Chapter 16

179 14 0
                                    

Jangan lupa tekan tombol bintangnya kaka

Enjoy!

"Morning," Alrine memasuki kamar Liora yang tidak dikunci. Setelah mencari anak laki-lakinya yang tidak ada dikamarnya. Ia tahu pasti anak bungsunya itu memerlukan kakaknya untuk menemaninya tidur.

Wanita yang tampak tidak menua sedikitpun, mencubit pipi tembam Liora, "Hei, bangun dong kan mau sekolah,"

"Ah Ma, bentar lagiii!" balas anak perempuannya. Sedangkan Leander masih tidur pulas.

"Bentar lagi gimana? Udah jam setengah 7!" ucap Alrine dengan nada panik.

Leander spontan membuka matanya, ia baru ingat harus mengirimkan absen MOS kemarin ke Brandon. Anak itu berdiri linglung.

"Mama kok nggak bangunin dari tadi? Ah, ka Brandon marah nih." keluh Leander kemudian berlari menuju kamarnya untuk bersiap.

Liora ikut terbangun karena jam masuk sekolahnya itu jam 7 tepat. Bila telat, sesuai peraturan hukumnya adalah piket membersihkan WC sekolah. Dengan cepat gadis itu mengambil handuk untuk mandi.

Alrine menahan tawa, cara yang selalu berhasil untuk membuat anak-anaknya bangun cepat, "Mama tunggu di bawah yaa!"

Karena buru-buru, kembar sudah siap berseragam lengkap dengan waktu tak sampai 30 menit. Mereka menuruni tangga dan mendapati Papa mereka baru bangun.

"Loh, tumben masih jam segini udah siap." tanya Lionel menguap dan meregangkan tangannya.

Kembar sontak menengok ke arah jam dinding, pukul 05.30.

"AAA MASIH PAGI BANGET!!!" kesal si kembar.

Teriakan kembar membuat Alrine menghampiri mereka dengan segelas susu coklat hangat.

"Mama kenapa bangunin sepagi ini sih?" tanya Liora merengut.

Alrine mengangkat kedua bahunya, "Gabut,"

"Lama-lama Mama ketularan jahilnya Lio," ucap Leander menggeleng-geleng kepalanya sambil mengambil segelas susu coklat itu.

"Ih napa Lio? Jahilnya Lio kan turun dari Mama." Liora membela dirinya.

"Papa, emang Mama jahil?" tanya Alrine pada suaminya.

Lionel mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk seolah berpikir, "kayaknya sih enggak."

Alrine dan Leander tersenyum kemenangan.

"Terus jahil Lio turun dari mana dong?"

"Kayaknya pas mengandung kalian, Mama banyak bergaul sama Om Ian. Jahilnya 11-12 sama Lio." Lionel menjawab pertanyaan anaknya dengan gurauan.

"Hmm, mungkin."

"Harusnya waktu itu Mama bergaul sama Om Ben."

"Kenapa tuh?"

"Biar Lio jadi kaku," jawab Leander lalu tertawa sendiri dan dilihat oleh kedua orangtuanya beserta adiknya.

"Astaga Tuhan, kembaran Lio kesurupan apa?!" Liora mendramatisir keadaan.

_÷_

Seperti biasa kembar diantar oleh supir pribadi mereka, sepanjang perjalanan terasa hening karena Liora sibuk dengan ponselnya.

Leander hanya memperhatikan keluar jendela, sesaat tidak ada apa-apa. Namun, Leander mengernyit saat supirnya melewati sekolah Liora.

"Eh, pak stop, pak! Sekolah Lio kelewatan!" sergah Leander membuat Liora dan supir kaget.

Liora mengelus dadanya, "ih Lean, kan Lio mau ke sekolah lama."

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang