Chapter 27

126 10 0
                                    

Bonus part

Enjoy!

Hari ini kembar sudah kembali bersekolah, mereka tak bisa lama-lama meliburkan diri dengan alasan menjaga sang Mama. Karena titah Alrine sendiri yang mengharuskan mereka.

Leander tiba dalam kelasnya dan memilih untuk langsung duduk pada kursinya lalu menenggelamkan kepalanya dalam lipatan tangannya.

"Lean," Ia mendengkus akibat suara centil yang memanggil namanya, dengan malas ia mendongak dan memandang gadis yang memanggilnya.

"Gue lagi nggak mood, sana," usir Leander halus, meski ia kesal ia tak boleh berkata kasar kepada perempuan.

Donna memanyunkan bibirnya, namun tetap menyodorkan sekotak makanan pada laki-laki pujaannya.

"Ini Donna masak pagi-pagi loh, buat Lean. Semoga bisa bikin mood Lean balik ya!" ucap Donna lalu tersenyum manis.

Leander sedikit terperangah dengan kelakuan perempuan yang mengejar-ngejarnya semenjak SMP. Merasa tidak enakan, ia pun menerima kotak makan itu.

"Makasih, ya." ucapnya lalu tersenyum tipis membuat Donna dan teman-temannya menahan untuk berteriak.

"Dicobain dong, sini aku suapin." Donna ingin menyuapi Leander namun dicegah Alvaren yang baru datang.

"Eh eh, nggak dicek dulu? Kali aja dikasih pelet." sanggah Alva.

"Ih Alva suka fitnah, mana ada gue masak sendiri nasi gorengnya. Tanpa MSG apalagi pelet." Donna membela dirinya.

"Halah, emang bisa masak?"

"Bisa dong!"

"Stop stop!" Leander melerai keributan itu, "nggak apa-apa gue masih bisa makan sendiri." Ia pun mengambil sesendok nasi goreng yang terlihat enak itu dan memasukan itu ke dalam mulutnya.

Ia sempat terdiam sesaat, karena rasa nasi goreng itu adalah nasi goreng terenak yang pernah ia makan.

"Tuh, kan! Lean jadi diem! Lo masukin apa dalam situ?" tuduh Alva gencar membuat Donna menegang.

"Nggak enak, ya?"

Leander menggeleng cepat, "enak kok, ini nasi goreng terenak yang pernah gue makan. Thankyou."

Donna dan teman-temannya melega, mereka tampak senang Leander menyukai nasi goreng yang diberikan.

"Ah masa, cobain dong." Alvaren mengambil sendok sepupunya dan menyicip nasi goreng yang katanya dibuat Donna.

Kedia alis Alvaren terangkat heran, sejak kapan cewek semanja Donna dapat memasak makanan seenak ini.

"Tuhkan gue bilang, masakan gue itu pasti enak!" sahut Donna percaya diri, "makan yang banyak ya, Lean, ohiya get well soon buat calon mertua." ucapnya lagi lalu melenggang menuju mejanya.

Leander mengangguk lalu melanjutkan makannya yang terjeda, kapan lagi dapat makanan enak dan gratis seperti ini.

Sementara tak jauh dari sana, seorang gadis menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan penuh kekecewaan. Ia meremas perutnya yang berbunyi membutuhkan asupan, karena ia harus merelakan makanan yang ia masak tadi pagi untuk bekalnya diambil paksa oleh tiga gadis sekelasnya. Lalu diberikan untuk laki-laki itu makan. Entahlah apa yang harus ia lakukan, hidupnya sudah terlalu berat untuk memikul beban lain.

_÷_

Pelajaran olahraga adalah salah satu mata pelajaran yang digemari Leander, ia bisa berolahraga sambil mempelajari materi.

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang