Chapter 28

127 10 0
                                    

Enjoy!

"Kita putus."

Dua kata mengejutkan bagi seorang laki-laki berjambul tinggi itu. Devano melebarkan matanya pada perempuan yang duduk santai tanpa dosa. Mereka berdua sedang makan berdua di kantin saat istirahat, dan Liora mengucapkan kata-kata itu sambil ia makan.

"Kamu nggak bisa gitu dong? Aku salah apa emangnya?!" tanyanya dengan nada tinggi, "oh gara-gara kemarin itu? Gara-gara cowok miskin berandalan itu?!"

Liora memutar bola matanya malas. Mengapa mantan-mantannya selalu menyalahkan cowok lain ketika ia memutuskan hubungan dengan mereka karena sifat buruk mereka sendiri.

"Ya males aja, pengen ngejomblo." alasan klise gadis itu, "udah ah, pokoknya kita putus sampe di sini." Ia ingin berdiri pergi namun tangannya dicegat laki-laki iti lagi.

"Masa gitu doang kamu putusin aku?" Devano melembutkan suaranya, "beri kesempatan sekali lagi, ya? Selama pacaran aku nggak pernah mengekang kamu, kok. Kamu tawuran aja aku nggak marah." bujuknya.

"Kan gue udah bilang alasannya. Udah, jangan maksa. " Liora menarik tangannya namun tak dilepaskan.

Devano menggeleng, "gue nggak bakal lepasin lo, sampai lo bilang alasan yang sebenarnya!" ucapnya dengan nada kembali meninggi.

Tanpa sadari keributan mereka mengalihkan perhatian siswa siswi di sekitar mereka.

"Itu alasannya, ngeyel banget sih." ucap ketus Liora karena tangannya masih dipegang kuat.

"Nggak mungkin gara-gara alasan tolol lo itu! Lo kira gue bego?!" sembur Devano kasar, tangannya semakin meremas pergelangan kecil Liora. Gadis itu meringis dan memandang Devano takut, mantan pacarnya itu terlihat seram saat marah. Tak ada lagi sosok lembut yang memperhatikannya saat ia makan.

"Gue cuma nggak mau lagi sama lo! Lo tukang ngekang! Kasar!"

Devano tersenyum miring. "Kasar? Lo gimana? Gue tau lo tukang bully di sekolah lama, kan? Terus berapa cowok lagi yang lo pacarin selama sama gue?!"

Perkataan Devano membuat Liora terdiam, mengapa laki-laki itu bisa tahu semuanya.

Laki-laki itu tertawa merendahkan. "Apa jangan-jangan lo putusin gue, karena udah ada cowok yang bisa puasin lo?"

Bug

Tangan kanan Liora yang bebas meninju tepat di bibir Devano yang sedang tersenyum kemenangan. Devano sempat terhuyung ke belakang hingga pegangan tangannya terlepas.

"BRENGSEK LO! LO KIRA GUE CEWEK APAAN?!" teriak Liora marah, ia melemparkan gelas plastik berisi minuman dingin tepat pada tubuh Devano hingga seragamnya basah.

Suasana kantin yang ramai menjadi hening karena umpatan Liora. Devano tak tinggal diam, ia berdiri dari kursinya ingin membalas pukulan dari gadis yang telahh merendahkan harga dirinya di depan orang banyak.

Ia melayangkan kepalannya ke arah wajah Liora namun tangannya dihalang oleh tangan kekar seseorang dan dipelintir orang itu.

Devano menggeram melihat siapa pelakunya. "Nggak usah ikut campur lo ketos!"

Xaidan menatap Devano datar. "Gue nggak ikut campur, gue cuma nggak mau lihat cewek dipukul sama cowok banci kayak lo!"

"Dia duluan mukul gue!"

"Ya harus lo balas? Gue lihat dari tadi lo duluan yang ngerendahin dia."

"Lepasin gue!"

Xaidan melepaskan pelintirannya. "Pergi lo dari sini!" usirnya. Devano menatap tajam pada Xaidan dan Liora.

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang