Chapter 19

164 10 0
                                    

Kalo suka, pencet tombol bintangnya coba.

Enjoy!

Reyna sedang mempersiapkan makanan yang ia beli tadi di atas meja makan, dengan dibantu Liora. Sementara para lelaki berbincang hal-hal yang hanya dipahami mereka.

"Soreee!"

Terdegar teriakan Resya dari luar, gadis berusia 19 tahun itu sedang berkuliah di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Ia melepas sepatu, tas dan menaruh buku-bukunya ke dalam kamar terlebih dahulu. Kemudian menghampiri orang-orang di meja makan.

"Wes, Lean, Lio udah SMA aja!" Resya mencubit gemas pipi Liora yang tembam hingga ayam yang sedang ia Liora kunyah terjatuh di piring.

"Ih kak Echa lagi makannn!"

"Resya..." tegur Bryant, adiknya hanya menyengir kemudian beralih mengambil piring dan makanan karena ia juga sudah lapar.

"Gimana kuliah?" tanya Reyna pada gadis yang sudah dianggap seperti anak sendiri.

"Ya seperti biasa, Mah. Tugas-tugas mulu." jawab Resya mengeluh.

"Namanya juga kuliah, nggak kayak SMA, beda jauh." balas Bryant, sambil meminum kopinya.

"Kak Echa masuk jurusan apa deh?" Leander bertanya sambil mengelap bibirnya dengan tisu.

"Aku Manajemen Bisnis, kalian nanti udah ada rencana mau ambil kuliah jurusan apa?" jawab Resya balik bertanya.

"Lean sih maunya masuk sekolah penerbangan tapi mau juga jadi dokter."

"Lio sih belom ada rencana, Lio orangnya ngikutin alur."

Resya jadi berpikir kira-kira jurusan apa yang cocok dengan Liora.

"Lio nggak mau jadi hakim atau pengacara?" celetuk Resya membuat Leander tertawa yang mendapat tatapan miring dari Liora.

"Cocok cocok, belom jadi hakim aja udah bisa menghakimi orang." celetuk Leander mengundang tawa semua orang di sana terkecuali Liora yang merengut.

"Ohiya, Cha, Jackson gimana kabarnya?" tanya Reyna mengenai laki-laki yang menjadi pacar Resya.

"Jackson teh saha?" tanya Reza bingung.

Wajah Resya memerah malu saat Reyna menyebut nama Jackson, laki-laki yang baru menembaknya kemarin. Semalam memang Resya curhat pada Reyna mengenai perasaannya.

"Itu pacar Echa," goda Reyna mengedipkan mata.

"Echa punya pacar?!" tanya Reza dan Bryant bersamaan.

"Kompak amat, Om." celetuk Liora terkikik geli dengan kekompakan dua pria itu.

"Aaa! Mama ih udah bilang aja," sebal Resya.

"Yang mana dia? Pernah dateng?"

Resya menggeleng, "dia temen sekelas aku pas semester 3, belom pernah dateng kesini, Kak."

Bryant ber-oh-ria, "lain kali ajak ke sini, biar kenalan dulu."

"Oke," jawab Resya lega. Setidaknya kakak dan Papa angkatnya tidak bertanya lebih banyak. Bisa-bisa acara makan tak selesai hingga hari berikutnya.

Setelah semuanya sudah selesai makan, Leander dan Liora memutuskan untuk pulang karena hari sudah menggelap.

"Lean sama Lio pamit dulu, ya, Om Reza, Tante Reyna, Om Bryant, Kak Echa." pamit Leander menggantungkan tasnya ke lengan kanannya.

"Iya hati-hati ya kalian, salam buat Mama Papa."

Kembar memasuki mobil dan mobil mereka segera melaju meninggalkan rumah Bryant. Dalam mobil Liora teringat dengan hardisk yang berisi rekaman tadi.

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang