Chapter 54

83 8 0
                                    

Happy independence day everyone!

Pada ikut lomba makan krupuk ga?

Asal jangan makan hati:)

Kayak author yg dikacangin siders mulu, baca doang kaga vote hehe:')

Enjoy!

Leander mengusap wajahnya frustasi setelah ditinggal adiknya pergi. Ia telah melakukan kesalahan tak semestinya ia lakukan, ucapan beserta tatapan kecewa adiknya terngiang-ngiang di kepalanya. Ia tidak tahu apakah adiknya bisa memaafkannya.

"Lean, maaf gara-gara gue lo jadi berantem sama Lio." ucap Rain merasa bersalah, rahangnya masih terasa perih karena tamparan keras dari Liora namun Rain tahu, ia pantas menerimanya.

Leander mengambil tasnya di lantai parkiran, "gue harus pergi dulu, jaga diri lo." ucapnya singkat lalu menaiki mobilnya.

Ia harus ke rumah sakit, menjelaskan semuanya agar tidak ada lagi rahasia yang tersimpan. Semoga penjelasannya dapat meringankan kesalahannya di mata adiknya.

_~_

Leander membuka pintu kamar inap Mamanya, di sana Papanya sedang tertidur di sofa yang terdapat di kamar itu. Melihat dirinya, senyuman lebar terbit di wajah sendu Mamanya.

Ucapan Liora menohok hatinya tajam, ia merasa sangat bersalah atas semuanya, ia bodoh telah membenci wanita yang telah melahirkannya dan menyayanginya tanpa syarat.

"Ma, maafin Lean, Lean salah," Ia memeluk wanita yang menatapnya lembut dan terisak dalam diam dalam dekapan sang Mama.

Sebagai ibu, Alrine merasa deja-vu pada waktu Leander berumur 4 tahun, ia tahu betul saat di mana perasaan putranya sedang kalut. Laki-laki itu itu akan menangis terisak dalam diam di pelukannya.

Tangan Alrine yang bebas memberi elusan lembut pada kepala putranya, "Rasa sayang Mama ke Lean melebihi segalanya, how can i hate my own lovely son?"

"Thank you, Ma." Leander melepas pelukannya dan mengusap airmatanya,

"Jangan kabur dari rumah lagi," sindir Lionel yang sudah bangun dari tidurnya.

Leander mengangguk pelan menyesali tindakannya semalam, "Lean janji nggak bakal ngulangin sikap Lean semalam."

Lionel dan Alrine tersenyum saling berpandangan.

"Sebenarnya ada hal lain yang perlu Lean jelasin, Lean harap Mama dan Papa nggak cepat berasumsi buruk. Karena Lio dan Lean berantem gara-gara hal ini."

Kedua orangtuanya mengangguk dan siap untuk menyimak, Leander pun mulai menjelaskan perihal Rain hingga statusnya dengan gadis itu saat ini tanpa satu pun kata yang ditutupi.

"Rain cuma sebagai alat Tante Amelia doang, jadi Lean pengen bantu dia lepas dari Mamanya sendiri. Rain udah cukup menderita dengan tekanan batin dan fisiknya."

Lionel dan Alrine tentu terkejut dengan kedekatan putranya dengan putri dari wanita yang beberapa kali membahayakan keluarga mereka, namun melihat kesungguhan dan kejujuran Leander. Keduanya tergerak hati untuk membiarkan putra mereka yang sudah dewasa mengambil pilihannya sendiri.

"Jika itu yang Lean mau, Mama akan dukung," Alrine menuturkan keputusannya, "dengan syarat, Lean jelasin semuanya ke Lio dan kalian harus berbaikan. Mama nggak suka kalian berantem."

"Iya, Ma. Lean bakal berusaha baikan sama Lio."

"Ohiya, btw Lio kemana?" tanya Alrine menyadari putrinya yang belum muncul.

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang