Enjoy!
Suasana sebuah gedung sekolah nampak ramai dipenuhi siswa-siswi yang bubar setelah habis kelas. Liora dan Xaidan berjalan berdampingan melewati koridor sekolah yang tak terlalu jauh dengan sekolah mereka.
Sesuai dengan kesepakatan bersama antara pengurus OSIS SMA 45 dengan pergurus OSIS SMA 24, Xaidan memenuhi panggilan untuk mempererat hubungan kerja sama dengan sekolah itu.
Xaidan berjalan santai sambil sesekali mengecek ponselnya untuk menemukan ruangan OSIS sekolah yang mereka datangi berada. Berbeda dengan Liora yang dihantui rasa was-was sedari tadi. Bahkan sejak masuk ke sekolah ini saja ia melihat sekelompok laki-laki memandangnya garang.
Mengingat sekolahnya sempat tawuran dengan sekolah ini sampai-sampai mendapat binaan dari polisi. Terlebih wajahnya pasti dikenal semua siswa yang ikut tawuran waktu itu.
"Kamu kenapa?" tanya Xaidan ketika mereka tiba di depan pintu ruang OSIS.
"Hah? Nggak kok, cuma liat-liat aja," Liora menetralkan ekspresinya, "janji ya nggak lama? Aku bosen."
Xaidan mengangguk, "Semoga nggak lama, kalau kamu bosen ke kantin aja."
Kepala gadis itu sontak langsung menggeleng, "nggak laper, ikut bareng kamu aja."
"Yaudah, yuk masuk."
_~_
"Makasih ya, Xaidan. Udah dateng di SMA 24, semoga acara gabungan sekolah kita nanti bisa berjalan lancar." ucap seorang gadis cantik berseragam putih abu-abu yang tingginya hampir setara Xaidan. Gadis itu tersenyum lebar sejak Xaidan masuk dan seolah melembut-lembutnya suaranya.
Hal itu membuat Liora terbakar api cemburu, apalagi perbincangan mereka di dalam seakan hanya kedua ketua OSIS dari beda sekolah saja yang di sana, sementara Liora hanyalah bagaikan dayang-dayang Xaidan yang tidak dianggap.
"Sama-sama, Naya. Saya mewakili SMA 45 berterima kasih juga atas kerja sama kalian," balas Xaidan formal.
Ketua OSIS SMA 24 yang bernama Naya mengambil ponselnya dari saku roknya, "Ohiya, bagi nomornya dong. Kali aja ada hal lain yang mau diobrolin."
Tidak tahan lagi terus diam, Liora akhirnya mengeluarkan suara.
"Kayaknya sih udah nggak ada ya, kan?" tanya Liora pada Xaidan, laki-laki itu mengangguk, "kalau ada nanti hubungin aku aja, Kak. Kebetulan aku Waketosnya." ucapnya menekan kata 'Waketos' agar gadis tinggi itu tahu eksistensinya.
Wajah Naya berubah masam. Liora berusaha agar tidak tertawa.
"Jadi kasih nomor nggak, kak?"
"Iya nih catet nomor," Naya menyebutkan nomornya tak minat.
Liora menyimpan nomor itu dengan nama kontak "Ketua OSIS Genit", lalu tersenyum memperlihatkan deretan giginya, "Udah kan? Kami pergi dulu ya, bye!"
Gadis itu berjalan sambil menarik Xaidan yang menyembunyikan tawanya sejak tadi. Laki-laki itu tahu pacarnya sedang cemburu.
"Kamu cemburu ya?" tanya Xaidan menggoda.
Liora menggeleng, "kagak tuh,"
Telunjuk Xaidan menoel hidung mancung Liora, "Bohong, itu muka di ruang OSIS tadi kusut banget."
Bibir Liora pun tak dapat menahan untuk tersenyum, "Iya! Kenapa?!" ketusnya.
Xaidan mencubit kedua pipi pacarnya gemas, "Gemes!"
"Tau ah, ayo pulang," Liora berjalan pergi lebih dulu disusul Xaidan.
_~_
"Mau makan bakso nggak?" tanya Xaidan menengok belakang sembari mengendarai motornya melewati jalan samping sekolah tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]
Teen FictionLeander dan Liora Antares adalah kembar dengan sifat yang bertolak belakang. Putra-putri dari keluarga kaya, dikelilingi oleh orangtua serta keluarga besar yang menyayangi mereka, tampak sempurna bagi orang yang melihat. Sedikit yang tahu termasuk m...