Chapter 64

92 4 2
                                    

Enjoy!

"ARGHHH!"

Suara jeritan itu membangunkan orang-orang dalam Villa, termasuk Leander dan Alvaren. Kamar yang gelap, membuat kedua laki-laki itu mencari ponsel mereka sebagai penerangan. Namun Leander tidak menemukan ponselnya.

"Suara apa itu woi?!" tanya Alvaren menyoroti flashlight ponselnya pada Leander lalu ke arah ranjang Liora yang juga tidak ada di ranjangnya.

"Liora mana?!" panik Leander mencari adiknya.

"Ayo ke kamar Mama gue dulu!" ajak Alvaren mengingat Mamanya yang sedang mengandung.

Mereka berdua bergegas keluar menuju kamar dua Mama mereka, bertepatan dengan itu Alreni juga tampak keluar dari kamar.

"Kalian denger suara tadi?"

Leander dan Alva mengangguk kompak.

"Liora nggak ada di kamar, Tan!" ucap Leander pada membuat wanita itu cemas, suara ribut di belakang rumah semakin menambah kepanikan mereka.

"Mama kamu juga!" seru Alreni panik, sebelum seorang wanita yang mirip dengannya menghampiri mereka.

"Kita harus pergi," ucap Alrine buru-buru, ia membantu kembarannya berjalan menuju pintu depan Villa. Diikuti Leander dan Alvaren.

"Ada apa sebenarnya, Ma?" tanya Leander setibanya mereka di luar Villa, Alrine tak menjawab ia menyuruh Alreni masuk ke dalam mobil.

"Alva udah bisa nyetir, kan?"

Alvaren mengangguk.

"Kamu bawa Mamamu pergi ke rumah penjaga Villa di kampung bawah ya besok pagi baru pulang, Lean ikut sama Alva." suruh Alrine dituruti keponakannya, namun tidak dengan putranya yang menggeleng.

"Rin ada apa sih? Terus lo gimana?!" kesal Alreni pada sikap kembarannya.

"Ini buat keselamatan lo, Ren. Please dengerin gue!" Alreni akhirnya menuruti bujukan Alrine.

"Lean tinggal," ucap Leander tegas.

Ia tidak mungkin meninggalkan Mamanya dan adiknya yang entah kemana.

Alrine menghela nafasnya lalu mengangguk membiarkan putranya.

Walaupun berat bagi Alvaren meninggalkan anggota keluarganya, tetapi menyadari keadaan sang Mama yang sedang hamil ia pun terpaksa masuk ke mobil dan mulai menjalankan mobil keluar dari halaman Villa. Tanpa bercek-cok lagi.

"Ini pasti perbuatan Amelia," Alrine mengetatkan rahangnya geram.

"Terus kita ngapain di sini? Ayo cari Lio, Ma!" Alrine mencegat tangan Leander yang akan beranjak.

"Jangan, kita tunggu sampai dia selesai."

_~_

"Rain, tetep sadar!" ucap Leander ketika mereka membawa Rain ke rumah sakit terdekat dari Villa.

Laki-laki itu sendiri terkejut bagaimana pacarnya bisa datang ke Villa, ditambah Rain terluka oleh sayatan pisau.

Liora memeluk kembarannya, "Lean, maaf gara-gara ngelindungin Lio, Rain jadi terluka."

Gadis itu tidak menyangka Rain rela menjadikan tubuhnya sebagai tameng untuk melindungi dirinya.

"Kok dia bisa ke Villa?" tanya Leander pada adiknya setelah melepas pelukan.

Liora menceritakan kronologi lengkap sejak ia menerima panggilan dari Rain lewat ponsel Leander, ia juga tidak menyangka gadis yang sedang ditangani dokter di dalam itu bisa muncul di Villa saat lima penjahat itu ingin menerobos masuk Villa.

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang