Chapter 53

91 4 0
                                    

Nih double update buat readers tercinta

Enjoy!

"Don! Itu Lean sama Rain jalan bareng!" seruan temannya membuat gadis dengan dandanan di wajahnya kesal. Mereka melihat Leander dan Rain berjalan bersama di gerbang masuk sekolah.

Cewek itu! Masih aja gatel! batin Donna marah.

Sementara dua pasangan yang sedang diperbincangkan itu sibuk mengobrol sambil berjalan menuju kelas.

"Please, kita jangan sampai ketahuan pacaran, ya? Gue nggak mau adik gue tahu, bisa kacau."

"It's fine, gue ngerti kok," jawab Rain sambil mengangguk.

Leander tersenyum tipis, "gue ketemu Alva sama yang lain dulu, ya, see you!"

Rain melambai tangannya singkat sebelum punggung laki-laki itu menjauh.

"Eh cewek aneh!" Langkah kaki Rain terhenti karena kedatangan Donna dan teman-teman gengnya.

"Lo budek apa pikun? Udah gue bilangin jauh-jauh dari Lean!" Donna mendorongnya hingga mundur beberapa langkah.

Rain mengepalkan tangannya, ia tidak tahan lagi dibully terus-terusan oleh geng Donna.

"Lo emang siapanya Lean?" tanyanya berani sambil mengangkat dagunya.

Donna terkekeh dengan keberanian Rain yang sudah berani melawan, "Gue cewek waras yang bakal dijodohin sama Lean, nggak kayak lo freak!"

"Cewek waras mana yang terobsesi sama cowok yang nggak suka sama dia?" tanya Rain lagi sukses menyulut emosi Donna.

Donna maju dengan tangan yang siap melayang, namun seorang perempuan datang menghampiri mereka yang ribut di parkiran sekolah.

"Ngapain kalian? Mau ngebully lagi?"

Donna menunduk melihat Aqila, kakak kelas mereka sekaligus wakil ketua OSIS. Sekedar info, orangtua Donna dan Aqila adalah rekan dalam penyumbang dana besar di sekolah. Yang berarti Aqila dapat melaporkan Donna pada orangtuanya.

"Mending lo semua masuk ke kelas, sebelum gue laporin ke orangtua kalian!" suruh Aqila tegas membuat ketiga siswi itu pergi dengan wajah sebal.

"Thanks, kak Qila." ucap Rain pada kakak kelasnya sebelum ia pergi menuju kelasnya.

_~_

Usai meminta izin ke guru untuk terlambat masuk sekolah melalui Dilla, Liora kembali ke rumahnya untuk mandi dan bersiap ke sekolah. Jika semalam ia tidak bertemu dengan Rega, mungkin waktu tidurnya lebih banyak. Bagaimana tidak, baru tertidur 2 jam setelah Mamanya dipindahkan ke kamar inap, dan sekarang sudah pukul 7 pagi.

"Pagi, dek Lio," sapa seorang supir di rumahnya yang sedang mengelap kaca mobil.

Liora tersenyum tipis, "Pagi, pak Ahmad, Lean udah ke sekolah?" tanyanya pada supir pribadinya.

"Iya, dek, tadi si kakak baru sampai rumah langsung siap-siap ke sekolah." jawaban Pak Ahmad membuat Liora bingung.

"Gimana, pak? Emang Lean darimana?" tanyanya lagi.

"Tadi si kakak baru nyampe jam setengah lima kayaknya, katanya dari rumah sakit."

Kebingungan gadis itu semakin bertambah karena tidak mungkin Leander dari rumah sakit, ia saja melihat dengan mata kepala sendiri laki-laki itu pergi dengan taksi dari semalam.

"Bapak serius, kan?"

Supir berumur 50an tahun itu mengangguk.

"Yaudah, saya siap-siap dulu, nanti bapak anterin ke sekolah, ya?"

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang