Shana 17 || Asian Girl (Revisi✓)

7.4K 545 1
                                    

Happy Reading

New York,

"APA!"

Bentakan terdengar menggema di ruangan bertulisan CEO Rooms. Seorang pria terlihat sedang duduk di kursi kebanggaannya. Rahangnya mengeras dan napasnya memburu menandakan dia sedang marah sedangkan matanya menatap dua orang di depannya dengan tajam.

"Bodoh! Mencari satu wanita saja tidak becus! Waktu satu bulan kau gunakan untuk apa saja hah?! Saya membayar kalian dan kalian tidak menghasilka apa-apa. Apa yang kalian lakukan selama itu! Kalian pikir saya ATM berjalan hah?!"

"Ma-maaf Sir, tapi mencari wanita hanya dengan ciri-ciri seperti itu bukanlah suatu hal yang mudah, di dunia ini banyak sekali wanita yang—" dua orang tersebut menundukkan kepalanya, suaranya terdengar lirih menandakan mereka putus asa.

"Keluar! Dan jangan muncul di hadapan saya lagi!" potong pria itu.

"Ta-tapi Sir—"

"KELUAR!!"

Akhirnya mereka memilih melangkahkan kakinya keluar sebelum tubuh mereka menjadi samsak bahan uji coba bosnya.

Setelah kedua orang tersebut pergi Zelvin menyandarkan tubuhnya di kursi seraya memijat pelipisnya yang terasa pening. Dahinya bergelombang menandakan dia sedang memikirkan sesuatu.

'Sial!' umpatnya dalam hati.

Sudah dua tahun lamanya tapi dia sama sekali belum menemukan jejak wanita yang selalu memenuhi pikirannya. Wanita dengan kulit putih pucat, dan senyumnya semanis madu mampu membuatnya terpesona di hari pertemuan mereka. Dia bahkan masih hafal wangi yang menyeruak dari tubuh wanita itu. Ah ... mengingatnya saja sudah membuat dia bergairah.

"Kau membuat mereka ketakutan, Sir. Jangan marah-marah, kerutan di wajahmu sudah terlalu banyak."

Zelvin mendengus ketika mendengar suara yang familiar di telinganya. "Kau bisa mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk, bukan?"

Joshua mengedikan bahu acuh. "Aku dengar kau sedang mencari seseorang?"

"Bukan urusanmu," jawabnya ketus.

Joshua tergelak. "Aku benar-benar terkejut ketika mendengar kau sedang mencari seseorang, dan orang yang kau cari adalah seorang wanita."

"Jika kau datang hanya untuk mengejekku lebih baik kau pergi dari sini sebelum aku meledak." Zelvin masih memijat pelipisnya, dia benar-benar pusing. Ditambah kehadiran sahabatnya membuat mood nya semakin buruk.

"Kau mengusirku? tega sekali dirimu. Aku bahkan ke sini butuh perjuangan ekstra. Kau tau? di sepanjang perjalanan banyak sekali paparazi seolah ingin menyumpal mulutku dengan michrofon sialan yang selalu mereka bawa kemanapun mereka pergi. Ditambah mata para wanita seolah ingin menerkamku hidup-hidup," ucap Josh dramastis sambil bergidik ngeri.

"Aku tidak peduli," balas Zelvin datar.

Josh mencebik bibirnya kesal. "Kau benar-benar tidak asik. Padahal aku ke sini membawa kabar baik untuk mu."

Zelvin diam tidak menanggapi perkataan Joshua.

"Ck yakin tidak tertarik? bagaimana jika aku membawa kabar tentang wanita yang sedang kau cari."

Sontak perhatian Zelvin terpusat ke arah Josh sepenuhnya.

"Apa maksudmu?" tanyanya penasaran.

Josh terkekeh geli melihat ekspresi Zelvin. "Sepertinya kau benar-benar menginginkan wanita itu, ya?"

"Cepat katakan! Apa maksudmu?" tanya Zelvin tidak menghiraukan perkataan Josh.

"Aku mengetahui keberadaannya," jawab Josh santai.

Zelvin menatap Josh tidak percaya. Mana mungkin sahabatnya itu menemukan keberadaan wanitanya ralat wanita itu dalam waktu singkat sementara suruhannya yang seorang agen sama sekali tidak menemukan jejak wanita itu sedikit pun bahkan dalam waktu satu bulan.

"Jangan main-main dengan ku Josh," ujar Zelvin dingin sembari menatap Josh tajam.

"Aku tidak main-main. Semalam tidak sengaja aku bertemu dengan Max di club. Kau masih ingat dengan Max?"

Zelvin menatap Josh tanpa ekspresi, tentu saja dia masih ingat siapa Max. Ck jangan ragukan kemampuannya soal mengingat.

"Ck sepertinya kau tidak mengingatnya. Baik, aku ingatkan kembali. Max adalah seorang bartender di salah satu Club yang pernah kita datangi di London," jelas Josh sambil menatap sahabatnya yang masih terdiam tanpa ekapresi.

Josh kembali berdecak, dia kembali melanjutkan perkataannya. "Semalam aku tidak sengaja bertemu dengannya di Club dan aku bertanya tentang wanita yang tidur denganmu hingga pagi menjelang, dua tahun yang lalu. Awalnya dia tidak mengingat, tentu saja kerena bukan hanya satu wanita yang sudah kau tiduri. Tapi setelah aku mengatakan 'Wanita yang kau tiduri dengan paksa' dia langsung mengingatnya." Josh terkekeh ketika Zelvin melotot ke arahnya. "Beruntung, Max masih mengingatnya. Dia mengatakan kalau wanita itu asli orang Asia tepatnya Indonesia dan masih duduk di bangku Sma."

Mata Zelvin sontak membulat sempurna. "Seriously?"

Josh tergelak melihat ekspresi sahabatnya. "Sudah ku duga, kau pasti akan terkejut. Astaga dude! dia masih Sma, Sma Vin. Apa kau sudah gila?!" Josh menggelengkan kepala tidak percaya. "Aku tidak habis pikir, seleramu sungguh menggelikan, apa kau seorang pedofil?!"

Zelvin beranjak dari duduknya. Dia menggeram antusias. "Shit! Aku tidak peduli dia masih Sma atau tidak."

"Hei, tunggu! kau mau kemana?" tanya Josh bingung.

"Indonesia." jawab Zelvin singkat.

"What!" Josh menatap Zelvin tidak percaya."Apa kau benar-benar sudah gila?"

Zelvin terus berjalan menghiraukan Josh.

TBC
KASIH TAU KALAU ADA TYPO YAPS

Terimakasih yang udah mau baca dan dan meninggalkan jejak

Krisarnya plisss...

LUKA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang