Enjoy!
"Woi Ram!"
Cipratan air membangunkan seorang lelaki dari tidur, Rama berdiri tiba-tiba teringat dengan kejadian tadi.
"Lio! Aw!" Ia terduduk ketika merasakan nyeri pada kaki kanannya.
Ctass
Dilla menjitak dahi Rama gemas, "Baring dulu napa?!"
"Kita harus cari Lio, dia diculik Genderuwo!"
Ctass
Jitakan lagi diterima olehnya, kini dari Gilang.
"Lo ngimpi? Mana ada!"
Rama mengusap jidatnya yang sakit, "gue serius! Semalem gue ngejar Lio masuk hutan, terus dia dibawa Genderuwo!"
Bukannya percaya, Gilang dan Dilla tertawa terpingkal-pingkal.
"Lo kali yang diculik mba Kunti!" seru Gilang di sela tawa.
Dilla memegang perutnya yang geli, "Rama, Rama, lo itu ya bikin ngakak pagi-pagi!"
"Hah?" Rama memandang mereka berdua bingung.
"Lo itu ditemuin sama Gilang ketiduran di belakang tenda," jelas Dilla setelah menghentikan tawanya, "lagian Liora udah dijemput Mamanya, dari semalem sebelum Api Unggun. Mana ada dia ke hutan malem-malem."
Rama menggaruk kepalanya semakin bingung, kejadian semalam benar-benar nyata. Ingatannya tidak mungkin salah, bahkan ada memar kakinya karena tersandung. Apa sebenarnya yang terjadi semalam?
_~_
Sinar matahari terik menelusuk kamar dari seorang gadis yang tertidur pulas di atas kasur yang nyaman, mata sembabnya tertutup dengan masih menggunakan baju yang sama seperti tadi malam.
Pintu kamar terbuka, memunculkan seorang wanita yang datang membawa nampan dengan sepiring nasi goreng hangat dan air putih di atas serta sebotol kecil berisi pil obat-obatan.
Alrine meletakkan nampan itu di meja samping kasur, kemudian duduk di pinggir kasur itu mengusap kepala hangat putrinya.
"Lio sayang, bangun yuk, sarapan dulu," tuturnya lembut membangunkan gadis yang tertidur pulas, "Morning, sunshine." sapanya lagi melihat tubuh putrinya bergerak.
"Bentar lagi, Ma." balas Liora dengan suara serak.
"Udah mau siang loh, ayo jangan telat makan." bujuk Alrine lagi, akhirnya membuat putrinya bangun dan duduk menyila di atas kasur.
"Suapin," ucapnya manja.
Alrine tersenyum geli melihat kelakuan manja putrinya, namun ia bersyukur putrinya hari ini kelihatan lebih baik daripada semalam. Tangannya pun mengambil piring makanan lalu menyuapi sesendok nasi goreng buatannya untuk putrinya.
"Enak?"
Liora mengangguk antusias setelah menelan makanan itu, "masakan Mama emang nggak ada duanya."
"Iya dong, dari tiga kembar Janvers, masih Mama lebih jago." ucap Alrine menyombongkan diri. Ternyata ucapannya didengar oleh seorang wanita yang mirip dengannya, sedang berdiri di pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]
Fiksi RemajaLeander dan Liora Antares adalah kembar dengan sifat yang bertolak belakang. Putra-putri dari keluarga kaya, dikelilingi oleh orangtua serta keluarga besar yang menyayangi mereka, tampak sempurna bagi orang yang melihat. Sedikit yang tahu termasuk m...