Lama nggak up hehe
As always dont forget to vote and comment!
Enjoy!
Tiba pada waktu istirahat, semua murid berhamburan keluar kelas melepas penatnya pikiran dari pelajaran-pelajaran yang memusingkan.
Berbeda dengan Leander yang menolak ajakan teman-temannya untuk ke kantin, ia memilih untuk tidur di kelas saja. Duduk di belakang mendatangkan kantuk baginya.
Tak sampai lima menit ia terlelap, Alvaren datang menepuk pundaknya.
"Apa?!" tanya Leander kesal. Ia baru saja tertidur.
"Buset, bro! Lo pms?" canda sepupunya garing, "Lio di kantin nyariin lo."
Tidak menujukkan keterkejutannya sama sekali, melainkan laki-laki itu menenggelamkan kepala dalam lipatan tangannya dan menghembus nafas kasar.
Ia hanya ingin tidur! Tolong!
Laki-laki itu pun berdiri tegak lalu berjalan menuju kantin dengan malasnya. Kantin tampak ramai, namun ia tetap menemukan teman-temannya beserta adiknya yang nampak menonjol dari banyaknya murid-murid di kantin itu, sedang menyuruh-nyuruh antek-antek Donna untuk membelikan makanan layaknya pelayan.
Leander mendudukkan pantatnya kasar di samping adiknya membuat Liora mengernyit melihat wajah masam kakaknya.
"Ada apa gerangan sih, kakakku tersayang?" Liora meraba kening Leander, barangkali kakaknya demam, "enggak sakit kok."
Teman-teman Leander ikut menyaksikan dua kakak-adik yang sering disebut siblings goals itu.
"Ngantuk," jawab Leander singkat.
"Owalah kambing, kirain kenapa." celetuk Kristo seketika sebua kerupuk melayang tepat pada wajahnya membuatnya mengaduh.
"Kembaran gue bukan kambing!"
Kristo mengusap jidatnya yang tak berdosa, "iya-iya maap keceplosan."
Leander tak menghiraukan temannya yang dianiaya dengan kerupuk, ia hanya menyandarkan kepalanya nyaman ke bahu Liora dan terlelap. Gadis itu pun tak keberatan malah mengelus kepala kakaknya. Tentu saja semua yang memandang mereka iri dengan pemandangan tersebut.
"Dapet adik kayak Liora pungut dari mana ya?" bisik Sebastian pada Kristo.
"Pungut-pungut! Lo mau dilempar piring?" bisik Kristo dengan nada ketus.
"Kalian kok udah ke sini kan belom jam pulang sekolah, bolos ya?." tanya Alvaren curiga pada Liora dan Dilla.
"Guru-guru pada rapat, jadi dipulangin cepet." jawab Dilla setelah menyeruput jus alpukatnya.
"Btw cewek yang namanya Rain mana?" tanya Liora tak terlalu keras karena kakaknya sedang tertidur.
Donna menunjuk ke arah gadis yang sedang memperhatikan mereka, "Tuh, yang sana lagi liatin lo!"
Mata Liora memandang gadis yang ditunjuk Donna. Gadis dengan rambut yang diikat, penampilan rapih, tidak feminim dan tidak juga tomboy seperti Dilla. Berwajah blasteran Chinese dan Jawa, cukup cantik. Kata Donna ia pintar, salah satu tipe kembarannya. Menurut Liora, ia terlihat introvert karena duduk sendiri padahal di deretan kursinya ada murid-murid lain.
Gadis yang bernama Rain itu pun terlihat gelagapan karena Liora menatapnya juga. Ia pun membereskan bekalnya dan pergi meninggalkan kantin.
Bibir Liora tertarik, mau dekati kakaknya? Lolos dulu tes darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]
Teen FictionLeander dan Liora Antares adalah kembar dengan sifat yang bertolak belakang. Putra-putri dari keluarga kaya, dikelilingi oleh orangtua serta keluarga besar yang menyayangi mereka, tampak sempurna bagi orang yang melihat. Sedikit yang tahu termasuk m...