Yang lagi puasa, semangat puasanya!
Enjoy!
Sesuai dengan janjinya, Leander menemani Alvaren untuk membeli mainannya di salah satu Mall terbesar di kota itu. Tanpa mengganti baju mereka langsung ke sana, tak ada rencana apa-apa sebelumnya karena niat Alvaren hanyalah untuk membawa Leander pergi dari Rain tadi.
"Beli apa lo?" tanya Leander pada Alvaren yang sedang mengetik ponselnya.
Alvaren yang sedang mengirimkan chat ke Liora, bahwa ia berhasil menjauhi Leander dari Rain dengan cara ke Mall langsung memasukan kembali ponselnya.
"Eh ini, katanya ada hot toys Batman baru dirilis barengan batmobilenya. Mana ya... nah ini!" Laki-laki itu mengambil kotak besar berisikan barang yang ia maksud. Matanya langsung membulat melihat harga yang tertera pada mainan itu.
"Anjir harganya seharga motor impian gue!" serunya dalam hati.
"Itu, kan? Bagus juga," Leander mengambil alih mainan itu sambil mereka berjalan menuju kasir, "lu tumben dibolehin beli mainan semahal ini sama Tante Ren,"
"Gara-gara adek posesif lo nih!" batin Alvaren protes. Dengan berat hati ia menyodorkan kartu debitnya kepada kasir. "Nggak mau tahu, Lio harus ganti duit tabungan gue buat beli motor!"
"Hadiah dong, kemarin gue kan bantu-bantu di studionya Mama." jawab Alvaren mencoba santai agar Leander tak curiga.
"Hmm, serah deh. Udah yuk, gue mau jemput Lio. Dia di kantor polisi." ucap Leander kemudian berjalan lebih dulu menuju mobil.
"Lah kenapa? Tawuran lagi?" Alvaren terkejut.
"Enggak-- hmm dikit deh. Kemarin dia mukul mantannya kak Echa sampe bonyok, karena macem-macem sama kak Echa."
Alvaren melongo, "wah kurang ajar tuh laki-laki!" sembur laki-laki itu.
Leander pun menceritakan masalah yang diceritakan Liora pada keluarganya semalam, seperti Liora, Alvaren dan Leander juga menganggap Resya sebagai kakak perempuan mereka. Tentu mereka mendukung tindakan Liora ketika sosok kakak perempuan mereka diperlakukan kasar oleh laki-laki lain.
_÷_
Setibanya mereka berdua di parkiran kantor polisi, terlihat dua yang mereka cari sedang berjalan keluar bersama seorang laki-laki berseragam sama dengan Liora.
Leander dan Alvaren langsung berasumsi itu adalah pacar baru Liora. Ya, bukan hal baru mereka melihat gadis jahil nan playgirl bersama laki-laki yang berbeda setiap bulannya-- bahkan kalau mood setiap minggu. Alvaren memanggil mereka, sehingga yang dipanggil pun menghampiri.
"Kalian ngapain di sini?" tanya Liora heran.
"Tadi abis dari Mall, beli mainan. Terus mau jemput princess tercinta." jawab Alvaren lebih ke sindiran. Ia ingin bermain-main dengan pacar baru Liora. Namun dari ekspresi laki-laki jangkung itu hanya biasa saja.
"Gimana tadi?" tanya Leander.
"Ternyata si mantannya Kak Echa itu udah bikin tuntutan, tapi Om Reza sama Om Bryant nuntut balik dengan bukti lebih kuat, jadi Lio bebas deh," Liora menjelaskan hal yang didengarnya tadi.
Alvaren mengangguk lega, "Kak Echa, gimana? Tenang aja, Kak. Cowok itu pasti bakal lama di penjara, biar dia tobat." Ia merangkul gadis yang lebih tua darinya.
"Sekalipun dia keluar, berani-berani ngancem kakak lagi. Tenang ada kita." tambah Leander.
"Sama, belum puas nendang anunya!" sebut Liora berapi-api, ia bahkan tak sadar mengucapkan kalimat frontal dihadapan Xaidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]
Teen FictionLeander dan Liora Antares adalah kembar dengan sifat yang bertolak belakang. Putra-putri dari keluarga kaya, dikelilingi oleh orangtua serta keluarga besar yang menyayangi mereka, tampak sempurna bagi orang yang melihat. Sedikit yang tahu termasuk m...