Enjoy!
"Iya-iya, bawel! Pokoknya gue minta bayaran abis ini!"
Liora menggerutu ketika sepupunya memutuskan panggilan tiba-tiba. Selesai mengganti baju olahraga, ia pun memilih pergi ke lapangan karena mata pelajaran olahraga diadakan di sana.
Sesampainya di lapangan, matanya menangkap wajah lelaki yang menolongnya kemarin. Ketua OSIS itu tampak tiga kali lipat lebih tinggi dan tampan dengan pakaian basketnya.
"Ketua OSIS kalian ini, Xaidan. Pernah membawa sekolah kita memenangkan 4 perlombaan basket antar sekolah lain. Kebetulan bapak ada urusan dengan kepala sekolah jadi kalian akan diajarkan kak Xaidan untuk latihan dasar basket. Silahkan."
Para siswi bersorak senang akan hal itu, tak terkecuali Liora meski dirinya masih menjaga image untuk menunjuk ketakjubannya.
"Oke, siang semua. Perkenalkan saya Xaidan Andara, bagi yang belum kenal. Sekarang kita akan belajar beberapa teknik dasar basket berupa dribbling, passing, shooting," ucap Xaidan sembari menampilkan kebolehannya melempar bola hingga masuk ke ring basket, "dan lain-lainnya."
Murid-murid terpukau dengan teknik basket yang ditunjukkan Xaidan, tak heran lelaki itu dapat beberapa kali membawa nama sekolah di ajang perlombaan basket.
"Tukang pamer," seru Liora dalam hati lalu tersenyum tipis.
Seakan mendapat panggilan, mata coklat nan indah yang terpapar cahaya itu bertabrakan dengan mata biru laut milik Liora.
Mata dan mulut Liora terbuka lebar karena ketahuan dirinya sedang senyum ke arah kakak kelasnya itu.
"Liora, kan?" tanya Xaidan membuat puluhan pasang mata langsung tertuju ke arahnya.
"I-i ya, kak." jawabnya dengan suara serak. Sialan, kenapa dia begitu gugup, pasti Dilla sedang menertawainya sekarang.
"Sini maju," kakinya seolah berjalan sendiri ke depan dan berdiri di samping Xaidan. Ia dapat melihat tatapan iri dari murid perempuan lain, dan tatapan godaan dari Dilla.
Kurang ajar anak itu, ingatkan Liora untuk menggeplak kepalanya.
"Pernah main basket?" tanya Xaidan setengah berbisik, membuat jarak keduanya semakin menipis.
Saking gugupnya, indera pendengaran Liora sepertinya tidak berfungsi dengan baik, "Hah?"
Xaidan tersenyum kecil lalu menyodorkan bola basket ke gadis itu, "yaudah, nggak apa-apa. Nanti bisa ikut yang saya lakukan."
"Jadi cara menembak bola basket hingga masuk ke dalam ring yaitu kaki dibukakan seperti ini, lalu ditekuk..." ajar Xaidan sambil memeragakan, Liora pun mengikutinya, "memegangnya seperti ini, dan shoot!"
Bola melayang jauh melewati papan ring.
"Hahahaha!"
Murid-murid menertawakan Liora yang tak berhasil memasukkan bola basket ke ring.
Xaidan tersenyum memaklumi, "udah-udah jangan ketawain temen, nggak semua orang bisa main basket dan nggak bisa sekali belajar aja langsung berhasil. Butuh latihan," tegur laki-laki itu.
Seorang siswi mengangkat tangannya, "Saya aja kak, saya ikut ekskul basket." ujarnya mengajukan diri.
Xaidan mengangguk, "Nggak apa-apa, Liora, nanti bisa kok." ucapnya memberi semangat pada Liora yang terdiam. Ia merasa bersalah menunjuk orang yang belum tahu teknik bermain basket.
Liora hanya membalas dengan senyuman tipis, lalu kembali ke kumpulan murid-murid tadi.
"Udah tahu nggak bisa main, asal maju aja dia." bisik seorang siswi kepada temannya membuat hati Liora semakin panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]
Teen FictionLeander dan Liora Antares adalah kembar dengan sifat yang bertolak belakang. Putra-putri dari keluarga kaya, dikelilingi oleh orangtua serta keluarga besar yang menyayangi mereka, tampak sempurna bagi orang yang melihat. Sedikit yang tahu termasuk m...