Chapter 17

146 13 1
                                    

Enjoy!

Liora yang baru tiba, berdiri di depan pintu karena ada guru yang sedang mengajar. Guru itu pun memandangnya ingin memarahinya.

Saatnya Liora berakting, "Pak, maaf banget saya telat. Tadi mobil saya nabrak ibu-ibu sein kiri belok kanan, terus ibu-ibunya marah. Saya jadi ke rumah sakit buat nganter ibu-ibu itu nggak bisa langsung ke sekolah, gimana kalo ibu itu nuntut saya pak--."

"Udah sana kamu duduk, jangan telat lagi di pelajaran saya!" ocehan Liora membuat kuping guru itu panas sendiri.

"Baik, pak. Terima kasih banyak pak." Liora tersenyum semanis mungkin. Lalu berjalan ke meja di samping Dilla.

Liora menaruh tasnya dan duduk.

"Eh beneran?" bisik Dilla penasaran.

Liora mengedipkan matanya, membuat Dilla terkekeh karena sahabatnya baru saja mengelabui guru.

_÷_

Istirahat tiba, Liora dan Dilla memilih untuk ke kantin tentu saja. Dua gadis itu selalu lapar atau sekedar butuh cemilan dari otak yang suntuk akibat pelajaran.

"Lio! Duduk sini aja!" panggil Rama teman baru mereka, yang duduk bersama teman-temannya ada juga Gilang di sana.

Dua gadis itu tanpa pikir panjang langsung duduk di bangku yang kosong di sebelah Gilang.

"Mau makan apa? Gue pesenin,"

"Emm, bakso satu sama es teh aja," jawab Dilla.

"Batagor sama es teh," tambah Liora kemudian mengeluarkan dompet di sakunya namun dicegah Rama.

"Nggak usah, biar gue yang traktir." tolak Rama.

Namun, Liora tetap mengeluarkan uang merah muda dua lembar dan memberikan pada pemuda itu.

"Nih ambil, lo temen gue bukan babu gue. Beliin sekalian buat temen-temen lo," ucap Liora tak ingin diganggu gugat.

Rama tersenyum canggung, ingin menolak tapi perkataan gadis itu tak dapat dibantah. Ia kemudian pergi membeli makanan.

"Eh bocah babi, udah rontgen?" tanya Liora pada Bobbi yang sudah diperban rapih meski ada bagian ujung bibirnya yang masih lebam. Sepertinya laki-laki itu langsung ke rumah sakit Mamanya kemarin.

Bobbi mengangguk.

"Ada yang patah, retak, atau hancur?"

Bobbi menggeleng.

"Bagus, deh. Padahal kemaren setidaknya gue mau patahin tangan lo, tapi malah lo nya ngehindar. Yaudah selamat." ucap Liora santai tetapi seperti kalimat mengerikan bagi Bobbi.

Sementara Dilla dan Gilang terkikik geli dengan nasib malang Bobbi, salah dia sendiri cari gara-gara.

Selang beberapa menit, Rama kembali bersama satu temannya membawakan pesanan Liora dan Dilla.

"Nih, bakso buat Liora dan batagor buat Dilla. Terus es teh dua."

"Thankyou, anjir laper banget gue." ucap Liora kemudian langsung memakan makanannya.

"Harap maklum, ini bocah nggak pernah dikasih makan." cetus Dilla lalu didorong kepalanya oleh Liora, ia pun membalas mendorong kepala sahabatnya itu hingga bakso yang di sendok Liora terlempar.

"Impas," bela Dilla sebelum Liora mendorong kepalanya lagi.

Rama hanya geleng-geleng sambil tersenyum, menurutnya Liora terlihat manis saat makan, meski ganas saat marah.

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang