Jangan lupa voth and commen ya
Happy Reading ❤Walaupun rasa tak berbalas
Tidak akan membuatku berhenti
Walaupun jauh tak terlihat tidak akan membuatku pergi
***~Tentang Cinta - Raisa 🎧
Shana melangkah memasuki rumah, hal pertama yang dia lihat adalah pemandangan yang menyesakkan. Di sana terlihat Shila sedang tiduran dengan paha Beni sebagai bantal, sementara Kevin dan Gino di samping Mamanya. Sesekali mereka tertawa, entah apa yang mereka tertawakan.
Shana tersenyum miris, dia bahkan lupa kapan dia tertawa bersama mereka, diperhatikan layaknya seorang anak bukan hanya sebatas materi yang dia dapat. Seperti sekarang ini, cukup seperti Shila yang bebas bermanja tanpa merasa canggung atau seperti Kevin dan Gino yang bisa memeluk Mamanya tanpa rasa risih sedikit pun. Dia tidak pernah mendapat kesempatan itu. Kasih sayang orang tua? tidak sama sekali.
Shana menghela nafas kasar sebelum kembali melanjutkan langkahnya berharap rasa sesak di dada sedikit berkurang.
"Baru pulang Shan? tumben sore banget pulangnya?" tanya Gino membuat Shana menghentikan langkahnya sementara mereka yang sedang menonton TV menoleh ke arah Shana.
"Kaya nggak tau Shana aja, dia kan suka mampir-mampir," ujar Shila sebelum Shana menjawab.
"Iya, tadi kan Pak Ahmad nganter kak Shila ke salon, jadi aku harus mampir ke halte dan nunggu angkutan umum cukup lama," jawab Shana tidak menghiraukan perkataan Shila dengan menekankan kata lama.
"Alasan! Kamu kan bisa SMS Kak Kevin buat jemput, iya nggak Kak?" tanya Shila sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Kevin.
Kevin menganggukan kepala. "Iya, lagipula Kakak di rumah,"
Kalau saja dia punya keberanian, mungkin detik ini dia sudah mencakar wajah mereka berdua. Benar-benar Drama Queen.
"Aku nggak tau, lagipula aku nggak mau ngerepotin Kak Kevin. Ya udah Shana ke atas dulu, mau ganti baju." setelah mengatakan itu Shana melangkah menuju kamarnya.
🎧🎧🎧
"Pangeran pulang!" teriak Galen dengan senyum mengahiasi wajah tampannya membuat Shinta yang sedang membaca majalah menoleh ke arah putranya.
"Waallaikumsalam," ujarnya seraya melotot.
Galen nyengir, memamerkan sederet gigi putihnya.
"Assallamu'allaikum, Bunda cantik," ulangnya.
"Waallaikumsalam," balas Shinta, sementara Galen menyalami tangannya. "Sore banget Al, pulangnya."
Galen di rumah memang selalu dipanggil 'Al' di ambil dari kata 'Alister' oleh keluarganya.
Bukannya menjawab, Galen justru malah duduk di sofa samping bundanya, melepaskan sepatu seraya senyum-senyum tidak jelas seperti orang gila.
Shinta yang melihat tingkah putranya mengernyit bingung. Sudah beberapa hari ini memang dia selalu memergoki putranya tersenyum sendiri seperti sekarang ini.
"Al?"
"Alister."
"Eh iya kenapa Bun?"
"Kamu ini ditanya malah senyum-senyum sendiri. Tumben pulangnya sore banget?" tanya Shinta.
![](https://img.wattpad.com/cover/145546599-288-k869800.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA [END]
Ficção Adolescente(Sebelum baca dimohon persiapkan hati kalian terlebih dahulu karena terdapat banyak LUKA di dalamnya) -Aku, Kamu, dan Masa Lalu- Namanya Naushafarina Qanshana, mereka biasa memanggilnya Shana, si gadis gila, atau crazy girls. Shana adalah gadis pe...