Chapter 20

139 14 0
                                    

Enjoy!

"HEH!" teriak Dilla pada sekumpulan remaja laki-laki tampang sangar di sana. Kira-kira berjumlah 30 orang.

Seorang cowok tertawa merendahkan, "ini SMA 45? Nggak punya k*n**l sampe bawa cewek? Mau koid kayak temen lo kemarin?"

"Cowok kok mulutnya licin kek banci?" balas Liora pedas mengundang sorakan dari teman-temannya.

Cowok itu mulai kesal, "Punya nyali juga lo, anak mami. Balik sana sebelum muka mulus lo hancur sama gue!"

"Ih takuuut!" sindir Dilla pura-pura ketakutan.

"Kurang ajar lo!" semprot cowok itu, "pasukan gue lebih banyak dari kalian, oke kalo lo pada mau berantem, tapi jangan kabur kayak kemarin!" Cowok itu menyeringai.

Plak

Bunyi tamparan keras terdengar jelas membuat orang meringis, cowok itu mengaduh merasakan tamparan keras oleh gadis di depannya.

"HAHAHA DITAMPAR DONG!" Dilla tertawa terbahak-bahak melihat cowok itu tercengang dengan tanda bekas tangan merah di pipi kanannya.

"ANJING LO!" Cowok itu tidak terima dan ingin memukul Liora, namun tangannya gadis itu menghindar cepat memukul rahang lalu menendang 'kemaluan' cowok itu. Cowok itu tersungkur memegang bagian vitalnya yang ditendang.

"Thanks Mom, for the move." batinnya lalu tersenyum miring. Ia mempraktekan gerakan Sierra saat melawan polisi di rekaman yang ia nonton kemarin.

Teman-teman cowok itu meringis ngilu melihat pemimpinnya mengaduh sakit di tanah.

"NGAPAIN DIEM?! HABISIN!" teriak cowok itu pada teman-temannya.

"WOI!" teriak seseorang dari belakang sekumpulan remaja itu. Mereka berbalik ke belakang melihat Gilang berdiri dengan tongkat baseball, laki-laki jangkung itu bersama puluhan siswa SMA 45 juga beberapa siswa teman Gilang dari SMA Angkasa yang jumlahnya lebih banyak dari kumpulan yang dibawa cowok tadi.

Cowok yang tersungkur tadi berhasil berdiri dibantu temannya. Ia berkeringat dingin melihat jumlah musuhnya lebih banyak dari pasukannya.

Liora mendekati cowok yang tadi bertingkah seolah menghirup nafas, "cium nggak ada bau-bau kekalahan?" ejeknya lalu tertawa.

Bug

Tanpa diantisipasi gadis itu, sebuah bogeman berhasil mendarat di ujung bibirnya membuat ia cukup terhuyung ke belakang.

"WOI BANCI!" Dilla berteriak tak terima sahabatnya ditonjok, bersamaan dengan majunya Gilang dan Bobbi memukul cowok tadi dan teman-temannya.

Pertarungan pun pecah di sana, saling pukul, saling meninju, membuat suasana sore yang hening menjadi ramai.

Anak-anak SMA 24 terpukul mundur karena kalah jumlah, beberapa pun sudah rebah di tanah dengan wajah luka-luka.

Niu niu niu

Saking ramainya hingga mereka pun tak menyadari kedatangan mobil polisi dengan personel yang banyak mengepung remaja-remaja itu.

"HENTIKAN!" teriak seorang polisi dengan megaphone.

Para remaja itu pun terkejut dan ingin kabur namun segera ditangkap oleh anggota polisi lain, termasuk Liora dan teman-temannya.

"Ah goblok, gue ketahuan nyokap ini!" umpat Liora pada Dilla. Tangan mereka sama-sama terborgol dan dituntun naik truk polisi.

"Nggak cuma elo kali! Bisa-bisa diusir dari rumah gue nih!" balas Dilla cemas.

Liora berdecih, bagaimana bisa ada polisi di sana?

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang