Chapter 26

134 8 0
                                    

Maap kalo banyak typo

Jangan lupa vommentsnya!

Enjoy!

Suasana kamar rawat Liora tadi kini mulai ramai karena kedatangan teman-teman si kembar. Leander dan Liora pula cukup terhibur dengan kehadiran sahabat-sahabat mereka. Ditambah Devano, pacar Liora yang datang membuat heboh saudara-saudaranya.

Brandon dan Alvaren tak menyangka selera sepupunya adalah laki-laki asia tak terlalu tinggi tak juga pendek berambut jambul ke atas macam ayam jago. Mereka berdua kini dalam mode bodyguard membuat tontonan menarik semua anak remaja di dalam sana.

"Anak mana lo?" tanya Alvaren menyelidik sambil bersedekap dada.

"Gue SMA 45." jawab Devano canggung ia memandang pacarnya untuk meminta bantuan sedangkan pacarnya itu hanya mengangkat bahunya tak mau ikut campur.

"Heh! Kalo ditanya lihat orangnya. Lio juga nggak bisa nolongin lo."

"Kenapa Lio bisa mau sama lo, jambul ayam?" tanya Alvaren mengundang tawa orang-orang di situ.

"Jambul teriak jambul! Lo juga punya jambul ya, Va!" sahut Sebastian.

Alvaren merapihkan jambul rapihnya, "sorry punya gue bagus, rapih, nggak ngembang ke atas."

Knock knock

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka, di sana Rama berdiri dengan tangannya yang masih digips serta wajah yang diperban.

"Siang," ucapnya canggung karena ditatap semua orang.

"Weh Rama, masuk masuk!" sahut Gilang yang sudah mengenal Rama.

Rama berjalan menuju Liora yang duduk di ranjang berdampingan dengan Leander, ia melepas tasnya menaruh ke lantai lalu mengeluarkan sebuah tupperware berisi makanan menyodorkannya kepada Liora.

"Ini rendang dari Bunda, biar lo enakan." ucap Rama lalu tersenyum.

Liora membalas senyuman pemuda itu dan menerima makanan yang terlihat enak itu, "Makasih ya, salam buat Bu Hilda. Btw tangan lo gimana?"

"Udah mendingan kok, tapi masih butuh 2-3 minggu buat dilepas gips nya." jawab Rama mengangkat lengannya.

"Iya deh, kita-kita jadi nyamuk!" sindir Dilla.

"Bentar dulu nih, masa pacarnya belom jawab Q&A." tambah Alvaren karena pertanyaanya belum dijawab.

Mendengar kata "Pacar" Rama langsung menengok ke arah laki-laki berjambul yang di depan Alvaren yang sementara menatapnya tak suka.

Rama membalas tatapan Devano, ia pun duduk di samping Gilang. Aroma-aroma persaingan menguar antara kedua pemuda itu.

_÷_

Waktu berjalan cepat hingga matahari mulai terbenam, teman-teman Leander dan Liora sudah pulang. Sementara di dalam kamar tersisa kembar, Brandon, Alvaren dan Devano.

"By, mau makan apa?" tanya Devano lembut.

"Makan rendang yang dibawa Rama dong." jawab Liora karena sedari tadi aroma rendang membuatnya lapar.

Devano mengernyit tak suka, "Suster tadi bawain makanan. Mending kamu makan itu deh, kan baik buat kesehatan kamu."

"Loh? Aku kan cuma pingsan doang, bukan sakit." bela Liora.

"Makan nasi sama sayur ini aja ya? Biar kamu fit lagi? Kita nggak tahu rendangnya mungkin bisa--" ucapan Devano terpotong oleh deheman Leander.

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang