Shana 49 || Kehilangan (Revisi ✓)

6.4K 468 19
                                    

Happy Reading❤️

Karena waktu adalah sang pemisah
Perantara tangan tuhan yang tak pernah lelah
***

~Bunda - Potret 🎧

Suara gelak tawa menggema di karidor kelas 12 siang ini. Bell istirahat berbunyi sepuluh menit yang lalu, Galen dan keempat sahabatnya kini tengah duduk di salah satu bangku panjang yang ada di depan kelas. Galen duduk santai sambil memainkan Game Online di ponselnya, Alex dan Rico berlomba menggoda siswi-siswi yang melewati mereka, sementara Dira dan Melmel bergosip tentang yang lagi viral di sekolah.

"Hai, cantik." sapa Alex sambil mengedipkan sebelah matanya pada salah satu adik kelas yang melewati mereka, sapaan itu berhasil membuat pipi gadis itu bersemu merah dan terlihat malu-malu.

"Yee ... kok lo terus sih Lex? Giliran gue curut, fans gue berkurang woii!" ujar Rico kesal. Alex acuh tak acuh dan terus menggoda cewek-cewek cantik yang melewati mereka mengabaikan kekesalan Rico dan lirikan Melmel.

"Sirik aja lo, orang ganteng mah bebas." kata Alex dengan percaya diri. Rico mencibir dan kembali menggoda dengan siulan genitnya.

Galen hanya menggeleng pelan mendengar perdebatan mereka.

"Len," panggil Rico.

Galen tidak menjawab.

"Len,"

Panggil Rico lagi seraya menyenggol Galen dengan sikunya.

"Hm," gumam Galen tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Len!"

"Berisik! Gue mau menang nih." sentak Galen kesal.

Rico berdecak. "Pacar lo tuh!"

Galen menoleh cepat. "Hah mana?"

Rico memutar bola matanya. "Giliran pacar aja nolehnya secepat kilat."

"Mana?"

"Noh!" Rico menunjuk dengan dagunya.

Di sana, di ujung karidor terlihat Shana dan temannya yang berkacamata tengah berjalan ke arah mereka.

Galen tersenyum dia memasukkan ponselnya ke dalam saku celana berniat menghadang Shana saat sudah tepat di depannya.

"Gimana kemarin acara makan siang sama calon mertua?" tanya Luna dengan nada menggoda.

Shana menoleh menatap Luna malu-malu. "Apaan sih! Nggak ada yang spesial kok."

Luna tertawa pelan. "Fix sih, kamu mulai suka sama Galen."

Shana diam tidak menanggapi.

"Ciee .. yang lagi kasmaran ciee .." goda Luna lagi, Shana bulshing seraya mendelikkan matanya, sementara Luna terkekeh geli.

Sejak Luna menjenguk Shana di rumah sakit mereka semakin akrab, semakin akrab lagi saat Luna mengirim pesan menanyai kabarnya, dan kini mereka sudah seperti teman pada umumnya. Mengobrol, saling bertukar pesan, bahkan Shana sudah pernah mengajak Luna ke kafenya walaupun Shana tidak memberi tau kalau itu adalah kafe miliknya. Mereka terus mengobrol, tidak memperdulikan tatapan tidak suka, cibiran, bahkan makian dari beberapa siswa yang berpapasan dengan mereka. Saking asiknya mengobrol Shana sampai tidak menyadari Galen sudah siap menghadangnya di depan sana.

"Siang Pricess!" sapa Galen riang sembari beranjak dari duduknya, berdiri tepat di depan Shana.

"Astaga!"

LUKA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang