Chapter 38

121 6 0
                                    

Enjoy!

Tidak terasa sudah dua bulan kembar bersekolah di sekolah masing-masing. Liora betah-betah saja di sekolah barunya karena punya banyak teman-teman dan si ketua OSIS idamannya, meskipun pernah makan berdua sekaligus diantar, tetapi Liora merasa Xaidan hanya menganggap itu sekedar formalitas.

Berbeda dengan Leander, setelah berpikir lama akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti olimpiade bersama Rain. Persiapan yang rumit itu memakan waktu bersama keluarga apalagi bersama teman-temannya.

Belajar, belajar, dan belajar. Terlebih Leander adalah orang yang ambisius, ia tidak boleh mengecewakan sekolah milik keluarganya di kancah nasional.

Hubungan antara laki-laki itu bersama Rain pun semakin dekat, karena setiap hari mereka belajar bersama. Meski begitu, selalu di rumah Rain atau di sekolah bersama guru, Leander pun bingung mengapa gadis itu tidak mau belajar di rumahnya. Ia hanya beranggapan gadis itu takut bertemu adiknya.

"Soal yang ini kayaknya ada di buku lain deh, bentar gue cari dulu di kamar." ucap Rain lalu berlari kecil menuju kamarnya. Hari ini walaupun hari sabtu, mereka memilih belajar bersama di rumah Rain. Olimpiade sebentar lagi, mereka pun harus benar-benar siap.

Selagi menunggu, Leander membuka ponselnya membaca belasan chat dari adiknya. Liora mengirimkan foto dirinya dengan sepupu-sepupu mereka yang lain sedang liburan di rumah Opa Richard.

Sementara dirinya membaca chat, tiba-tiba si pengirim menelfonnya.

"Lean kesini atau Lio jemput paksa?! Masa buku-buku tebal lebih seru dari keluarga sendiri?!"

Spontan ia menjauhkan ponsel dari telinganya yang berdenging karena suara adiknya begitu keras.

"Iya-iya, Lio sayang, Lean bentar lagi pulang." jawabnya lalu menutup panggilan.

Leander pun merapihkan barang-barangnya bersiap untuk pulang, lalu mencari kamar yang dituju Rain tadi untuk berpamitan. Hingga pintu coklat yang terbuka lebar ditemukannya,

"Rain gue balik dul—,"

Tubuhnya menegang melihat keadaan kamar milik Rain, terdapat pecahan vas berserakan di lantai. Cermin yang hancur, dan kasur yang dipenuhi perban serta obat luka.

Rain berbalik terkejut mendapati Leander melihat isi kamarnya, ia pun dengan cepat berjalan keluar kamar dan menutup pintu.

"Kenapa?" tanya gadis itu menormalkan raut wajahnya.

"Kamar lo..."

Leander memegang tangan Rain menaikkan lengan sweater yang dikenakan gadis itu. Betapa terkejutnya ia menemukan bekas luka-luka goresan dan masih ada yang diperban.

"Siapa yang ngelakuin ini ke lo?"

Rain membuang muka dan menarik tangannya, "bukan urusan lo,"

"Is it your... Mom?" tanya Leander, ia sudah lama merasakan hal yang janggal antara Rain dengan Tante Amelia, sebab beberapa kali ia ke rumah Rain. Mata gadis itu sembab disusul dengan Tante Amelia yang menyambutnya. Sepengetahuan Leander, hanya mereka berdua yang tinggal di rumah ini.

"Mind your own business," jawab Rain dingin.

Respon gadis itu membuat Leander tak menyangka, ternyata selama ini alasan Rain selalu menggunakan sweater dan make up di sekolah karena perlakuan kasar Mama gadis itu sendiri.

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang