Malam harinya di rumah keluarga Antares, Lionel menemani dua anak kembarnya yang sedang menonton animasi superhero favorit. Leander begitu sibuk memperhatikan aksi Batman melawan musuhnya sedangkan Liora tampak memikirkan sesuatu sambil bergelut manja di lengan besar Papanya.
"Papa,"
"Hem?" Lionel menoleh ke samping dimana anaknya sedang memandangnya dengan tatapan sendu, "Kenapa, sayang?"
Liora memainkan jarinya, "Mama pelgi gala-gala Lio ya?" Gadis kecil itu merasa bersalah atas kejahilannya tadi siang, Mamanya pasti kecewa dan pergi tanpa pamit. Tidak seperti biasanya setiap Alrine pergi ia selalu berpamitan dan mengecup sekilas kedua anaknya.
"Loh, enggak kok, Mama lagi buru-buru aja tadi. Lio sama Lean kan lagi mandi." jelas Lionel tidak ingin anak bungsunya sedih. Memang tadi Alrine terburu-buru karena korban Sierra akan melarikan diri dari lokasi.
Liora mengangguk sedikit melega, kemudian mempertanyakan hal yang ia ingin tahu, "Mama kok suka kelual malem, Pah? Kan pelempuan nggak boleh kelual malem sendili."
"Pekerjaan Mama kan mengharuskan Mama harus ke rumah sakit, biar malam," ucap Lionel terpaksa berbohong pada anaknya yang polos.
Anak perempuan itu mengangguk mengerti, "Lio mau tungguin Mama pulang ya, Papa sama Lean tidul aja dulu."
Kedua sudut bibir Lionel tertarik keatas mengulas senyum, disamping sifat Liora yang jahil tetapi ia begitu peduli dengan keluarganya.
"Nggak apa-apa, kita tunggu bareng." ucapnya seraya mengelus rambut lembut Liora.
_÷_
Waktu menunjukkan pukul 12 malam, pintu rumah terbuka memunculkan Alrine yang baru tiba. Ia menaruh kunci mobil di atas meja, dan berjalan menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
Langkahnya terhenti ketika melewati ruang keluarga, disana Lionel tertidur dengan Liora dipahanya sedangkan Leander mendengkur indah di karpet nyamannya.
Alrine merasa bersalah membuat keluarganya menunggunya hingga tertidur. Harusnya sejam lalu ia sudah pulang, namun terjadi kendala sedikit yang membuat ia harus turun tangan dan itu cukup menghabiskan waktu.
Ia menepuk pelan pipi Lionel hingga membangunkan suaminya.
"Eh, baru pulang?"
Alrine menyengir, "ada masalah kecil." Ia menunjuk pada wajahnya yang terciprat cairan merah yang sudah mengering.
Lionel mengangguk mengerti, sudah berapa kali istrinya pulang dengan berlumur cairan merah itu yang artinya Alrine sedikit bermain-main dengan korban Sierra. Lionel tidak begitu mempermasalahkan hal itu, istrinya membutuhkan hiburan semacam itu.
"Yaudah, kamu bersih-bersih dulu. Aku mau pindahin anak-anak." Alrine mengacungkan jempolnya dan melayangkan kecupan singkat pada suaminya. Kemudian ia masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri.
Lionel tersenyum tipis lalu menggendong Liora dan Leander ke dalam kamar mereka bergantian.
Liora merengek karena terganggu tidurnya, membuat Lionel meringis. Akan sulit menenangkan anak itu merengek apalagi menangis.
"Hei, Lio sayang, tidur ya. Shh..." lirih Lionel lembut menidurkan Liora kembali. Namun anak itu tak ingin tenang. Saat ingin mengelus kepala Liora, keningnya terasa panas hingga Lionel khawatir.
"Lio mau hiks ketemu Mama hiks..." ucap anak itu disela tangisnya.
"Iya, sayang, Lio berhenti nangis dulu ya?" Liora mengangguk sesekali menarik ingusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]
Fiksi RemajaLeander dan Liora Antares adalah kembar dengan sifat yang bertolak belakang. Putra-putri dari keluarga kaya, dikelilingi oleh orangtua serta keluarga besar yang menyayangi mereka, tampak sempurna bagi orang yang melihat. Sedikit yang tahu termasuk m...