Enjoy!
"Ini Lio?" Leander tiba-tiba datang memasuki kamar rawat, ia menunjukkan sebuah video dari sosial medianya.
Liora yang sedang makan hingga ayam gorengnya hampir terbang dari mulutnya, ia langsung berdiri dan merebut ponsel Leander. Alrine tak sempat melihat jelas, namun suara keramaian dan umpatan Liora terdengar jelas.
"Lean dapet darimana?" tanya Liora berbisik dan menatap horror kakaknya, memang video itu sempat viral di grup angkatannya. Tapi bagaimana Leander mendapatkan video itu.
"Tik-tok," Mata Liora melebar, ia sendiri melihat videonya yang diposting oleh akun tak dikenal mendapat jumlah likes yang banyak.
"Sejak kapan main tik-tok?"
"Dikirim Tian, udah Lio jangan ganti topik deh. Ini udah dua hari lalu dan Lio nggak cerita apa-apa,"
Liora merengut, "Iya-iya, tapi Lio self-defense doang itu." alasannya.
Leander menghela nafas, lalu mengacak rambut adiknya gemas.
"Makanya hati-hati milih pacar," bisik laki-laki itu pada Liora.
"Tolong jelasin, Mama nggak ngerti." tanya Alrine penasaran, putrinya pun menggaruk tengkuk.
"Mama jangan marah, ya?" Liora menujukkan cengirannya, "Sebenarnya Lio udah pacaran, eh udah mantan sih. Dia sempat datang ke sini bareng temen-temen Lio waktu Mama masih belum sadar, Lean sama sepupu-sepupu juga udah tahu."
Alrine mengangguk lalu tersenyum, ia sebenarnya tidak melarang anak-anaknya untuk pacaran karena ia percaya anak-anaknya cukup cerdas dalam menjaga batas dalam berpacaran.
"Terus videonya?"
Liora hanya diam memainkan kukunya ketika Leander menunjukkan video di ponselnya pada Mamanya. Sang Mama terkejut sesaat ketika melihat Liora hampir akan ditampar mantan pacar anaknya itu untung saja seorang laki-laki muncul menghalangi tangan besar yang melayang.
"Lio jujur, selama pacaran nggak diapa-apain sama dia?" Alrine menatap anaknya serius, suaranya menegas namun terdapat kekhawatiran di sana.
Liora menggeleng tegas, selama berpacaran bahkan ia membatasi kontak fisik bertemu saja berdua jarang. Karena Liora selalu bersama Dilla di sekolah.
"Enggak, Ma. Lio kaget, dia bisa sekasar itu. Waktu pacaran aja dia baik banget sama Lio."
Hembusan nafas keluar dari mulut sang Mama, anaknya sudah mulai dewasa namun manusia tak dapat ditebak. Hari ini saja orang yang dikenal baik, tidak menjamin besok ia tetap baik.
"Lean, Lio. Mama nggak larang kalian pacaran, Mama percaya kalian. Tapi kadang kita nggak boleh terlalu percaya pada orang lain, mantan Lio contohnya. Mama harap kalian bijak milih pasangan, karena apa yang kalian pilih, kalian harus siap bila orang itu nggak sesuai ekspetasi kalian. Oke?" ucap Alrine menasehati, ia mengusap kepala dua kembarnya.
"Siap, Ma." jawab kembar, lalu mengecup pipi kanan dan kiri Mama mereka.
"Satu lagi, kalau kalian punya masalah apapun itu sama siapapun itu. Kalian harus cerita sama Mama, ya!" tambahnya serius. Firasatnya sejak kecelakaan menjadi tidak tenang, seseorang sedang berusaha membahayakan dirinya dan keluarganya. Ia tidak paranoid, ia hanyalah seorang ibu yang begitu mengkhawatirkan anak-anaknya.
"Lagi ada apa nih mesra-mesraan nggak ajak Papa," Kedatangan Lionel beserta kantung-kantung berisi makanan yang dibawakan oleh bodyguard lebih tepatnya suruhan Sierra, disambut meriah oleh anak-anaknya. Liora dan Leander langsung mengambil makanan-makanan yang dibawakan tanpa lupa berterima kasih. Pria berbadan besar tanpa ekspresi hanya berucap "Sama-sama." lalu pergi dari ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]
Ficção AdolescenteLeander dan Liora Antares adalah kembar dengan sifat yang bertolak belakang. Putra-putri dari keluarga kaya, dikelilingi oleh orangtua serta keluarga besar yang menyayangi mereka, tampak sempurna bagi orang yang melihat. Sedikit yang tahu termasuk m...