Shana 33 || (Not) Sweet (Not) First Kiss (Revisi ✓)

7.3K 533 14
                                    

Happy Reading❤

Menikmati sebuah momen itu perlu
karena suatu hari nanti kita akan merindukan momen itu
Apalagi momen bersamamu. mungkin aku perlu merekam secara permanen di otakku.
***

~Kasmaran - Jas🎧

Mobil sport milik Galen berjalan dengan kecepatan sedang. Keduanya kini sama-sama diam, keheningan menyelimuti mereka sepanjang perjalanan.

Shana diam dan terus menatap ke arah kaca di sampingnya. Dia tidak peduli pada Galen yang membawanya entah kemana. Pikirannya masih tertuju pada perkataan Kevin. Dia merasa takut sekaligus bersalah. Takut jika kakak pertamanya tau dan bersalah karena sudah membuat Kevin khawatir. Entahlah, semenjak dia masuk rumah sakit, kakak keduanya itu menjadi protective padanya. Terdengar menyebalkan namun senang secara bersamaan.

Shana menoleh ke arah Galen ketika mobil cowok itu memasuki jalanan yang sepi dan banyak pohon-pohon besar menjulang tinggi berdiri dengan kokoh disetiap pinggir jalan. Shana duduk dengan gusar. Dia merasa sekarang sedang berada di ... hutan. Jalanan sangat sepi, bahkan tidak ada satu pun kendaraan yang lewat. Shana sedikit takut, gadis itu mulai berpikiran yang tidak-tidak. Bagaimana kalau cowok di sampingnya itu berbuat yang tidak-tidak padanya? Pikirnya. Buru-buru Shana menggelengkan kepala mengenyahkan pikirannya itu.

"Sebenarnya kamu mau bawa aku kemana sih?!" tanyanya dengan nada kesal.

Galen yang melihat kelakuan Shana terkekeh geli. "Nanti kamu tau sendiri. Tenang, aku nggak bakal ngelakuin seperti yang kamu pikirin."

Shana menatap Galen cukup lama kemudian kembali menoleh ke arah kaca. Tak lama gadis itu menghela nafas lega ketika mobil cowok di sampingnya mulai memasuki jalanan yang cukup ramai.

Lagi-lagi Galen terkekeh geli saat matanya menatap raut wajah Shana yang terlihat begitu lega. Segitu takutkah? Pikirnya.

"Eh."

Galen menggenggam tangan mungil Shana dan meletakan di atas pahanya, tanpa menoleh sedikit pun dan mengatakan sepatah kata. Shana juga tidak menolak, gadis itu hanya menoleh sekilas. Sepertinya dia tidak lagi ingin berdebat. Sepanjang perjalanan Galen menggenggam tangan Shana dengan erat.

 Sepanjang perjalanan Galen menggenggam tangan Shana dengan erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu jam pun berlalu, kini mobil yang mereka naiki berhenti. Mata Shana membulat sempurna ketika Galen menghentikan mobilnya di depan danau yang membentang begitu luas. Gadis itu ke luar dari mobil dengan mata yang masih menatap danau. Galen tersenyum tipis dan mengikutinya dari belakang.

"Wow," gumam Shana takjub. Mulutnya terbuka saking terpesonanya. "Galen, ini tuh keren banget!"

Di hadapan mereka kini terdapat danau yang membentang begitu luas, airnya tampak tenang tanpa riak, di permukaan air terdapat beberapa bunga teratai membuat danau semakin indah. Diujung sana terlihat sebuah hutan, pohon-pohon menjulang tinggi dengan kokoh, di setiap sudut terdapat beberapa perahu di tepi danau. Sepertinya memang sengaja disediakan agar pengunjung dapat mengelilingi danau tersebut. Tidak lupa, disetiap sisi danau juga terdapat gazebo-gazebo minimalis yang terbuat dari rotan pilihan. Suasana di danau sangat teduh, damai, dan asri. Sepertinya Galen tidak salah membawa kekasihnya ke tempat ini. Pemandangan yang disuguhkan sungguh tidak mengecewakan, terbukti Shana begitu terpesona hingga memandangnya tanpa berkedip.

LUKA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang