Chapter 30

132 8 0
                                    

Moga minggu ini mulai produktif buat update

Maap banyak typo

Enjoy!

Tak terasa sudah larut malam, dua kembar tertidur pulas di ranjang besar di dalam kamar rawat Alrine yang cukup luas itu.

Alrine dan Lionel belum tidur karena masih memperbincangkan sesuatu yang serius terkait orang yang sengaja menabraknya.

"Coba tanya ke Sierra. Apa ada orang yang ingin kamu celaka karena dia."

Alrine menggeleng, "Dia lagi marah besar di dalam, aku pusing denger dia maki-maki. Sebelum tabrakan juga dia sempat keluar meski terlambat."

"But we need an answer, mumpung anak-anak udah tidur dan nggak ada orang lain di sini." bujuk Lionel karena ia sangat geram dengan orang yang ingin membahayakan nyawa istrinya.

Mendengar bujukan suaminya, ia pun mencoba berbicara dengan sosok gelap dalam tubuhnya.

"Dia lagi emosi, jangan nanya yang sensitif." Lionel mengangguki peringatan istrinya.

"Can we talk?"

"Sembuhkan tubuh lemahmu baru ku keluar dan membunuh bajingan itu."

"Nggak semudah itu. Cepat keluar!" ucap Alrine kesal karena tubuhnya yang sakit dihina. Detik kemudian Sierra mengambil alih raga Alrine,

Lionel sontak berdiri menjauh dari kursinya, mata istrinya tampak lebih menyeramkan dua kali lipat dari yang pernah ia lihat dengan aura membunuh nan kental.

Sosok itu menatap tajam Lionel karena ucapan laki-laki itu beberapa hari lalu yang ingin mengusirnya.

"Untung aja kamu suamiku, kalau tidak sudah kumakan." ucapnya dingin.

"Maaf." Sierra membuang muka tak memepedulikan permintaan maaf Lionel.

"Dia Amelia, jalang licik yang penuh kuasa di Indonesia. Dia kaya, dan mampu membeli hukum hingga sekarang banyak jejak kejahatannya dihapus polisi korup."

"Kenapa dia mengincarmu?"

"Sebab aku membunuh suaminya, sepuluh tahun yang lalu." Nafas Lionel tercekat, dari sekian banyak korban pembunuhan Sierra. Baru kali ini mereka diketahui orang lain.

"Gimana bisa ketahuan kalo itu kalian?"

"Mana kutahu!" Sosok itu menggerutu kesal, "Yang pasti, setidaknya Rin aman di sini."

Lionel memandang kedua anaknya yang tertidur pulas di ranjang yang lain, ia takut akan sesuatu yang buruk mungkin terjadi.

"What about our kids?"

"Babu-babu itu bisa menjaga mereka, dari dekat atau jauh, terserahmu." jawab Sierra mengenai anak buahnya.

Lionel mengangguk sepertinya mereka harus membahasnya bersama kedua anaknya, untuk keamanan mereka juga.

"Thankyou," ucapnya, sosok itu hanya berdehem dan Alrine kembali mengambil alih tubuhnya dengan tatapan kosong.

Menyadari istrinya sudah kembali, Lionel mendekati Alrine dan mendekap tubuh istrinya erat.

"Hei, aku tahu kamu takut. Aku juga. Tapi kamu jangan banyak mikir dulu ya, biar cepat sembuh." ucap Lionel lembut

Alrine mengangguk sebagai balasan, namun pikirannya masih melayang ke mana-mana. Lionel menghela nafas, bukannya ia tidak mencemaskan masalah ini. Ia juga takut dengan wanita bernama Amelia itu, wanita itu jelas tidak tanggung-tanggung membahayakan nyawa istrinya.

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang