Chapter 35

119 10 0
                                    

Enjoy!

"Congrats! Anjir nggak gue sangka lo bisa sedekat itu sama si Ketos!" seru Dilla di toilet, mereka sedang mengganti baju olahraga ke seragam formal.

"Jantung gue masih deg-degan sampe sekarang, gila! Kayak abis ketemu Tom Holland aja!" balas Liora memegang dadanya.

Dilla tertawa keras menanggapi, sampai tak memperdulikan orang lain dalam toilet itu.

"Heh! Ketawa lu bisa dikontrol nggak?" tegur perempuan tiba-tiba.

Liora dan Dilla menoleh ke arah suara, rupanya itu Cindy bersama teman-temannya.

"Eh Cindy, gimana kabar hidung?" tanya Liora dengan senyum mengejek.

"Anjing lo!" maki Cindy marah.

"Ish, kasar banget sih. Kayak di lapangan tadi suka dorong, kenapa? Nggak mampu lawan gue?"

"Lo hoki aja! Cindy lebih jago dari lo!" salah satu teman Cindy bersuara.

"Idih, karena ikut ekskul doang gitu?" Dilla membalas, "Pernah lomba nggak? Liora nih mantan kapten basket SMP Angkasa yang udah berapa kali menang lomba. Itu baru bangga."

Cindy dan teman-temannya terkejut tak percaya membuat Liora dan Dilla tersenyum miring.

"Liat aja lo nanti!" Cindy menginjak-injak lantai dan pergi meninggalkan mereka.

"Hahahaha!" Kedua sahabat itu saling bertos tangan dan tertawa terbahak-bahak.

_÷_

Liora bersenandung senang di koridor sekolah, hari ini adalah hari terbaik untuknya. Entah itu karena ia membalas murid-murid yang meremehkannya tadi atau ketua OSIS yang menerima tawarannya tadi.

"Lama-lama lo kayak orang gila tahu nggak?" tegur Dilla pada sahabatnya, namun gadis yang ditegur tak peduli dan mengedarkan pandangannya mencari sosok yang ia cari sedang berjalan ke arah mereka.

"Dil! Lo pulang aja ya? Please please! Gue traktir hot toys Iron Man deh!"

Raut wajah Dilla menjadi kesal, namun mendengar kata 'traktir' membuatnya bersorak.

"Bener, ya? Gue tunggu!" ujar Dilla gembira.

"Iya-iya, hush hush!" Liora mengusir sahabatnya sebelum Xaidan datang.

Laki-laki yang ditunggu pun tiba dengan menggendong tas menyamping, "hai," sapanya.

"Hai." jawab Liora canggung.

"Jadi mau kemana?"

Liora mengatur detak jantungnya agar suaranya tidak bergetar gugup, "Ehm, kakak tahu resto depan Janvers Hospital?"

Xaidan terlihat sedang mengingat-ingat, "tahu, cuma saya belum pernah ke sana."

"Oke," jawab Liora, ia pun teringat supirnya sedang menjemput Leander. Tentu saja ia tidak mau kakaknya tahu ia sedang PDKT dengan laki-laki yang lain. Apalagi semalam ia masih 'perang dingin' dengan kakaknya itu.

"Ada apa?"

"Gue baru inget, mobil gue dipake jemput orang, Kak."

Xaidan ber-oh-ria, "yaudah yuk,"

"Kemana?"

"Kok kemana, motor saya di parkiran."

Liora goblok kok lemot banget otak lo batinnya mengolok-olok dirinya sendiri.

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang