Shana 40 || Penculikan berencana (Revisi ✓)

6.5K 444 7
                                    

Semoga kalian bahagia membaca part ini.
Kalau ada kesalahan komen inline ya jangan lupa voth juga.
Happy Reading❤

Tidak apa, mungkin aku belum diijinkan bahagia oleh Tuhan.
Tersandung, dijatuhkan,dan tersungkur.
Itu mungkin agar aku lebih banyak bersyukur
Tidak apa, itu lebih baik dari pada sesuatu yang indah namun suatu saat akan membuatku patah
Tenang, aku kuat!
***

Hari ini hujan turun membasahi ibu kota Jakarta. Begitu lebat disertai angin kencang dan petir menyambar kemana-mana membuat siapa saja lebih memilih berteduh dari pada menerobos hujan. Memang belakangan ini Jakarta sering diguyur hujan, mungkin karena sudah musim hujan mengingat bulan sudah memasuki bulan November. Berbeda dengan beberapa siswa yang memilih menunggu hujan reda di karidor seraya bergosip ria, Shana justru lebih memilih berteduh sambil menunggu jemputan di halte depan sekokah seorang diri.

Sambil menunggu balasan WhatsApp dari Pak Ahmad, Shana sesekali mengusap lengannya karena dingin. Sudah tiga puluh menit dia menunggu tapi Pak Ahmad tidak kunjung datang, akhirnya dia menghubungi seseorang berharap bisa mengantarnya pulang.

 Sudah tiga puluh menit dia menunggu tapi Pak Ahmad tidak kunjung datang, akhirnya dia menghubungi seseorang berharap bisa mengantarnya pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Isi Chat)

Shana
Erland

Erland
Hm.

Shana
Masih di kafe

Erland
Iya

Shana
Samperin aku mau

Erland
Dimana?

Shana
Halte depan sekolah
Jemput aku please ...

Erland
Y

Shana
Jangan lama-lama ya😚
Aku takut
Disini banyak petir

Erland
Manja!
Aku otw

Shana tersenyum tipis setelah membaca balasan dari Erland. Walaupun terkedang cowok itu sangat cuek tapi dia laki-laki pertama yang selalu melindunginya, laki-laki pertama yang selalu ada disaat dia butuh, Erland sudah seperti pahlawan baginya. Shana mematikan ponselnya kemudian memasukan ke dalam tas. Mengayun-ayunkan kakinya sambil menunggu kedatangan Erland.

Di Shyta's Cafe, Erland yang sedang meracik minuman menghentikan kegiatannya saat ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk. Setelah membaca dan membalas pesan itu dia melepaskan celemek yang dia pakai, menyambar kunci mobil dan bergegas menjeput gadis kesayangannya.

LUKA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang