Shana 36 || Interogasi Dadakan (Revisi ✓)

6.7K 471 13
                                    

Happy Reading❤

Untuk Luka Lovers

Semoga moodnya yang lagi jelek, jadi bagus gara-gara baca ini.

Kalau kata mereka sahabat adalah teman terbaik, teman tercare, teman ter apalah itu.
Tapi bagiku sahabat adalah teman terlaknat, teman terbangsat, teman ternyebelin sejagat raya.
Saking ter-nya mereka terkadang bisa jadi sosok yang paling mengerti melebihi keluarga.
***

Di ruang kelas 12 Ips 2 seorang cowok dengan penampilannya yang berantakan seperti biasa, tengah melamun sambil memainkan kunci motor di tangannya. Yah, siapa lagi kalau bukan putra Bapak Pratama. Matanya menatap ke depan sementara kedua sudut bibirnya melengkung ke atas ketika mengingat kembali kejadian semalam bersama Shana. Sial! Jadi seperti ini rasanya jatuh cinta yang sesungguhnya? dimana keadaan logika tidak lagi berfungsi, hati tidak lagi berdiam diri, dan rasa ingin terus bersama selalu menghantuinya.

Fix! Dia benar jatuh sejatuh jatuhnya pada gadis itu.

Rico yang duduk di samping Galen bergidik ngeri karena sedari tadi teman sebangkunya itu terus tersenyum sesekali terkekeh sendiri.

Galen berdecak saat menyadari Rico terus menatapnya dengan dahi mengkerut seolah dia adalah makhluk asing yang baru saja ditemukan. Dia memutar bola matanya jengah kemudian menimpuk kepala Rico dengan Novel milik Melmel yang tergeletak di mejanya.

"Ngapain sih lo babi liatin gue kaya gitu, jatuh cinta nyahok lo?"

Rico meringis sambil mengusap kepala. "Ya lo ngapain senyum-senyum sendiri kaya Mba Kunti, sambil megangin bibir segala lagi."

"Kepo," jawab Galen ketus.

"Jangan pura-pura bego deh Ric, kemarin kan dia abis kencan." celetuk Alex yang duduk di samping Rico tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Dira yang duduk di depan meja Galen menoleh ke belakang. "Lo beneran kencan?"

"Hm," jawab Galen malas, karena dia yakin sebentar lagi dia akan diinterogasi oleh mereka.

"Terus-terus?" tanya Dira antusias.

Tuh kan!

"Nambrak,"

Dira mendelik sedetik kemudian melempar pulpen yang berada di tangannya. "Serius bocah!"

Melmel yang duduk di samping Dira sedang sibuk berkutat dengan soal Matematika dari Bu Susi karena beliau hari ini tidak bisa hadir akhirnya ikut menoleh kebelakang karena cukup tertarik dengan pembicaraan mereka.

"Lo kencan? Serius?" tanyanya tidak percaya.

"Seriuslah, lo pikir cowok menawan kaya gue nggak laku!" jawab Galen kesal.

"Kalau aja nggak denger kemarin pas Reza telepon, gue yakin lo nggak ada inisiatif pergi kencan tuh," lagi-lagi Alex menceletuk meremehkan.

"Nyeletuk mulu lo setan!" ujar Galen kesal seraya melempar pulpen yang barusan dilempar oleh Dira tepat ke pelipis Alex.

"Jadi lo ceritanya nih terinspirasi dari Reza. Terus-terus lo bawa Shana kencan kemana?" tanya Dira penasaran.

Galen mendengus sebelum menjawab. "Danau."

"Danau?" beo Melmel.

Galen mengangguk antusias. "Iya, kemarin kita ke danau, sebenarnya sih gue mau ajak dia ke pantai tapi berbubung kemarin cuaca panas benget akhirnya kita ke danau. Di sana kita naik perahu, keliling-keliling danau gitu,"

LUKA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang