Chapter 13

177 17 0
                                    

Klik bintangnya jan lupa:*

Enjoy!

Sama seperti Leander yang sedang mengikuti kegiatan MOSnya, di sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri 45, Liora sedang berdiri dengan berkalungkan papan nama dari kardus dan tali plastik.

Nama : Liora Abigail Antares
Umur : 15 tahun
Asal Sekolah : Angkasa Junior High School
Hobi : Mengganggu orang

Disebelahnya ada Dilla yang sedang mengipas-ngipaskan papan namanya karena kegerahan.

"Gila panas banget ini sekolah nggak ada pohonnya sama sekali. Mana matahari di atas kepala juga." Dilla mengeluh karena di sekolah lama mereka masih banyak pohon asri dan taman di sana sehingga meskipun upacara di siang hari mereka tidak kegerahan separah ini.

"Ngeluh terus! Mending cari si Babi itu." celetuk Liora mengundang tawa keras Dilla.

Dilla memukul lengan Liora, "Bobbi kali, ah nama orang lu ganti-ganti."

Tanpa sadar tawa Dilla membuat perhatian murid-murid dan kakak-kakak kelas menengok ke arah mereka.

"HEH DUA CEWE DI UJUNG!" bentakan nyaring perempuan dengan mikrofon mengagetkan mereka dan murid-murid lain.

"Maju kalian sini!" suruh kakak kelas yang membentak mereka tadi.

Liora dan Dilla pun berjalan maju ke depan tanpa dosa.

"Kenapa ya, kak?" tanya Liora pura-pura polos.

Kalimat yang dilontarkan Liora memancing amarah sang kakak kelas, "Kenapa? Masih nanya lagi salah kalian dimana?!"

Masih dengan tampang polos, mereka berdua mengangguk.

Mulut sang kakak kelas itu melebar, entah kedua gadis di depannya benar-benar polos atau pura-pura. Mereka punya nyali yang besar untuk terlihat biasa saja di depan semua murid dan kakak kelas lainnya.

"Jian, ini kenapa lama-lama? Panas tahu," seorang laki-laki jangkung menarik perhatian mereka terlebih Liora karena laki-laki nan tinggi tapi berisi itu berdiri di menutupi sinar matahari.

Kakak kelas tadi agak kaget karena kedatangan laki-laki itu, "Kak Idan, ini mereka bikin keributan."

Liora mengernyit, "keributan macam apa? Perasaan tadi teman saya cuma ketawa doang, kak."

"Doang?" beo Jian

"Udah-udah kasihan anak-anak lain, abis ini istirahat aja terus lanjutin ke lapangan indoor bulutangkis." tegas laki-laki bernama Idan itu.

Jian mengangguk patuh dan membubarkan barisan, semua siswa siswi pergi dari lapangan yang panas itu. Laki-laki itu pun ikut pergi, tersisa Jian, Dilla dan Liora yang terus memperhatikan punggung lebar itu menjauh.

"Gila, anak negeri ada yang ganteng juga." bisik Dilla dengan jiwa pencari goodlookingnya.

"Ah masih gantengan kembaran gue." Liora mengakui ketampanan kakak kelas yang dipanggil Idan itu, namun faktanya kakaknya adalah laki-laki tertampan. Papanya saja lewat.

Maaf Papa, anakmu berkata sejujurnya.

"Yaudah gue pacarin kembaran lo aja deh." goda Dilla langsung dihadiahi tamparan oleh Liora.

"Mau bonyok? Bilang," ucap Liora tajam.

"Posesif amat jadi adek, lo mau Lean perjaka seumur hidup?!"

P.S Don't Tell Anyone [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang