Chapter 51

86 6 0
                                    

Enjoy!

Leander membanting tubuhnya ke atas kasur nyamannya, matanya yang berat menariknya untuk tenggelam dalam dunia mimpi setelah seharian beraktivitas.

Ting Ting

Matanya kembali terbuka mendengar suara keras notifikasi beberapa kali. Dengan malas ia membaca chat, namun nama  pengirim pesan membuatnya sontak bangkit dari ranjang.

Rain Ivanka

Kak Devano meninggal, Lean.

Kakak satu-satunya gue dibunuh.

Mama bilang pembunuhnya Mama lo, itu nggak bener, kan?

Tangan Leander gemetar membaca pesan dari Rain, ia tidak tahu tentang Devano. Yang ia tahu laki-laki brengsek itu berniat memperkosa adiknya sebelum ditangkap oleh polisi.

Apakah Mamanya berbohong? Devano bukan ditangkap polisi, namun dibunuh?

Leander Antares

I'm really sorry for your lost.

Gue beneran nggak tahu soal ini.

Usai mengirimkan pesan balasan, Leander segera keluar dari kamarnya dengan nafas memburu. Pintu kamarnya yang tak berdosa dibanting keras, menimbulkan suara mengagetkan Liora yang berpas-pasan di depan pintunya, gadis itu bergegas mengikuti Leander yang tampak emosi.

"Lean!" panggil Liora yang tidak didengar oleh kakaknya.

"Mama! Mama! Buka, Ma!" Leander mengetuk-ngetuk kamar kedua orangtuanya, dadanya naik turun dengan emosi yang meluap-luap.

Pintu kamar dibuka memunculkan Alrine dan Lionel dengan wajah bertanya-tanya.

"Jujur, Ma, apa Devano ditangkap polisi?" tanya Leander dingin.

Alrine dan Lionel saling bertatapan.

"Papa juga tahu?" Leander bertepuk tangan sarkastik, "hebat kalian, mau bohong apalagi?" ucapnya dengan mata berkaca-kaca. Ia tak percaya Papanya juga bahkan membohongi mereka.

"Lean! Apaan sih?!" tegur Liora tak terima dengan perlakuan kakaknya.

"Devano bukan ditangkap polisi, dia dibunuh," ucapan Leander mengejutkan adiknya, "sama Mama kita sendiri."

Liora menutup mulutnya tak percaya, ia memang tidak sempat melihat wujud orang yang membawanya pergi dari kamar hotel itu hingga akhirnya melihat Papanya. Liora juga seperti mendengar suara Mamanya saat ia dibawa.

"Ma, itu nggak bener, kan?" Alrine bergeming tidak dapat menjawab pertanyaan putrinya.

"Itu Sierra, bukan Mama." bela Lionel.

Leander menatap kedua orangtuanya tak percaya, "Awalnya Lean terima, kalau Papa dan Mama menyimpan rahasia masa lalu dan sisi gelap Mama selama ini. Tapi kenapa kalian malah terus-terusan bohongin kami, Pa, Ma?" Kekecewaan terlihat jelas di matanya, "Cukup, Lean nggak bisa tinggal serumah dengan orangtua yang terus berbohong ke anak-anaknya sendiri!" ucapnya meninggi, ia berjalan meninggalkan keluarganya untuk pergi dari rumah.

"LEAN!" panggil Lionel dengan nada tinggi pada Leander, pria itu bergegas mengejar putranya.

"Lio," Alrine bersuara lembut pada anaknya yang mematung melihat kakaknya pergi, "Mama dan Papa merahasiakan ini, untuk keselamatan kalian."

Liora mengusap air mata yang mulai membendung, "Lio pikir setelah kecelakaan dan semua ini terjadi, Mama udah ninggalin sisi kelam itu. Melawan api dengan api nggak bakal pernah berhasil, cuma bikin tambah parah, Ma!"

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang