan pembunuh."

"Bukan."

"Princess," Galen kembali mencoba memegang bahu Shana namun tangannya langsung ditepis oleh gadis itu membuat dia semakin panik. Jari-jari tangan Shana gemetar, gadis itu menutup wajahnya sembari meracau tidak jelas.

"Shana," ucap Galen lembut, mencoba menenangkan kekasihnya yang mulai tidak terkontrol. Melihat Shana yang seperti itu dia paham—seperti yang dikatakan dokter Sean ada sesuatu yang memicu gadis itu mengingat kembali kejadian buruk di hidupnya, pikirannya mulai menciptakan-menciptakan sesuatu yang negatif.

"Pergi!"

Shana semakin ketakutan, gerakan kepalanya terlihat sangat gusar. Dia memperhatikan sekitar dengan wawas seraya gemeteran.

LUKA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang