Chapter 15

168 11 0
                                    

Enjoy!

Ia mengajak anak-anaknya masuk ke dalam kamarnya dan Alrine. Pria itu mengambil sebuah map dari lemari, mengeluarkan beberapa lembar koran dari sana. Lalu memberikannya pada Leander dan Liora.

"Papa harap, kalian sudah siap mengetahui kebenaran ini."

'Seorang siswi ditangkap karena melakukan percobaan pembunuhan terhadap teman sebaya'  18 Februari 2014

'Putri bungsu keluarga Janvers menjadi tersangka pembunuhan anak Kepala Polisi' 2 Mei 2017

'Seorang kepala polisi dibunuh secara mengenaskan di tangan seorang gadis' 20 September 2017.

'Alasan gangguan mental, putri bungsu Janvers dibebaskan bersyarat' 05 Agustus 2018.

Berbagai headline lembaran koran lampau tersebut menuliskan kronologi kejadian dan foto-foto Alrine dengan mata disensor, namun nama sang Mama serta marga keluarga mereka terpampang jelas di sana.

Leander dan Liora terkejut bukan main. Kedua anak kembar itu memandang Lionel tak percaya.

"Apa-apaan ini, Pah? Mama bukan pembunuh." tutur Liora dengan tangan gemetar.

"True, your Mom is not a murderer," lirih Lionel mengingat masa kelam istrinya, "Nasib Mama tak seberuntung kalian, saat kecil hingga remaja Mamamu nggak dianggap anak sama Kakek Richard. Dimasukan ke rumah sakit jiwa, setelah keluar Mama dikirim ke Singapura bersekolah sendiri dipisahkan dari dua kembarannya di Indonesia, hingga akhirnya saat kelas 11 SMA Mama kembali ke Jakarta dan bertemu Papa, tak sampai di situ Papa pernah menghadapi saat Mama kalian hampir pergi meninggalkan dunia ini."

Leander dan Liora diam mendengarkan dengan pikiran yang terus berkecamuk.

"Mama melewati banyak penderitaan tanpa henti, ia harus menanggung hukuman dari perbuatan yang bahkan nggak pernah ia lakukan."

Air mata Lionel tak dapat ia tahan lagi mengingat semua hal pahit yang tak diungkit lagi selama 15 belas tahun. Untuk pertama kalinya ia menangis di depan anak-anaknya.

Suara mesin mobil terdengar dari luar, tandanya Alrine baru saja tiba. Lionel segera mengelap air matanya dengan punggung tangan, "Papa ingin kalian mengerti, kami sebagai orangtua nggak bermaksud menyembunyikan masa lalu dari kalian. Hanya saja, cerita ini terlalu menyedihkan untuk diingat."

"Leo?" Alrine berdiri di sana melihat kedua anaknya memegang koran-koran lama yang ia simpan, serta suaminya dengan mata sembab.

"D-d-did you tell them?" wanita itu terbata.

Lionel menatap istrinya dalam, "They deserves to know, Rin. Kita nggak bisa menyimpan ini selamanya." ucapnya.

Alrine berjalan duduk di atas ranjang dengan pandangan kosong. Semuanya terasa bimbang, ia tidak tahu harus berpegang di mana.

"Anything else you didn't tell us yet?" tanya Liora mencoba merangkai puzzle masa lalu Mamanya. Namun firasatnya mengatakan bahwa masih ada potongan puzzle yang hilang.

"Mama memiliki kepribadian ganda, seharusnya dua. Tapi, satunya menghilang tersisa satu yang bernama Sierra," Alrine bersuara, menenangkan dirinya untuk menjawab pertanyaan Liora.

"Mommy Sierra?" Fakta baru semakin mengejutkan Liora dan Leander.

"She did all this, she was the murderer?!" tanya Leander dengan tangan terkepal.

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang